24

34 10 1
                                    

Rombongan Star High School sudah pulang dari Bumi Perkemahan. Sekarang bis terparkir di halaman depan Star High School. Giselle, Karina, Renjun, Jeno, Haechan, Jaemin sudah berkumpul.

"Giselle, gue anterin ya pulangnya." Ajak Jaemin.

"Eh nggak usah." Tolak Giselle.

"Kenapa?" Tanya Jaemin.

"Gue nunggu jemputan mama papa gue aja." Jawab Giselle dengan senyuman.

"Ohh gitu. Yaudah, gue temenin ya sampe mama papa lo dateng." Tawar Jaemin.

Giselle mengangguk, "Oke."

"Lo pulang bareng gue aja. Ibu gue nyuruh gue nganterin lo pulang dulu, karena mama papa lo lagi sibuk kerja dan minta tolong ke ibu gue." Ucap Haechan yang menggandeng Giselle.

"Loh? Emang iya?" Tanya Giselle.

"Iya. Nih lo liat aja chatan dari ibu gue di hp gue." Ucap Haechan dengan menunjukan layar handphonenya.

"Oh iya. Yaudah, ayo buruan anterin gue pulang. Gue udah capek banget." Giselle mendorong Haechan untuk segera pergi ke parkiran. Karena Haechan datang kesini itu dengan mobilnya sendiri. Dan memarkirnya di parkiran sekolah.

Akhirnya, Giselle dan Haechan pergi ke parkiran. Tersisa Karina, Jeno, Jaemin, dan Renjun. Mereka berempat saling diam.

"Ini napa jadi diem diem doang deh?" Tanya Renjun heran.

"Jen, pulang bareng yuk." Ajak Karina.

"Emang tante nggak jemput lo?" Tanya Jeno.

"Nggak kayaknya. Soalnya gue telponin terus nggak jawab jawab." Ucap Karina.

"Ohh. Yaudah ayo." Jeno dan Karina pun pergi. Tersisa Jaemin dan Renjun.

Mereka berdua saling menatap.

"Apa lo liat-liat gue? Mau nebeng ke gue ya?" Sewot Renjun.

"Kagak lah. Gue ada bawa motor sendiri kok."

"Terus ngapain lo ngeliatin gue?"

"Ya kan gue punya mata. Lo ada di depan gue, emang salah kalo gue ngeliatin lo?"

"Ya gue takut aja kalo lo tiba-tiba suka sama gue gegara lo putus sama Giselle." Ucap Renjun dengan watadosnya.

"Sialan! Gue nggak bakalan belok kali." Ucap Jaemin dengan menendang kaki Renjun. Renjun sih hanya tertawa ngakak dan berlari meninggalkan Jaemin, kabur dari amukan Jaemin.

✷⁠‿⁠✷

Giselle dan Haechan sudah sampai di depan rumah Giselle. Giselle keluar dari mobil Haechan.

"Mau mampir dulu nggak, Chan?" Tawar Giselle.

"Nggak dulu deh. Gue udah cape. Pengin tidur di kamar gue." Ucap Haechan.

"Oke deh. Thanks ya udah nganterin gue."

"Iya, sama-sama. Kalo gitu, gue titip salam buat om dan tante ya. Bye."

"Bye bye. Hati-hati, Chan."

"Yoi."

Haechan pun sudah pergi dengan mobilnya. Giselle dengan menggendong tas ranselnya berjalan masuk ke dalam rumah. Rumahnya sekarang sepi, tentu saja sih. Kan mama papanya sedang sibuk dengan kerjaannya. Giselle segera menaiki tangga untuk bersih bersih dulu lalu tiduran di atas kasur kesayangannya. Dirinya sudah merindukan kasur empuk yang ditinggalkan hampir seminggu itu.

✷⁠‿⁠✷

Giselle sekarang sedang berkumpul bersama mama papanya di ruang keluarga. Mereka sedang menonton TV bersama.

"Mama, papa." Panggil Giselle.

"Kenapa sayang?" Tanya mamanya yang mengelus rambut Giselle.

"Waktu camping ya, Giselle ketemu sama orang yang wajahnya itu mirip banget sama Giselle."

Mama dan papa saling memandang, lalu menatap Giselle.

"Masa sih?" Tanya papanya ragu.

"Beneran pa. Aku nggak boong. Kalo nggak percaya, tanya aja sama Jaemin atau Haechan. Mereka juga ngeliat perempuan yang mirip Giselle itu. Bahkan kayaknya semuanya juga sadar kalo Giselle sama cewe yang mirip Giselle itu mirip."

"Mungkin itu salah satu dari tujuh kembaran kamu kali. Kan ada tuh yang kata orang, setiap manusia mempunyai tujuh orang kembaran." Ucap mamanya.

"Mungkin emang bener sih. Berarti, Giselle tinggal nyari enam orang yang mirip Giselle lagi ya."

Papanya tertawa, "Ngapain kamu nyari-nyari segala? Emang kamu bakal ngapain kalo udah nemu semua orang yang mirip kamu hm?"

"Ya nggak aku apa apain sih. Tapi, beneran kan aku nggak punya kembaran kandung? Takutnya dia beneran kembaran aku. Mama lahirin anak kembar. Terus anak kembar mama satunya diculik. Dan baru ketemu pas aku udah gede."

Sekarang mama dan papanya yang tertawa. "Astaga sayang, kamu kebanyakan nonton drama ya. Mama beneran nggak punya anak kembar."

"Betul sayang. Papa juga nggak punya anak kembar."

"Tapi mirip banget lohh. Nggak mungkin banget kalo itu cuma kebetulan. Soalnya bener-bener semirip itu."

"Kamu udah coba kenalan nggak? Sesekali ajak kesini dong, supaya ketemu mama sama papa. Kita berdua pengin liat beneran semirip apa sih sama kamu?" Ucap mamanya Giselle yang diangguki papanya.

"Mirip banget asli. Kalo mama sama papa nggak kenal Giselle banget, pasti bakalan ketuker. Susah nyari aku yang asli. Soalnya, ada temen aku yang nggak bisa bedain mana aku mana dia tau."

"Temen kamu matanya sliwer kali, makanya nggak bisa ngeliat kamu yang asli."

"Nggak loh. Matanya bener sehat kok. Nggak sliwer. Emang dasarnya aja mereka nggak terlalu kenal Giselle banget. Buktinya, Jaemin, Karina, Haechan, mereka kan kenal semua tentang Giselle, tau loh. Bisa bedain." Jelas Giselle.

"Hmm, jadi makin penasaran nih mama. Kamu cepetan ajakin dia buat ketemu mama sama papa ya."

"Oke deh, kalo dianya mau dan bisa ya."

"Iya."

AERISELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang