Aeri dan Giselle sekarang sedang duduk di bangku taman. Ya, ibunya Aeri membawa Aeri dan Giselle ke Taman Hiburan. Ada berbagai wahana permainan dan juga stand makanan dan minuman.
Sedangkan ibunya Aeri sedang sibuk menelpon. Entah sedang menelpon siapa, Aeri maupun Giselle tidak ada yang tau.
"Ri, ibu lo nggak mungkin bakal ngejual gue kan?"
"Ha? Yang bener aja lo. Ibu gue nggak mungkin kayak gitu lah."
"Terus itu ibu lo nelpon siapa? Kok kayaknya serius banget. Jadi kepikiran kan gue kalo gue bakal dijual sama ibu lo."
"Lo jangan mikirin gitu dong. Gue kan jadi ikut kepikiran. Kalo ternyata ibu beneran mau ngejual gue juga gimana?"
"Lah. Lo kan anaknya ibu lo. Masa lo juga ikut dijual sih."
"Ya kan siapa tau. Karena muka kita mirip, jadi kayak barang langka. Yang kalo dijual, kita bakalan mahal banget harganya."
"Lo jangan samain gue sama barang dong. Kita ini manusia ya."
"Ya lo juga jangan ngajak gue berburuk sangka dong."
Kedua gadis itu sama-sama saling menatap dengan rasa sewot.
"Aeri, Giselle, kalian tunggu disini ya. Ibu mau ke sana dulu." Ucap ibunya Aeri dengan menunjuk entah kemana.
"Oh iya bu." Ucap Aeri, sedang Giselle hanya mengangguk dan tersenyum.
"Ibu lo beneran nggak buang kita kan? Kok tiba-tiba ditinggalin gini." Ucap Giselle yang menatap kepergian ibunya Aeri.
Aeri menutup mulutnya Giselle, "Shut, diem."
Giselle menepis tangan Aeri yang menutup mulutnya, lalu menatap Aeri garang. "Jauhin tangan lo dari bibir gue. Lipstick gue mahal."
"Ntar gue beliin lipstick buat lo."
"Oke. Besok gue mau checkout lipstick Dior. Lo yang bayar ya."
"Apa! Gila aja. Mahal banget. Gue jual toko rotinya ibu juga belum tentu kebeli tuh lipstick Dior."
Giselle mendorong kepala Aeri pelan, "Lebay amat lo! Kagak semahal itu kali. Emang toko roti milik ibu lo itu harganya cuma seratus ribu? Bisa sampe puluhan juta tuh kalo dijual. Mana tanahnya luas ya kan."
"Yaudah sih." Ucap Aeri dengan cemberut seraya merapikan poninya. Dia menatap sebuah stand es krim.
"Kenapa lo manyun-manyun gitu?"
Aeri pun langsung menatap Giselle dengan senyum manisnya. "Selle, lo kan kaya nih. Beliin gue es krim dong. Gue kepengin banget es krim nih."
Giselle berdiri dari kursinya, "Oke, gue beliin. Mana uangnya?" Tanya Giselle dengan menadahkan tangannya meminta uang pada Aeri.
"Lah. Kan gue bilang beliin."
"Iya gue mau beliin. Terus mana uangnya?"
"Ya pake uang lo lah. Kan minta dibeliin."
"Gue nggak ada duit. Lo tau kan gue kabur dari rumah. Lagi pula yang kaya tuh bokap nyokap yang udah nyulik gue. Kalo gue sendiri mah miskin, rumah juga nggak punya, makanya numpang lo kan?"
"Yaelah. Gue juga nggak bawa duit sama sekali nih."
"Yaudah. Kalo gitu, tunggu aja nanti kalo ibu lo udah dateng ke sini. Nanti lo minta duit buat beli es krim." Ucap Giselle yang sudah kembali duduk.
Tidak lama kemudian, ibunya Aeri sudah datang kembali. Namun kali ini tidak sendiri, melainkan ada seorang laki-laki dan dua perempuan lainnya yang Aeri dan Giselle tidak kenal sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
AERISELLE
FanfictionTentang Aeri dan Giselle yang mempunyai wajah mirip namun memiliki gaya yang berbeda.