"Eh, mereka udah kembali tuh."
Mendengar kebisingan dari luar, Karina, Yeji, dan Lia yang ada didalam tenda pun keluar dari tenda. Banyak teman satu sekolahnya berlari. Mereka yang penasaran pun ikut berlari.
Lia tersenyum ketika melihat Jaemin yang sedang menggendong Giselle. Yeji pun senang, karena Jeno sudah kembali dengan selamat. Karina langsung berlari mendekati Jaemin dan melihat gadis yang berada di gendongan Jaemin.
"Giselle?." Karina terus menatap gadis itu. Aeri yang melihat Karina langsung melihat sekitar. Ia sedang mencari keberadaan Giselle yang asli.
Ia pun berbisik di telinga Jaemin, "Giselle dimana?."
Jaemin yang mendengar bisikan itu pun menoleh ke kanan, kiri, belakang. Namun tidak menemukan sosok Giselle. Jaemin yang panik karena tidak menemukan Giselle langsung saja menurunkan Aeri dari gendongannya. Aeri yang belum siap pun akhirnya jatuh.
"Aduh.." Ringis Aeri yang kesakitan karena diturunkan Jaemin tanpa bilang-bilang dulu padanya.
Karina yang melihat itu langsung saja melebarkan matanya. Ia menabok punggung Jaemin. "Jaem, lo tega banget sih nurunin Giselle gitu aja. Liat tuh, Giselle kesakitan akibat lo turunin tanpa aba-aba." Ucap Karina yang masih menganggap Aeri itu Giselle. Ia membantu Aeri berdiri.
"Makasih." Ucap Aeri karena telah dibantu Karina.
"Yaelah lo. Pake segala bilang makasih, kita kan sahabat. Udah pasti gue bakal bantuin lo." Aeri yang mendengar ucapan Karina hanya tersenyum tipis. Ia lalu kembali menatap Jaemin yang masih mencari sosok Giselle.
"Giselle dimana?." Tanya Jaemin pada Jeno, Haechan, Renjun, dan Pak Sura.
"Gis.."
"Mata lo buta? Ini Giselle di samping gue." Ucap Karina yang memotong ucapan Pak Sura.
"Dia bukan Giselle." Jawab Jaemin. Karina yang mendengar itu melongo, "Ha? Bukan?." Lalu Karina menatap gadis yang berdiri disampingnya.
Karina menatap Aeri dari atas ke bawah, lalu dari bawah ke atas. Karina langsung saja menutup mulutnya dengan tangannya. Ia syok, bahwa gadis yang disampingnya bukan Giselle. Pantas saja terasa beda. Ternyata dia bukan Giselle, sahabatnya. Tapi... Kenapa wajahnya mirip Giselle?
"Lo bukan Giselle!. Terus dimana Giselle? Giselle nggak ketemu?." Tanya Karina pada Pak Sura, Haechan, Jeno, Renjun, dan Jaemin.
"Gue ada disini." Ucap Giselle yang baru saja datang. Ia berjalan mendekat ke arah mereka.
Karina langsung saja memeluk Giselle dengan erat. "Giselle, akhirnya lo balik. Gue khawatir banget sama lo."
Giselle membalas pelukan Karina. "Makasih Rin, udah khawatirin gue. Tapi gue bener-bener nggak apa-apa kok."
"Gue seneng banget lo baik-baik aja." Karina tersenyum. Giselle pun ikut tersenyum.
"Eh tapi, ini siapa? Kok mukanya mirip banget sama lo." Tanya Karina yang menunjuk Aeri.
"Dia Aeri. Dan gue nggak tau kenapa muka dia mirip sama gue." Jawab Giselle.
"Jangan-jangan lo punya kembaran lagi?." Tanya Karina.
"Maybe. Gue juga nggak tau." Jawab Giselle.
"Tapi gimana caranya lo bisa ketemu sama dia?."
"Ceritanya panjang kalo gue jelasin, Rin."
"Nggak apa-apa. Gue siap dengerinnya kok."
"Nanti aja deh. Gue mau mandi dulu. Badan gue lengket, kotor."
"Lo mau mandi malam-malam gini? No no no, nggak baik buat kesehatan Selle."
"Tapi gue nggak betah, Rin. Kalo tidur dengan badan gue yang kotor begini. Udahlah, gue mau ambil baju gue dulu, habis itu gue mandi." Giselle hendak pergi tapi tangannya ditahan oleh seseorang. Giselle menatap orang yang menahannya itu.
"Kenapa?."
"Kamu tadi kemana? Kok tiba-tiba ngilang?." Tanya Jaemin.
"Gue habis dari toilet. Gue kebelet tadi."
"Kenapa nggak izin dulu?."
"Gue udah izin kok, sama Pak Sura, Haechan, Jeno, Renjun."
Jaemin menatap Pak Sura, Haechan, Jeno, dan Renjun berada.
"Apa? Tadi Pak Sura udah mau jawab pertanyaan lo. Tapi nggak jadi karena Karina yang nyaut duluan." Ucap Renjun yang tau akan tatapan protes dari Jaemin.
"Eh, gue kan nggak tau." Ucap Karina cepat.
"Udah kan? Lepasin ya. Gue mau mandi." Jaemin pun melepaskan genggamannya pada Giselle. Membiarkan Giselle pergi untuk mandi.
"Tenda kalian ada dimana?." Tanya Pak Sura pada Aeri, Nana, dan Lily.
"Tenda kita nggak jauh dari sini kok pak." Jawab Lily mewakili Aeri dan Nana.
"Baiklah. Bapak antarkan kalian kembali ke tenda kalian ya."
"Eh, nggak usah pak. Kita bisa kembali ke tenda kita sendiri kok."
"Nggak. Lebih baik bapak antarkan saja. Sekalian bapak akan bantu menjelaskan ke guru kalian." Lily pun akhirnya mengiyakan. Pak Sura, Lily, Aeri dan Nana pun pergi. Sebelum itu, mereka berpamitan dengan semua yang ada disana.
"Jaemin." Jaemin menoleh, dan ia melihat Lia yang mendekatinya.
"Ini ak...maksudnya gue mau kasih lo minuman. Lo pasti capek habis cari Giselle." Ucap Lia yang membawa air kemasan gelas. Jaemin pun menerima air yang dibawa Lia itu. "Thanks." Jaemin pun meminumnya.
Yeji pun mendekat ke arah Jeno, "Ini, lo minum. Lo pasti kehausan juga." Jeno pun menerima air minum yang diberi Yeji.
"Buset, Njun. Kita kagak dikasih nih." Bisik Haechan pada Renjun.
"Kita mandiri. Ambil sendiri aja yok." Ucap Renjun yang mengajak Haechan untuk mengambil minuman sendiri.
"Eh, ini untuk kalian juga." Ucap Lia yang menghampiri Haechan dan Renjun. Renjun dan Haechan otomatis terkejut dong.
"Eh kita dapet juga nih?." Tanya Haechan.
"Iya. Niat gue kan emang mau kasih kalian minuman. Karena kalian udah berusaha buat nyari Giselle." Jelas Lia.
"Ini minuman aman kan? Nggak lo kasih racun atau guna-guna?." Ucap Haechan yang menatap air minum pemberian Lia itu.
Lia tersenyum, "Nggak lah. Emang gue cewek apaan. Lagipula, itu minuman masih tersegel. Nggak ada yang rusak. Jadi aman."
"Ya siapa tau aja kan. Lo kan nggak suka sama Giselle. Karena Jaemin udah nggak mau sama lo, lo malah jadinya ngincer gue sama Renjun. Lo mau ngrebut gue sama Renjun dari Giselle." Ucap Haechan yang langsung saja di sikut sama Renjun.
"Lo nggak boleh gitu." Bisik Renjun.
Lia tersenyum, "Gue nggak begitu kok. Gue udah ikhlasin Jaemin buat Giselle. Gue nggak akan ngrebut apapun lagi dari Giselle. Gue nggak benci Giselle sama sekali. Gue cuma mau jadi temennya Giselle."
"Dan gue nggak akan biarin lo temenan sama Giselle. Karena gue tau, lo pasti ada niat jahat sama Giselle." Haechan mengembalikan minumannya pada Lia. Lalu ia berjalan dengan menabrakan bahunya pada Lia. Lia yang bahunya ditabrak oleh Haechan pun hanya diam. Renjun yang melihat itu pun merasa kasihan pada Lia.
"Li, lo nggak apa-apa?." Tanya Lia.
Lia tersenyum, "Gue nggak apa-apa, Njun. Minumannya sini, lo mau ngembaliin ke gue juga kan?."
Renjun melihat minuman yang ada ditangannya, "Nggak. Gue mau minum kok. Gue kan haus, ngapain gue harus ngembaliin ke lo?." Renjun buka kemasannya lalu ia meminumnya hingga habis.
"Udah ya, gue mau pergi dulu." Ucap Renjun dengan tersenyum. Lalu ia berjalan meninggalkan Lia. Lia menoleh ke belakang, melihat Renjun yang sedang berjalan meninggalkannya. Terukir senyuman kecil dibibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AERISELLE
FanfictionTentang Aeri dan Giselle yang mempunyai wajah mirip namun memiliki gaya yang berbeda.