31

30 6 7
                                    

Aeri dan Giselle sudah dibawa oleh orangtua kandungnya ke rumah. Rumahnya sangat besar dan mewah.

"Nah ini rumah mami. Kalian sekarang tinggal di sini ya." Ucap mami Yuma, ibu kandungnya Aeri dan Giselle.

"Clara, tolong anterin Aeri dan Giselle ke kamar mereka ya." Perintah mami Yuma pada Clara, dia adalah anak angkatnya mami Yuma dan papi Ken.

"Oke, mi. Ayo gue anterin lo berdua." Ucap Clara yang sudah jalan duluan. Aeri dan Giselle pun berjalan untuk mengikuti Clara, meninggalkan mami dan papinya.

Langkah Clara berhenti, langkah Aeri dan Giselle pun tentu saja ikut berhenti.

Clara berbalik menatap Aeri dan Giselle, "Kalian pergi ke kamar kalian sendiri ya. Gue males nganterin kalian berdua."

"Loh, tapi kita kan belum tau kamar kita dimana." Ucap Aeri.

"Ya pinter pinter lo pada lah nyarinya. Ini rumah juga nggak terlalu luas, kalian nggak bakalan tersesat pastinya." Setelah mengucapkan itu, Clara pergi meninggalkan Aeri dan Giselle yang masih diam di tempat.

"Terus ini kita jalan kemana nih? Kanan? Kiri? Atau naik tangga?" Tanya Aeri yang bingung. Pasalnya, didepannya ada belokan ke kanan dan kiri. Sedangkan tepat didepannya, ada tangga menuju lantai dua. Kalo Clara tadi pergi ke kanan, entah tujuannya kemana.

"Puter balik aja. Kita tanya ke mami papi." Giselle sudah berjalan terlebih dahulu. Aeri pun berlari untuk menyusul.

Mami papinya masih ada di ruang tamu, sedang mengobrol dengan ibunya Aeri, Bella.

"Loh, kalian kok balik ke sini lagi. Ada yang ketinggalan?" Tanya papi Ken.

"Bukan. Kita kesini mau nanya. Kamar kita ada dimana?" Tanya Giselle.

"Loh, kan mami udah nyuruh Clara buat nganterin kalian berdua. Claranya emang kemana?" Tanya mami Yuma.

"Pergi dia ninggalin kita. Katanya males nganterin kita berdua." Jawab Giselle.

"Astaga itu anak. Yaudah ayo mami anterin." Akhirnya, Aeri dan Giselle pergi ke kamarnya dengan diantarkan maminya.

Saat hendak menaiki tangga menuju ke lantai dua, mereka bertiga bertemu dengan Clara yang hendak menuruni tangga. Clara mematung menatap maminya.

"Clara! Kamu ini apa apaan sih! Kenapa kamu malah ninggalin Aeri sama Giselle? Mami kan udah nyuruh kamu buat anterin Aeri sama Giselle ke kamarnya!."

"Mama.." Clara melangkahi tangga untuk lebih dekat dengan mami Yuma.

"Ma.. Clara udah nganterin Aeri sama Giselle kok tadi. Tapi tadi pas Clara udah sampe ke kamarnya, eh malah Aeri sama Gisellenya hilang. Udah nggak ada di belakang Clara ma." Jelas Clara.

"Loh, apa apaan. Kan lo yang ninggalin gue sama Giselle. Lo sendiri yang bilang males nganterin kita berdua. Dan lo nyuruh kita berdua buat nyari sendiri, karena rumah ini nggak terlalu besar, dan nggak mungkin bakal tersesat." Jelas Aeri yang tidak terima dengan penjelasan Clara.

Mami Yuma menghela napasnya kasar. "Udah jangan berantem. Kalian ini saudara, nggak baik berantem gini. Udah ya. Aeri, Giselle, ayo jalan lagi."

Mami Yuma sudah kembali melangkah menaiki tangga. Clara yang masih berdiri di tempatnya memeletkan lidah pada Aeri dan Giselle. Lalu melangkah menuruni tangga dengan sengaja menyenggol bahu Aeri yang hendak melangkah menaiki tangga. Untungnya saja, Giselle sempat menahan Aeri agar tidak oleng dan terjatuh ditangga.

"Ogah banget gue punya saudara kayak gitu." Ucap Giselle yang masih menatap sebal pada Clara yang mulai menjauh.

"Udah, kita lanjut naik ke atas. Takutnya mami nungguin kita."

AERISELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang