09

139 17 1
                                    

Malam-malam ini, semua siswa sedang berkumpul didekat api unggun untuk menghangatkan diri serta membuat hiburan bersama, seperti menyanyi, menari, bercerita horor, dan sebagainya.

Giselle yang sudah merasa bosan pun keluar dari lingkaran didekat api unggun itu. Jaemin yang melihat Giselle pergi pun ikut pergi untuk menyusul.

"Selle."

Giselle menoleh ke belakang. Ternyata itu Jaemin yang memanggil Giselle.

"Kenapa?."

"Aku mau ngomong sama kamu."

"Yaudah. Ngomong aja. Nggak perlu pake izin gitu juga kali."

Jaemin menghela napasnya. "Selle, aku mau minta maaf soal ke-"

"Udah gue maafin kok. Dan.. mudah-mudahan lo langgeng ya sama Lia. Gue restuin hubungan kalian berdua kok."

"Aku udah putus sama Lia. Aku udah nggak ada hubungan apa-apa sama Lia."

"Oh iya? Yah.. sayang banget. Yaudah deh, mudah-mudahan lo cepet-cepet nemu yang baru yaa."

"Selle. Kita perbaiki hubungan kita ya.. aku masih sayang sama kamu. Aku masih cinta sama kamu. Aku khilaf waktu itu sayang. Aku lebih milih kamu daripada Lia."

"Nggak, Jaemin. Kita nggak bisa perbaiki hubungan kita."

"Tapi kenapa, Selle? Kenapa?."

"Kalo Giselle bilang nggak bisa ya nggak bisa. Lo nggak usah nanya alasannya kenapa." Haechan tiba-tiba saja ada disamping Giselle. Giselle yang terkejut memukul lengan Haechan, "Lo ngagetin gue tau nggak?!."

Haechan terkekeh, "Sorry." Haechan mengacak rambut Giselle pelan.

"Rambut gue acak-acakan Haechan!." Teriak Giselle yang kesal karena rambutnya diacak-acak Haechan.

Jaemin yang melihat interaksi Giselle dan Haechan merasa cemburu. Biasanya, dia yang sering menjahili Giselle seperti itu. Tapi kini ia malah melihat orang lain yang melakukan itu pada Giselle. Jaemin tau Haechan hanya sahabat Giselle. Tapi kenapa ia merasa cemburu begini?

"Haechan, temenin gue jalan-jalan yuk."

"Kemana?."

"Kemana aja. Pusing gue liat orang nyanyi, nari, sambil dengerin cerita begitu. Bener-bener campur aduk nggak jelas begitu."

"Ya maklum aja lah. Tempatnya sempit. Otomatis, pas kumpul begitu, lo jadi denger suara dari sana sini."

"Maka dari itu, ayolah temenin gue cari angin."

"Oke deh. Ayo." Giselle dan Haechan hendak berjalan. Tetapi Haechan ditahan oleh Jaemin.

"Kenapa lo nahan gue? Minta ikut lo? Nggak boleh. Gue cuma mau berduaan sama Giselle doang."

"Bukan. Gue cuma mau nitip Giselle. Jaga dia baik-baik ya. Karena Giselle kayaknya nggak mau deket-deket sama gue lagi. Jadi sebagai gantinya, gue titip Giselle sama lo. Jagain dia. Jangan sampe dia luka sedikitpun. Itu yang papanya pesan ke gue."

"Oke, bro. Lo tenang aja. Gue bakal gantiin lo buat jagain Giselle disini."

Jaemin tersenyum,  "Oke. Gue percaya sama lo." Lalu Jaemin pergi meninggalkan Haechan dan Giselle.

Giselle dan Haechan melanjutkan acara cari anginnya bersama. Sambil berjalan, mereka mengobrol banyak hal.

"Selle, lo beneran bakal udahan sama Jaemin?." Tanya Haechan.

"Ya iya lah. Apalagi yang mau gue pertahanin? Dia udah buat gue kecewa. Padahal gue udah sesayang itu sama dia, tapi ternyata dia malah berpaling ke yang lain. Gue tau sih, Lia emang lebih cantik dari gue. Jadi gue ya cukup sadar diri aja deh."

AERISELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang