37

19 4 4
                                    

"Semangat ya Aeri, Clara. Gue harap kalian bisa lolos tes ujian masuknya." Ucap Giselle dengan tersenyum.

"Bener tuh. Pokoknya kalian berdua harus bisa bikin gue bangga, karena udah ngajarin kalian berdua." Ucap Haechan yang juga ikut memberi semangat.

"Tenang aja. Gue pasti lolos kok. Tapi nggak tau sih kalo Aeri?" Ucap Clara dengan menatap Aeri remeh.

"Ri, pokoknya lo harus bisa. Jangan sampe kalah sama Clara itu." Ucap Giselle yang sekarang berubah untuk menyemangati Aeri saja, menyesal dia memberi semangat untuk Clara. Karena Clara malah berani-beraninya meremehkan kembarannya.

"Udah, Giselle sama Haechan, kalian langsung ke kelas ya. Aeri, Clara, ayo ikut papi." Papi Ken, Aeri, dan Clara pergi.

"Semangat Aeri!!" Teriak Giselle.

Haechan merangkul Giselle, "Udah, jangan diteriakin gitu. Nggak liat apa kalo Aeri lagi nutupin mukanya karena malu diteriakin lo?"

"Ya bodo amat. Gue kesel tuh sama Clara. Soalnya tadi dia keliatan ngeremehin kembaran gue."

"Iya sih, gue juga ngeliat. Udah lah biarin aja. Gue yakin kok, Aeri pasti dapet nilai bagus."

"Harus pokoknya."

"Woi!" Teriak Jaemin. Jaemin, Jeno, Renjun, dan Karina baru saja datang dengan motornya masing-masing.

"Lo nggak bawa motor lagi, Chan?" Tanya Jeno.

"Nggak, gue nebeng om gue lagi."

"Papi lo kesini lagi, Selle?" Tanya Karina.

"Iya, mau nganterin Aeri sama Clara tes ujian masuk."

"Ohh."

✷⁠‿⁠✷

Istirahat sudah tiba, keenam remaja itu pergi ke Kantin untuk membeli makanan dan minuman. Saat di Kantin, Giselle menemukan papi Ken sedang meminum es teh sembari memainkan handphonenya.

"Papi." Panggil Giselle.

"Loh, Giselle."

Giselle dan yang lainnya ikut bergabung duduk bersama papi Ken.

"Aeri sama Clara belum selesai ujiannya ya?" Tanya Giselle.

"Belum. Kalian mau pesen apa? Pesen aja, nanti biar om yang traktir." Ucap papi Ken.

"Wihh, baik banget papi mertua. Yaudah ayo kita pesen, Jen." Jaemin menyeret Jeno untuk memesan.

"Gue titip dong, kayak biasa ya!" Teriak Karina.

"Gue juga!" Teriak Haechan, Renjun, dan Giselle.

"Teruntuk tuan muda Renjun dan tuan muda Haechan, kalian berdua pesen sendiri ya. Tangan kita berdua masing-masing cuma ada dua, bukan empat. Nggak bisa bawa banyak pesenan!" Balas teriak Jaemin.

"Yah, pilih kasih." Ucap Renjun yang berdiri hendak memesan.

"Njun, gue titip sama lo aja ya. Kayak biasa." Ucap Haechan.

"Iya." Pasrah Renjun.

"Aeri sama Clara belum keluar sampai sekarang juga? Bukannya ujiannya cuma dua jam ya waktunya?" Tanya Haechan.

"Belum, mereka baru aja masuk buat tes ujian. Ternyata om lupa sama jamnya. Jam mulai ujiannya tuh jam sembilan, tapi om malah ngajak Aeri sama Clara berangkatnya pagi banget bareng Giselle dan Haechan."

"Yee, papi. Udah tua ya? Makanya pelupa?" Ejek Giselle.

"Iya nih. Anak anak papi aja udah pada gede. Nggak lama lagi juga kalian udah pada berkeluarga sendiri kan?" Ucap Papi Ken menatap Giselle, Haechan dan Karina.

"Itu masih lama banget kali om. Masih panjang prosesnya buat sampe kesitu." Ucap Karina.

"Tau nih om. Jangan bikin Haechan ngerasa cepet-cepet tua deh."

"Ya emang masih lama. Tapi waktu tuh, kalo dijalanin bakal nggak sadar kan. Tiba-tiba aja udah ganti tahun, tiba-tiba aja kalian udah kuliah, tiba-tiba aja kalian udah bekerja, tiba-tiba aja kalian udah punya keluarga sendiri. Waktu tuh cepet banget berlalu tau."

"Nih pesenan lo dah dateng nih." Ucap Renjun yang meletakan pesanan Haechan tadi.

"Iya, makasih."

"Punya lo, Rin." Ucap Jeno yang juga meletakan pesanan titipan Karina.

"Thanks."

"Nih punya tuan putri Giselle." Ucap Jaemin yang meletakan pesanan titipan Giselle.

"Makasih."

Mereka memakan pesanannya masing-masing.

"Giselle, nanti kalo Aeri sama Clara udah selesai ujiannya, papi mau langsung pulang ya. Papi nggak bisa jemput kamu sama Haechan, soalnya papi harus ngurus kerjaan papi. Nanti kalian berdua pulangnya naik taksi atau kendaraan umum lainnya aja ya." Ucap papi Ken.

"Iya, pi." Saut Giselle.

Bel masuk berbunyi, semua murid berhamburan untuk kembali ke kelasnya masing-masing.

"Pi, Giselle ke kelas dulu ya."

"Iya, belajar yang bener ya." Giselle mengangguk.

Giselle bersama yang lain pergi meninggalkan Kantin.

✷⁠‿⁠✷

Suasana kelas sudah sepi, hanya tersisa Giselle, Karina, Haechan, Jaemin, Jeno, dan Renjun.

"Giselle, lo pulang duluan aja ya. Gue masih ada urusan." Ucap Haechan.

"Urusan apa?" Tanya Giselle.

"Ada lah, lo nggak perlu tau."

"Dih." Kesal Giselle.

Haechan tertawa, "Udah ya. Gue mau pergi, bye bye." Haechan pun sudah benar-benar pergi keluar kelas.

"Haechan udah punya pacar kah?" Tanya Karina.

"Emang iya?." Tanya Giselle balik.

"Gue kan juga nanya, Selle. Bukan ngasih tau." Ucap Karina.

"Ya kan gue juga nggak tau." Ucap Giselle.

"Kenapa lo Njun, senyum-senyum sama handphone gitu? Lagi chatingan sama pacar ya?" Tanya Karina yang melihat Renjun sedang fokus dengan handphonenya dan tersenyum-senyum sendiri.

"Iya nih, sama Aeri."

"Ha?" Giselle, Karina, Jaemin, dan Jeno dengan kompak menatap Renjun.

Renjun menatap keempat remaja itu, "Bercanda. Gue nggak punya nomornya Aeri kali."

"His, lo kok jadi becandain Aeri terus sih Njun. Lama-lama gue getok juga pala lo, biar nggak pinter lagi." Kesal Giselle.

"Kalo gue nggak pinter lagi, nanti gue bakal diusir dari Star High School dong, Selle."

"Ya biarin."

"Giselle, lo mau pulang naik apa?" Tanya Karina, yang mengalihkan pembicaraan agar Giselle dan Renjun tidak debat lagi.

"Naik ojek online." Ucap Giselle dengan menunjukan layar handphonenya yang sedang membuka aplikasi ojek online.

"Gue anterin aja, Selle." Ucap Jaemin yang sudah menggandeng tangan Giselle.

"Eh, gue udah pesen ojek onlinenya tau." Ucap Giselle menunjukan layar handphonenya pada Jaemin, sebagai bukti bahwa dia benar-benar sudah memesan.

"Cancel aja." Jaemin mengklik Cancel di layar handphone Giselle.

"Ih, seenaknya aja lo klik klik cancel." Kesal Giselle

Jaemin hanya meringis, lalu kembali menggandeng Giselle keluar kelas, "Udah yuk kita pulang."

Karina menatap kepergian Giselle dengan Jaemin. Lalu kembali menatap Jeno, "Yah, kalah langkah lagi lo Jen." Ejek Karina.

"Lo sih, kebanyakan mikirnya." Ejek Renjun juga.

"Gue tuh bingung mau ngomong kayak gimana ke Gisellenya."

"Ngapain bingung? Kan cuma bilang, Selle, gue anterin pulang ya. Gitu doang loh Jeno." Jelas Karina, yang sudah greget dengan sepupunya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AERISELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang