Haechan sedang bermain game online bersama Renjun, Jeno, dan Jaemin. Kebetulan, Renjun, Jeno, dan Jaemin sedang bermain di rumahnya. Jadi sekalian mabar game.
"Haechan!." Mamanya Haechan berlari mendekati Haechan. Haechan masih fokus dengan gamenya.
"Ada apa sih ma teriak-teriak manggil Haechan?" Tanya Haechan.
"Kamu tadi pulang sekolah sama Giselle nggak?"
"Nggak. Haechan pulang sendiri."
Mamanya Haechan langsung saja memukul pundak Haechan sampai handphone yang ada di tangan Haechan pun terlempar ke sofa. Haechan pun mengaduh kesakitan.
"Apaan sih ma? Kok tiba-tiba mukul Haechan. Haechan salah apa coba?" Ucap Haechan yang segera mengecek handphonenya. Takutnya handphonenya kenapa-napa. Dan ya, gamenya pun kalah. "Is. Mama sih! Haechan jadi kalah kan ini!"
"Kamu ini malah mentingin game. Itu loh Gisellenya hilang, belum balik ke rumahnya. Kamu kenapa nggak anterin atau mastiin dulu Gisellenya udah pulang atau belum sih!"
Mendengar penuturan itu, Haechan, Renjun, Jeno, dan Jaemin segera meletakan handphonenya di karpet.
"Ha? Giselle hilang tante?" Tanya Jaemin.
Mamanya Haechan menatap Jaemin. "Kamu juga, kan kamu pacarnya. Kenapa nggak anterin atau mastiin Giselle udah sampe di rumahnya dulu sih." Omel mamanya Haechan yang belum tau bahwa Jaemin dan Giselle sudah putus.
"Waduhh ma. Jaemin sama Giselle mah udah putus." Jelas Haechan.
Mamanya Haechan semakin terkejut. "Ohh, udah putus? Jangan-jangan kamu ya yang nyulik Giselle?" Tuduhnya.
Jaemin jadi semakin bingung, dia mendekat pada Renjun meminta perlindungan. Karena matanya mamanya Haechan yang melotot. Sungguh menyeramkan.
"Iya Jaem lo yang nyulik?" Tanya Haechan tengil.
"Sembarangan aja lo! Nggak mungkin lah. Kan gue dari pagi sampe ke rumah lo ini terus terusan bareng kalian. Mana ada waktu untuk gue nyulik Giselle?" Jelas Jaemin kesal. Karena mama dan anak itu malah menuduhnya yang tidak-tidak.
"Hubungi Karina coba. Barangkali mereka berdua lagi main bareng." Saran Renjun.
"Nah bener tuh. Cepet-cepet telpon Karina." Suruh mamanya Haechan yang setuju dengan sarannya Renjun.
"Karina! Giselle lagi sama lo nggak?" Tanya Jeno yang ternyata sudah menghubungi Karina.
"Giselle? Nggak tuh. Gue lagi di kamar gue nonton drakor sendiri. Emang kenapa sih?" Tanya Karina disebrang.
"Giselle belum pulang sampe sekarang. Gue pikir lagi sama lo."
"Apa! Ihh, terus kemana Gisellenya?"
"Ya mana gue tau. Kan gue tanya sama lo."
"Terus lo ada dimana sekarang?"
"Lagi ada di Rumahnya Haechan sih. Tadi tante Taya tiba-tiba ngasih info kalo Gisellenya belum pulang."
"Astaga! Lo cepetan susulin gue gih. Gue pengin ikutan nyari."
"Kagak usah. Lo lanjut nonton drakor aja." Setelahnya, Jeno langsung mematikan handphonenya.
"Gimana?" Tanya mamanya Haechan.
"Gisellenya nggak ada sama Karina tante. Tadi juga katanya Karina lagi ngedrakor sendiri di kamarnya."
"Aduh. Haechan, anterin mama ke rumahnya Giselle ya. Mama mau nenangin mamanya Giselle. Dia lagi nangis-nangis lagi." Pinta mamanya Haechan. Haechan pun menurut. Dia mengambil kunci motornya.
"Kalian bertiga nyari Giselle duluan aja. Ntar gue susul." Jeno, Jaemin, dan Renjun menurut. Mereka semua keluar dari rumah Haechan untuk mencari Giselle, tetapi Haechan mengantarkan mamanya dulu ke rumahnya Giselle.
✷‿✷
"Itu handphone lo bunyi terus dari tadi. Diangkat dong, berisik." Ucap Aeri yang sedang membaca buku novel serta bersandar di dinding.
Giselle yang sedang tiduran di kasur hanya diam. Melihat tidak ada respon dari Giselle, Aeri melemparkan buku novel yang ada di tangannya tepat mengenai Giselle.
"Aduh! Apa sih!" Kesal Giselle.
"Itu loh handphone lo bunyi. Ada yang telpon."
Giselle hanya membiarkan handphonenya berdering. Karena itu adalah panggilan dari Karina, Jeno, Jaemin, Renjun, Haechan, mama papanya, dan tante Taya.
Aeri berjalan mendekati Giselle, untuk melihat siapa yang menelponnya itu.
"Itu Karina telpon lo. Nggak lo angkat?" Tanya Aeri saat terpampang nama Karina di layar handphone Giselle.
"Nggak deh, males."
"Dih. Handphone lo tuh berisik banget tau nggak. Kamar gue yang biasa sunyi, seketika dibuat berisik sama dering handohone lo?"
"Lo sillent in aja gih handphone gue." Suruh Giselle yang masih tiduran di kasur.
"Astaga. Udah numpang, nyuruh-nyuruh gue lagi." Dumel Aeri yang mengambil handphone Giselle. Tentu saja untuk mensilentnya.
"Lo pindah gih ke kamar sebelah. Itu kamar tamu udah gue beresin. Lo udah bisa tidur disana."
"Nggak mau. Gue maunya tidur disini aja."
"Terus gue tidur dimana?"
"Ya disini aja. Bareng sama gue."
"Ya nggak muat lah. Itu kasurnya tuh single size. Mana muat untuk berdua."
"Yaudah. Kalo gitu lo aja yang tidurnya di kamar sebelah. Gue disini aja. Udah terlanjur juga."
"Hih!!" Greget Aeri pada Giselle. Yang akhirnya memilih menyerah. Dia keluar dari kamarnya sendiri dan tidur di kamar sebelah. Dirinya udah ngantuk juga karena ini udah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AERISELLE
FanfictionTentang Aeri dan Giselle yang mempunyai wajah mirip namun memiliki gaya yang berbeda.