32

43 6 4
                                    

Suara ketukan pintu terdengar. Aeri yang satu-satunya masih betah menonton TV, segera membuka pintu karena mendengar ketukan pintu.

"Ada apa mi?"

"Udah mau jam makan malam. Ayo turun, kita makan malam bareng."

"Oke, mi."

Mami Yuma hendak mengetuk pintu kamar sampingnya, namun dicegah Aeri. "Eh nggak usah mi!"

"Loh, kenapa? Mami mau manggil Giselle dulu."

"Gisellenya ada di kamar Aeri mi. Dia lagi tidur tuh." Tunjuk Aeri pada Giselle yang masih terlelap.

Yuma yang menatap putrinya sedang tertidur, tersenyum. "Yaudah. Kamu bangunin Gisellenya ya. Suruh untuk makan malam bareng. Nanti kalo udah selesai, boleh lanjutin tidurnya."

"Siap mami." Aeri memberi tanda hormat pada Yuma. Yuma tersenyum menatap sikap menggemaskan Aeri. Ia mengusak rambut Aeri pelan. "Mami turun dulu. Bye bye."

Aeri melambaikan tangannya pada mami Yuma. Lalu kembali masuk ke dalam kamar. Dia membangunkan Giselle. Tapi Giselle sangat susah untuk bangun.

"Selle! Bangun. Mami dan yang lainnya udah nungguin kita di meja makan loh."

"Lo duluan aja. Gue nggak laper."

"Hish! Lo bangun atau gue langsung seret terus gue glindingin di tangga?"

Mendengar ucapan Aeri, langsung saja Giselle membuka matanya. Serem juga kalo Aeri benar-benar serius dengan ucapannya.

"Iya, gue udah bangun nih."

"Cuci muka dulu sana. Biar wajah lo segeran."

"Iya, iya." Giselle menurut untuk masuk ke dalam kamar mandi dalam kamar Aeri. Aeri menunggu Giselle sembari mematikan layar TVnya.

Melihat Giselle sudah keluar dari kamar mandi, Aeri menggandeng Giselle untuk berjalan bersama menuju ruang makan.

✷⁠‿⁠✷

Di ruang makan, sudah ada mami Yuma, papi Ken, ibu Bella, dan juga Clara yang duduk di kursi. Nasi dan lauk pauk sudah tersaji di atas meja makan.

"Maaf ya nunggu lama." Ucap Aeri yang tidak enak. Karena mereka semua belum makan dan sepertinya menunggu Giselle dan Aeri.

"Cih, kepedean banget. Emangnya siapa yang nungguin lo?" Decih Clara.

"Clara." Tegur papi Ken. Clara hanya diam, dan melirik Aeri kesal.

"Duduk Aeri, Giselle." Suruh mami Yuma pada Aeri dan Giselle yang masih berdiri. Mereka berdua duduk di kursi.

"Sembari nunggu adik mami, kita ngobrol-ngobrol dulu yuk." Ucap papi Ken.

"Ngobrol apa?" Tanya Aeri.

"Maunya ngobrol apa? Aeri mau cerita?" Tanya papi Ken.

Aeri menggelengkan kepala. "Nggak mau."

"Ibu Bella mau seterusnya tinggal disini juga ya?" Tanya Giselle.

Ibu Bella menggelengkan kepalanya, "Nggak. Ibu cuma nginep satu hari disini. Besoknya, ibu udah mulai tinggal di rumah lagi buat ngurusin toko roti ibu." Jelas Bella dengan tersenyum.

"Yahh. Kenapa ibu nggak disini aja terus sih? Aeri pengin tinggal bareng ibu lagi."

"Nggak bisa. Kamu kan udah seharusnya tinggal sama orangtua kandung kamu. Kamu kalo mau tinggal di rumah ibu juga boleh. Asal kamu izin dulu dengan tuan Ken dan juga nyonya Yuma ya."

"Iya sayang. Kamu bebas mau ketemu sama ibu Bella. Mami sama papi nggak akan ngelarang. Karena bagaimana pun, ibu Bella juga ibu kamu." Ucap mami Yuma.

"Oh iya. Kalian mau pindah sekolah dimana?" Tanya papi Ken pada Aeri dan Giselle.

AERISELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang