WKWKWK yang tanya, Edzar impoten kahhh? Semuanya terjawab di part ini yaaa wkwkwk.Ini lumayan panjang nihhh, boleh lahhh ramein komennyaaaa~
***
Hal yang biasa Aia gunakan ketika sedang overthinking begini adalah dengan membuka-buka arsip foto yang dia masukkan ke dalam folder khusus di ponselnya dengan nama 'Kak Edzar♡" yang ia kumpulkan selama hampir dua tahun terakhir.
Semua kenangan mereka, dari pertama kali bertemu sampai beberapa jam lalu, terekam dengan baik dalam folder tersebut. Memang enggak semuanya berisi foto mereka. Pada pertemuan awal-awal mereka, Aia suka iseng memotret makanan yang mereka santap bersama, buku yang Edzar belikan, atau segelas kopi dengan nama Edzar di pinggiran cup-nya.
Pokoknya segala hal dalam lika-liku hubungan—mulai dari hal paling sederhana sampai momen-momen penting—mereka ada di sana. Ia berusaha mengingat lagi bagaimana antusiasnya pertemuan pertama mereka, setelah dua bulan hanya berbincang melalui chat dan bertukar biodata ta'aruf.
Kalau dipikir-pikir, awal mula hubungan mereka memang sangat klise. Dimulai dari cinta monyet anak kecil, yang kembali bersemi sepuluh tahun kemudian.
Kilasan balik momen itu kembali berputar di kepala Aia. Jadi, ceritanya begini.
Hari itu Aia dan Medina—sahabat yang merangkap menjadi manager-nya—datang ke rumah Mega—teman mereka—yang sedang menyelenggarakan aqiqah, syukuran atas kelahiran anak pertama mereka.
"Ya ampun, dari mana aja sih kalian? Bisa-bisanya jam segini baru dateng?" gerutu Mega sambil memeluk Medina berlanjut cipika-cipiki.
"Ya biasalah, Mbak. Aia kan sukanya gitu. Janjian jam setengah satu, aku sampe rumahnya itu dia baru kelar mandi. Belum makeup, ganti baju ... mana kalo siap-siap lama banget!" Medina langsung menumpahkan uneg-unegnya, sedangkan yang dibicarakan cuma cengar-cengir.
"Makin cakep aja sih, Yaa? Jadinya gimana? Udah ada yang sreg buat dikenalin ke Ayahmu belum?" goda Juan setelah memindai penampilan Aia dari atas sampai bawah.
"Belum nih, Mas! Kalau Mas Juan mau nambah pahala, kenalin aku sama temen Mas dong!" sahut Aia enteng. "Jangan jadi orang nyebelin, yang bisanya cuma tanya-tanya kapan nikah-kapan nikah, tapi enggak membantu sama sekali!"
Juan terbahak, lalu menjawab dengan pongah. "Temenku yang masih jomlo sih, banyak! Kamu mau yang spek kayak apa?"
Mereka berjalan memasuki rumah Mega yang di ruang tengahnya sudah terhampar karpet tebal dengan beraneka ragam camilan berjajar di atasnya.
"Kalian langsung makan dulu aja yuk!" ajak Mega menuju ruang makan.
"Kavi-nya mana, Mbak?" timpal Aia sambil mengedarkan pandangan, mencari bayi yang hari ini usianya sudah genap 3 minggu.
"Kavi-nya masih tidur, baru kelar nen tadi. Kalian makan aja dulu!" ujar Mega sambil memanggil asistennya untuk membantu menghangatkan makanan.
"Mau yang ganteng dan suara ngajinya bagus dong, Mas!" Rupanya Aia betulan menganggap serius tawaran Juan tadi.
"Irsyad gimana tuh kabarnya? Dia kan bagus tuh kalau ngaji. Sering adzan juga loh, di masjid deket kantor!" ujar Juan yang ikut duduk di ujung meja.
Raut wajah Aia langsung berubah kesal ketika mendengar nama itu lagi. "Mas Irsyad tuh ... gimana ya, aku ngomongnya?"
"Kenapa sih? Aku rasa dia cocok banget sama kamu, Ya. Sama-sama banyak omong, dan ekspresif banget. Pasti kalian kalau ngobrol seru banget!" sahut Mega sambil membuka satu per satu tudung saji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Available (COMPLETED)
EspiritualTentang Aia yang memiliki banyak sekali pertanyaan di kepalanya. Dan Edzar yang memiliki banyak kebingungan dalam hidupnya. Start: 14 Juni 2024 End: 1 November 2024