Bab 11: Singkat, Padat, Bisa

3.8K 584 60
                                    







Selepas salat subuh, Aia sudah berkutat di dapur. Hari ini ia akan membuat lebih banyak menu masakan untuk bekal Edzar ke kantor. Selain makan berat, Aia juga akan membuatkan blueberry muffin untuk Edzar bawa. Bekal yang biasanya cuma terdiri dari dua menu, kini ia tambah jadi empat menu. Padahal tadi malam ia baru tidur pukul dua belas malam, tapi pagi ini matanya sama sekali tidak mengantuk.

Beberapa hari ini, Aia menghabiskan waktu lebih banyak untuk merenung. Ia berusaha mencari benang merah dari seluruh keresahannya selama beberapa bulan terakhir. Kepalanya penuh memutar satu per satu kenangannya bersama Edzar, dan semakin yakin kalau Edzar memiliki masalah dalam mengekspresikan emosinya.

Edzar pernah tertawa dan tersenyum. Tapi semuanya terasa nanggung. Hanya senyum simpul yang tidak bertahan lama, dan tawa kecil seadanya. Aia sampai lupa kapan terakhir kali ia melihat Edzar tertawa sampai terbahak-bahak. Entah sudah pernah atau belum, kepala Aia betulan tidak berhasil mengingat apa-apa.

Jadi, hal pertama yang Aia lakukan untuk memperbaiki hubungan mereka adalah dengan melakukan hal-hal yang membuat Edzar bahagia. Sebenarnya Aia pun enggak tahu apa yang benar-benar membuat Edzar bahagia. Setiap kali ditanya, jawabannya selalu klise, "Kayak gini aja aku udah senang dan bersyukur, Ya."

Dan bagaimana mungkin Aia bisa percaya, ketika pria itu bahkan mengatakannya dengan wajah datar, tanpa gairah?

Berhubung Edzar adalah orang yang sederhana, rasanya enggak perlu memberikan sederet barang mahal untuk membuat pria itu terkesan. Makanya Aia mengandalkan keahliannya dalam memasak, memberikan hadiah sederhana tapi sangat personal.

Tepat pukul enam pagi, blueberry muffin-nya sudah masuk ke dalam oven. Sembari menunggu matang, Aia membuat capcay seafood yang semua bahan-bahannya sudah ia siapkan di kulkas tadi malam. Pagi ini, ia tinggal menumis semua bahan, yang hanya membutuhkan waktu sepuluh menit. Sementara itu bandeng presto yang ia masukkan ke dalam air fryer juga sudah matang. Selanjutnya, Aia menggoreng bakwan udang, dan merebus sayuran untuk dibuat pecel.

Sebenarnya Aia juga enggak terlalu pintar memasak. Ia hanya mengikuti semua resep praktis yang diberikan Maminya sebagai bekal pernikahan. Setidaknya sehari sekali, Aia selalu berusaha memasak, sekaligus melatih kemampuannya agar terbiasa.

Sejak awal Edzar enggak pernah menuntut Aia untuk bisa memasak. Dengan entengnya Edzar bilang, kalau pria itu tidak keberatan memasak untuk mereka berdua setiap hari. Di awal pernikahan mereka, Edzar selalu berkutat di dapur untuk memasak sarapan. Sedangkan Aia mengekori setiap pergerakan Edzar, mengamati sambil menyerap ilmunya.

Edzar sudah terlatih hidup sendiri selama bertahun-tahun, jadi memasak bukanlah hal yang sulit untuknya. Meski menu masakan Edzar adalah masakan rumahan biasa, setidaknya itu jauh lebih baik ketimbang Aia yang cuma bisa menggoreng nugget. Dan melihat bagaimana Edzar menghidangkan beragam menu masakan setiap hari, membuat Aia enggak mau kalah. Jiwa kompetitifnya enggak bisa membiarkan hal ini terus berlanjut begitu saja. Aia pun terdorong untuk belajar memasak setiap harinya, entah melalui Youtube atau pun belajar langsung dari Edzar.

"Katanya hari ini kamu mau ke opening cafe-nya Mbak Mega?" Suara serak itu menjeda pergerakan Aia yang hendak mengeluarkan blueberry muffin-nya dari oven, ketika bunyi timer-nya berdenting.

"Iya, nanti jam delapan."

Setelahnya Edzar enggak mengatakan apa-apa lagi. Pria itu berjalan ke kulkas, mengambil segelas air dan duduk di meja pantry untuk meminum berbagai suplemen kesahatannya.

Hal yang membuat Aia kaget di awal pernikahan mereka adalah, ketika mengetahui rutinitas pagi Edzar yang penuh dengan berbagai suplemen kesehatan. Ada sebuah kotak di meja pantry yang berisikan berbagai macam suplemen herbal yang diminum Edzar setiap hari. Mulai dari ekstrak gingseng merah, habatussauda, ekstrak minyak ikan, dan masih banyak lagi suplemen vitamin tambahan yang sangat asing di mata Aia.

Not Available (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang