Bab 23: Tentang Rasa Cukup

1.8K 331 31
                                    




Entah sudah berapa lama, keduanya duduk berdampingan di bawah payung besar, menghadap lurus ke arah deburan ombak di siang hari yang panas. Tidak ada obrolan yang terjalin. Keduanya hanya duduk saling berangkulan, mengamati sekitarnya yang cukup sepi, dan disibukkan oleh pikiran masing-masing.

Setelah sarapan tadi, Aia berpikir keras mencari kegiatan seru yang bisa mereka lakukan. Aia sempat memberi ide untuk ikut Kevin dan keluarganya ke penangkaran hiu, yang meskipun ia enggak terlalu ingin melihat hiu, setidaknya bersama keramaian keluarga Kevin akan terasa lebih menyenangkan dibanding berdua saja. Selain itu, ia juga sempat browsing, mencari aktivitas lain yang bisa dilakukan di pulau kecil itu, atau mencari toko atau kafe lucu yang bisa dikunjungi, agar tidak cuma duduk-duduk di pinggir pantai begini.

Namun, berhubung ia tidak kunjung memutuskan mau melakukan apa, pada akhirnya ia pasrah mengikuti saran Edzar untuk bersantai di pinggir pantai saja, seperti sekarang. Aia pikir, "Ah,  ya udah enggak papa. Aku bisa cari obrolan seru, atau lanjutin obrolan podcast tadi malem, biar enggak terlalu berasa krik-krik, kalau cuma diem-diem aja."

Nyatanya, ketika mereka sudah sama-sama duduk dengan dua batok kelapa muda yang dipesan dari restoran terdekat, Aia langsung terhanyut pada pemandangan pantai pasir putih yang begitu jernih, sampai ia kehilangan kata-kata. Secara menakjubkan, suasana ini sangat meneduhkan perasaannya, meski tidak ada satu pun kalimat yang terlontar dari mereka berdua.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Aia merasa sangat nyaman duduk berdua dengan Edzar tanpa mengatakan apa-apa. Keheningan mereka saat ini jauh dari kata canggung dan membosankan. Seperti ada kekuatan tidak kasat mata, yang menghubungkan perasaan mereka, sehingga tanpa perlu repot-repot bicara, hati Aia sudah terasa utuh.

Barangkali ini yang tempo hari dibilang Sarah. Kunci dalam sebuah hubungan itu bukan hanya komunikasi. Tapi pengertian. Ketika sudah ada komunikasi panjang lebar tapi enggak bisa saling mengerti satu sama lain, rasanya semua komunikasi yang sudah terjalin akan sia-sia. Dan ternyata, memahami orang lain bukan semata-mata harus bicara, mendengarkan atau bercerita. Dengan saling diam, menikmati momen yang ada bersama-sama, juga bisa membuat Aia mengerti bagaimana dunia Edzar yang selama ini disembunyikan.

"Balik ke villa yuk!" Tiba-tiba saja Edzar memutar tubuhnya ke arah Aia sambil memasukkan ponselnya yang semula tergeletak di atas meja ke dalam saku.

"Kenapa emangnya?" tanya Aia yang merasa belum puas dengan kebersamaan mereka. Apalagi ini sudah hampir memasuki jam makan siang, rasanya nanggung sekali, kalau balik sekarang.

"Kamu ngantuk, kan?" tuduh Edzar, sambil berdiri dari sun lounger.

Kening Aia mengerut. Ia memindahkan kacamata hitamnya ke atas kepala supaya bisa menunjukkan ekspresinya pada Edzar dengan lebih jelas. "Hah? Enggak tuh! Kata siapa?"

Edzar sedikit mencondongkan tubuhnya, seolah tidak percaya kalau Aia betulan enggak mengantuk.

Tawa Aia meluncur. Ia menepuk-nepuk sun lounger di sebelahnya, agar mereka Edzar duduk dengan lebih rapat. "Sini duduk lagi, Kak!"

"Kamu dari tadi diem-diem doang, kirain ngantuk!" gumam Edzar, sambil menuruti instruksi Aia dengan duduk menyerong di sun lounger yang Aia tempati.

"Enggak tuh! Aku enggak masalah kok duduk di sini tiga jam lagi!" Aia menebarkan senyum lebar, sambil memeluk Edzar dari samping. Kepalanya mendongak, menatap sang suami yang tubuhnya sangat kaku, dengan senyum lebar. "Selamat ulang tahun, Kak!"

Tautan mata mereka terputus, ketika Edzar membuang pandangan ke arah lain. Ketara sekali sedang menutupi salah tingkahnya. "Meski saat itu aku belum lahir dan enggak bisa menyaksikan secara langsung, aku yakin tiga puluh tahun lalu di hari ini, matahari bersinar hangat, enggak terlalu terik, dan langitnya cerah berwarna biru. Hari yang disambut suka cita oleh banyak orang, karena kelahiran seorang bayi laki-laki ganteng yang hatinya tulus."

Not Available (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang