Sebelum baca, boleh dong, bagi vote-nya duluu!Sama kayak part sebelumnya, part ini ada sebagian kecil penggunaan bahasa Jawa wkwkwk. Boleh bantu translate di inline paragraf yaa, biar temen-temen yang enggak bisa bahasa Jawa jadi terbantuuu.
Terima kasih banyakkkk!
***
"Pembangunan rumah Pak Sapto itu mengganggu sekali, Pak. Sudah berbulan-bulan, kerjaannya bangun rumah terus! Satu rumah udah jadi, beli rumah lain, terus dibangun lagi! Lama-lama nanti satu komplek dibeli semua itu sama Pak Sapto!" Ibu-ibu berambut pendek yang hampir seusia Maminya Aia menceritakan keresahannya pada Pak RT dengan berapi-api.
"Iya, lho, Pak! Mosok hari Minggu pembangunannya enggak berhenti? Masih tetep berisik, suara mesin ngaduk semen lah, motong keramik lah, ini yang punya bayi kan, kasihan! Enggak bisa tidur!" sambung Yuti yang mengundang sorakan Ibu-ibu lain, sepakat dengan keluhan tersebut.
Aia sebagai yang paling muda di tengah-tengah perkumpulan ini, hanya bisa diam menyimak. Sejak awal ia tidak setuju permasalahan suaminya beberapa waktu lalu dilaporkan ke ketua RT. Namun, Ibu-ibu yang berkumpul di rumah Pak RT sekarang, menyeretnya dan bersikeras bahwa tingkah Sapto tidak bisa dibiarkan lagi. Harus ditindaklanjuti dengan tegas.
Yang setelahnya Aia baru paham, kalau mereka semua bukan melapor untuk semata-mata membela Edzar. Tapi ada banyak alasan pribadi yang kebanyakan berasal dari iri dengki, yang membuat mereka ingin memojokkan Sapto. Dan meski Aia juga termasuk salah satu orang yang tidak suka dengan Sapto, ia bukan tipe orang yang suka memperpanjang masalah. Kalau boleh jujur, tentu saja satu-satunya yang Aia inginkan sekarang adalah pulang dari sini secepatnya.
Sayangnya, begitu selesai arisan tadi, Aia enggak bisa menghindar, dan terpaksa bergabung dengan gerombolan Ibu-ibu menuju rumah Pak RT.
"Pak Sapto itu mentang-mentang sudah tua, dan paling lama tinggal di komplek ini, jadi suka seenaknya! Dia memanfaatkan senioritas buat nyuruh Mas Edzar bantuin tukang-tukangnya yang nggak becus itu!" Tudingan-tudingan itu terus tumpang tindih tidak karuan, semakin panas.
"Saya lihat sendiri lho, Mbak Aia! Gimana Mas Edzar mondar-mandir bawa ember isi semen. Terus ikut mindahin batubata dan keramik banyak banget! Semuanya tuh pekerjaan berat yang enggak seharusnya dikerjakan sama orang yang enggak dibayar. Kok yo Pak Sapto ki tegel men, ngongkon Mas Edzar koyo babune ngono? Bahkan tukang-tukang yang kerja hari itu dibayar semua, Mas Edzar enggak lho, Mbak! Jyaaan, ngawur tenan wong kui!"
"He'eh lho, Pak! Njaluk tulung kok, ngecor. Kui jenenge udu njaluk tulung, tapi ngebabu!"
"Gek ngono, bar Mas Edzar ketiban boto sak ember, Pak Sapto orak ngeroso salah. Kethok biasa wae ki. Orak rumongso nggowo Mas Edzar neng rumah sakit, opo piye!"
"Lha yo! Walaupun kemarin lukanya Mas Edzar enggak terlalu parah, bukan berarti bisa dibiarkan gitu aja, lho Pak! Nanti takutnya Pak Sapto jadi makin seenaknya gitu ke Mas Edzar. Mentang-mentang Mas Edzar ini kepala keluarga paling muda di sini, dan orangnya baik banget, jadi dimanfaatkan seenaknya!"
"Mbok yo njajal tho, Pak Wangun nggolek info, kui Pak Sapto duite seko ndi? Mosok dodol tahu koyo ngono thok neng pasar, iso tuku omah setahun siji? Njuk langsung dibangun kabeh?"
Wangun—sang ketua RT—manggut-manggut, lalu tangannya terangkat, memberikan isyarat agar Ibu-ibu itu berhenti bicara. "Begini ya, Ibu-ibu, kalau masalah duitnya Pak Sapto dari mana, saya enggak bisa ikut campur. Itu biar jadi urusan pribadi masing-masing saja, Bu. Toh, Pak Sapto itu anaknya banyak, sudah merantau semua. Ada yang di Jakarta, di Surabaya .... Ada yang di Aceh juga. Mungkin salah satu penghasilannya dari anak-anaknya yang sudah sukses, saya kurang tahu detailnya. Yang jelas, kalau memang ada penyalahgunaan uang atau semacamnya, pihak kepolisian pasti bakal tahu, cepat atau lambat. Biar pihak berwenang yang mengurus. Selagi warga setempat enggak dirugikan secara finansial oleh Pak Sapto—maksudnya tidak ada tindak penipuan dan semacamnya, saya enggak bisa banyak ikut campur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Available (COMPLETED)
EspiritualTentang Aia yang memiliki banyak sekali pertanyaan di kepalanya. Dan Edzar yang memiliki banyak kebingungan dalam hidupnya. Start: 14 Juni 2024 End: 1 November 2024