Bab 18: Keinginan yang Terpendam

1.8K 404 44
                                    

Halooo, bab ini beneran manissss banget! Boleh lahh, bagi vote dan komennya yang banyakkk😘😘😘

***



"Apa yang bikin Kak Edzar suka bercocok tanam?" Itu adalah topik podcast yang Aia pilih malam ini, setelah mereka menghabiskan waktu seharian di halaman belakang mengurus tanaman.

"Hmm ... karena Budhe."

Aia manggut-manggut, mengingat betapa rimbunnya halaman rumah Tintrin, penuh dengan aneka ragam tanaman hias. "Dari kecil, Budhe ngajarin Kak Edzar ngerawat tanaman gitu?"

"Enggak sih, selama ini Budhe sibuk sendiri sama tanaman-tanamannya. Aku cuma suka ngeliatin aja," cerita Edzar sembari memeluk Aia terlebih dulu.

"Terus? Kak Edzar jadi tertarik sama tanaman?"

"Halaman rumah Budhe udah kepenuhan sama tanaman, akhirnya sebagian dititip ke rumahku, yang saat pertama beli rumah ini, masih kosong banget, enggak tahu mau diisi apa."

"Untuk ukuran seseorang yang cuma membantu Budhe, Kak Edzar keren banget lho, bisa merawat tanaman-tanaman itu dengan sangat baik! Bahkan anggrek-anggrek di halaman belakang tuh, udah banyak banget yang berbunga, kan? Itu keren banget tauuu! Aku pikir sejak awal Kak Edzar emang pecinta tanaman gitu, makanya kalau ngurus tanaman niat banget!" puji Aia sambil menepuk-nepuk bahu Edzar lembut.

"Ya, karena Budhe ngasih aku amanah untuk merawat tanamannya, jadi aku belajar, gimana caranya biar tanamannya enggak mati, Ya," jawab Edzar datar. "Dan ternyata, setelah lihat rumah rame sama tanaman gitu, ada kesenangan sendiri aja lihatnya. Enggak kelihatan sepi-sepi banget."

"Tahu nggak, waktu pertama kali Kak Edzar cerita ke Mami dan Ayah kalau suka tanaman dan ikan hias juga, Mami langsung merestui Kak Edzar jadi suamiku. Gara-gara Kak Edzar bisa sabar merawat tanaman, terlebih kebanyakan adalah anggrek. Kata Mami, merawat anggrek tuh susah banget, harus telaten dan ekstra sabar. Enggak semua orang bisa sabar, karena Mami pun sering nyerah sama anggrek-anggreknya yang enggak pernah bisa berbunga. Soalnya tiap jenis anggrek kan, perawatannya beda-beda ya? Ada yang bisa berbunga setahun sekali aja, atau dua tahun sekali .... Bahkan selama bertahun-tahun punya anggrek, baru sekali Mami berhasil lihat anggreknya berbunga. Sedangkan Kak Edzar bisa merawat anggrek sebanyak itu, dan banyak yang berbunga juga!"

Kali ini Aia bisa melihat senyum tipis Edzar. "Terus Mami jadi berpikiran, kalau aku bisa merawat kamu juga dengan sabar gitu?"

Aia terkekeh. "Iya. Kenyataannya emang Kak Edzar sabar banget, kan?"

"Tapi tetep sering bikin kamu sedih," sanggah Edzar pelan. "Dan mungkin aja, kalau anggrek-anggrek itu bisa bicara, mereka enggak sebahagia itu, tinggal sama aku di rumah ini."

"Karena Kak Edzar sering diemin mereka ya?" Lantas Aia melanjutkan, "Kak Edzar tahu nggak? Tanaman itu juga bisa mendengar semua perkataan kita lho! Kalau Kak Edzar lagi nyiramin tanaman, atau ngasih pupuk gitu ..., coba deh, sambil diajak ngobrol tanamannya!"

"Iya, Budhe juga sering ngajak ngobrol tanaman-tanaman di rumah."

"Nah, kenapa Kak Edzar enggak coba ajak ngobrol anggrek-anggrek itu?"

"Mau ajak ngobrol kamu aja, bingung, Ya. Apalagi ngajak ngobrol anggrek?"

Mereka tertawa bersama. "Ya udah, besok kalau kursi tamannya udah jadi dipasang, kita kalau ngobrol di halaman belakang aja, Kak. Biar anggrek-anggrek itu bisa dengar obrolan kita, jadi enggak ngerasa kalau rumah ini sepi banget!"

Edzar terkekeh. "Okay."

"Tapi kayaknya itu malah bikin anggreknya sebel, karena cuma bisa nyimak obrolan kita. Apalagi kalau sambil manja-manja begini ...."

Not Available (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang