🐇20. Klan Penjaga

240 23 0
                                    

🐇🐇🐇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐇🐇🐇

Selesai makan, aku dan Juna hanya bersandar di bawah pohon ini. Semoga saja tak ada penunggunya. Kami bersama-sama menatap bintang di langit malam. Dari tadi belum ada yang ngantuk. "Juna, sebenarnya siapa mereka? Mengapa mereka menginginkanku?" tanyaku pada Juna.

Ia seketika menoleh karena aku bertanya demikian. "Mereka itu para penyihir. Penyihir dulunya adalah klan penjaga paling kuat di istana. Mereka suka rela mengabdi dan melindungi kerajaan. Tetapi, sejak aku lahir, mereka merasa terbuang dan dilupakan. Merasa digantikan intinya," jelas Juna yang membuatku masih kurang paham. Untuk apa para penyihir menjaga istana tanpa dibayar? Rugi, dong!

"Lalu, apa hubungannya dengan kelahiranmu? Kenapa ketika kau lahir mereka merasa dilupakan? Mereka dipecat, begitu?" tanyaku. Juna hanya tersenyum melihatku yang menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaanku.

"Kau ingin dengar cerita sesungguhnya, Na?" tanya Juna. Aku sesegera mungkin mengangguk dan mendekat padanya. Sekarang posisinya malah seperti anak kecil yang akan diceritakan sebuah dongeng penghantar tidur oleh ayahnya. "Jadi begini, ibuku bukanlah manusia seutuhnya. Dia lahir dan dibesarkan di tengah-tengah bangsa kelinci. Kau tahu gadis yang menyerangmu tadi? Yang tiba-tiba dari wujud kelinci bisa berubah dengan cepat ke wujud manusia?" tanya Juna. Aku mengangguk sesegera mungkin. Bagaimana bisa aku lupa dengan gadis yang tiba-tiba memarahiku.

"Yang seperti kelinci jadi-jadian tadi?" tanyaku.

"Iya, keluargaku yang tadi adalah bangsa kelinci. Ayahku yang merupakan seorang raja jatuh cinta pada gadis dari bangsa kelinci. Sebenernya pernikahan seperti ini sangat dilarang. Akibat orang tuaku tetap ingin menikah, ibuku meninggal saat melahirkanku. Itu adalah konsekuensi sebab berani menikahi bangsa kerajaan. Itu juga menjadi sebab aku sering dikucilkan oleh Kakak-kakakku, sering diejek sebagai anak hewan." Juna memandang jauh ke atas sana. Seperti ada rasa sakit saat ia mengatakan traumanya itu.

"Lalu ... apa hubungannya dengan klan penyihir?" tanyaku. Aku sengaja mengalihkan pembicaraan agar Juna tak terlarut sedih mengingat kejadian menyakitkan itu.

Juna menoleh padaku lalu tersenyum. "Penyihir merasa tersingkirkan saat ayahku menikah dengan bangsa kelinci. Mereka kemudian memberontak dan tidak mau menjadi klan penjaga lagi. Tetapi ... sejak aku lahir juga bangsa kelinci diusir sejauh-jauhnya dari lingkungan kerajaan, hingga mereka memilih menetap di hutan dan membangun desa mereka sendiri di sini. Itu sebabnya kita tidak boleh menikah di istana, sebab aku dari dulu sudah disebut sebagai aib."

Sekarang aku jadi tahu kenapa para saudara-saudaranya yang sombong itu sangat membenci Juna. Ternyata karena Juna lahir dari seorang perempuan yang bukan manusia seutuhnya, melainkan bangsa kelinci. Pantas saja para permaisuri selalu memandang Juna dengan tatapan sinis. 

"Kau tak boleh berpikir begitu, Jun. Suatu saat akan ada satu orang yang mengganggapmu berharga," ucapku, membuat Juna yang tadinya menunduk jadi mendongak.

Behind The Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang