🐇47. Pesta Dansa

79 9 10
                                    

Haiii! Maaf telat update, sibuk siapin lomba-lomba nihh😭

Jangan lupa vote komen ya! Seperti kemarin juga, nanti updet lagi kalau udah 40 mata.

Tandai kalau ada typo, ya ...

🐇Selamat membaca!🐇

🐇Selamat membaca!🐇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐇🐇🐇

Malamnya, aku sudah siap mengenakan gaun berwarna hijau sage yang sangat aesthetic ini. Sedari tadi setelah selesai berias, aku hanya menatap kitab itu sembari menebak-nebak siapa yang menyembunyikan kunci itu. Apakah pria berjubah hitam? Atau malah Ibu Orla? Setelah aku pikir juga untuk apa Ibu Orla menyembunyikan kunci itu?

Entahlah, kepalaku pusing memikirkan itu. Lebih baik sekarang aku ke depan, karena Juna pasti sudah menungguku. Memangnya penting sekali, ya, pesta dansa ini? Waktu aku dan Juna menikah saja tidak ada perayaan pesta dansa. Pihak kerajaan memang curang. Kalau aku jadi Juna, aku akan menuntut minta keadilan.

Benar saja, setelah aku turun, sudah ada Juna yang duduk di kursi ruang tamu dengan keadaan sudah rapi mengenakan baju khas pangeran berwarna hitam kebiruan. Sangat cocok dengan gaya rambut Juna. Memang tampan suamiku itu, hahaha!

"Ayo, kita berangkat, Jun," ucapku pada Juna. Namun, ia hanya diam dan malah berkacak pinggang. Maksudnya? Apa ia ingin aku merangkul lengannya? Sekarang ia tersenyum dengan alis mengangkat.

Ya, sudah akhirnya aku merangkul lengan Juna yang telah susah payah ia siapkan itu. "Mari," ucap Juna sembari tersenyum karena aku menggandeng lengannya.

Kami lalu berjalan ke depan istana karena di sana sudah ada kereta kuda yang menanti kami. Aku merasa sudah seperti di dongeng-dongeng saja. Seperti Cinderella yang akan datang ke pesta dansa. Namun, bedanya aku datang bersama sang pangeran, buka ingin menemui pangeran.

Tak lama kemudian setelah melewati hutan yang gelap, kami sampai di Phrysona. Ternyata sudah ramai di sini. Banyak kereta kuda yang terparkir di halaman istana juga banyak tamu yang baru berdatangan dan hendak masuk ke sana. Itu artinya aku dan Juna agak terlambat?

"Memangnya pesta dansa ini acara wajib, ya, Jun?" tanyaku berbisik pada Juna. Kami sudah turun dari kereta kuda dan hanya berdiri di depan pagar, menyaksikan para tamu yang masuk.

"Iya. Sebelum hari pernikahan tiba, para tamu diundang ke kerajaan untuk menghadiri pesta dansa. Ayo, masuk. Ayahku pasti sudah menunggu kita."

Aku dan Juna bergandengan masuk ke dalam istana. Semua wanita yang hadir tampak cantik mengenakan gaun dan juga mahkota mereka. Aku dan Juna berjalan menuju singgasana, di mana ada ayah Juna yang duduk di  sana. "Ayah." Juna memanggil ayahnya, mereka kemudian berpelukan. Begitu juga aku yang memeluk ayah Juna.

Behind The Choice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang