Hai, all! Aku up lagi😌🙌
Jangan lupa vote komen ya biar aku semangat up-nya, akhir-akhir ini lagi down banget, hehe maap alay😔
1 komen & vote dari kalian itu sangat bermanfaat buat aku, jadi jangan lupa komen yaaa💗 Jangan jadi silent reader, ingat!
🐇Selamat membaca🐇
🐇🐇🐇
"Kenapa? Kau ingat sesuatu?" tanya Juna saat aku sedang terkejut karena sadar kalau orang itu adalah orang yang sama.
"Iya, aku ingat sesuatu. Orang ini yang mendorongku saat ajang memanah saat itu hingga aku terjatuh. Eum, aku aku juga pernah bertemu dengannya di pasar." Aku harap Juna tidak marah atau kecewa padaku, karena aku tidak membicarakan ini sebelumnya. Bukan tidak ingin terbuka, aku hanya tidak mau menduga-duga apa yang belum bener. Cukup aku saja yang tahu jika belum tentu kebenarannya.
"Dia mengancam? Kenapa tidak cerita padaku?" Yang aku takutkan benar, sekarang Juna seperti kecewa padaku.
"M-maaf, Jun. Saat itu aku mengira dia hanyalah orang iseng yang mengatakan hal tidak penting. Dia mengancamku jika aku terus hidup denganmu, maka hidupku tidak akan bahagia." Aku mengatakan yang sebenarnya pada Juna. Alih-alih bereaksi marah, Juna malah diam saja. Aneh. Lagipula aku dan Juna tidak akan hidup bersama selamanya, kan? Hanya sampai aku menemukan cara keluar dari dunia ini.
"Y-ya, sudah. Jangan terlalu dipikirkan." Juna kemudian berdiri dan berjalan ke arah jendela besar yang ada di sisi kamar ini.
Aku hampir lupa untuk memberitahu pada Wulan jika sebenarnya kami adalah saudara kembar. Aku melepas sandal yang aku kenakan tadi, naik ke atas kasur, dan segera berbaring. Bagaimana reaksi Wulan saat tahu kalau aku adalah saudaranya, ya? Pasti dia sangat terkejut. "Wulan." Aku memanggil Wulan dan dia sekarang keluar dari cermin yang aku pegang.
"Ya? Eh, aku seperti mengenal kasur yang kau tindih itu. Kau sedang berada di rumahku, ya?" tanya Wulan dengan heran.
Aku segera mengangguk dan tersenyum lebar. "Iya! Tebak fakta yang baru aku ketahui tadi. Ternyata kita adalah saudara, Wulan!"
Tidak seperti dugaanku yang mengira Wulan akan gembira, ia malah terlihat biasa saja. Apa dia tidak ingin punya saudara seperti aku, ya? "Jadi kau sudah tahu?" tanya Wulan. Apa-apaan ini? Jangan bilang kalau Wulan sudah mengetahui hal ini, tetapi dia hanya diam? "Sudah sejak lama Ibu menceritakan jika aku punya saudara. Tapi seseorang menculiknya saat bayi. Begitu tahu kau sangat mirip denganku, aku sangat yakin kau adalah saudaraku yang hilang diculik itu, Shana."
Aku merenung mendengar penjelasan dari Wulan. Haruskah aku menetap di sini saja? Semua terasa berat saat tahu ada keluargaku di sini, tetapi aku harus meninggalkan mereka nantinya. "Lalu Ayah ke mana?" tanyaku. Sejak tadi aku tidak melihat laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Choice [END]
Fantasia[STORY 4] GENRE: FANTASI - ROMANCE Shana adalah mahasiswa yang hidup sebatang kara serta terbiasa hidup mandiri. Sejak kecil ia hidup di panti asuhan. Sampai akhirnya, menyewa rumah untuk ia tinggali adalah keputusan tepat karena dirinya tak menyuka...