MD 20

1.1K 50 1
                                    

MD 20

Kini waktu menunjukan pukul tiga sore, saat ini dikediaman orang tua Net sedang dalam suasana yang menegangkan. Rafa memijat pelipisnya yang terasa sangat sakit, dia benar benar tidak habis pikir dengan apa yang mama nya lakukan, sedangkan mama nya saat ini hanya memalingkan wajahnya kearah lain karena dia ditatap tajam oleh suaminya.

"Mama tahu kan apa kesalahan mama!." Ucap suaminya dengan tegas.

"Apa sih pa, mama cuma senggol sedikit doang kok." Ucap mamanya membela dirinya sendiri.

"Kalau cuma kesenggol sedikit, gak akan mungkin James terluka sampai separah itu ma!." Ucap suaminya dengan intonasi yang mulai meninggi.

"Alasan mama melakukan itu apa sih, papa gak habis pikir sama apa yang mama lakukan." Ucap suaminya kemudian dia menghela nafasnya berat, dia tidak habis pikir dengan apa yang istrinya lakukan.

"Walaupun papa memang menentang hubungan mereka, tetapi papa tidak sampai benci kepada James, papa juga tidak sampai memiliki pemikiran buruk seperti itu, papa hanya belum terbiasa dengan kenyataan Net yang menyukai sesama jenis, namun bukan berarti papa ingin melukai mereka." Lanjut suaminya.

"Dengar ya pa!, mama itu tidak sudi memiliki menantu lelaki, APALAGI SEPERTI JAMES!." Bentak istrinya.

"Rafa tidak nyangka mama sejahat ini, ka James baik banget ma sama kita, kenapa mama sampai segitunya membenci ka James." Ucap Rafa lirih, dia tidak menyangka jika mama nya yang selama ini dia puja puja, yang selama ini dia selalu mengatakan jika dia adalah mama yang terbaik didunia ini bisa melakukan hal sejahat itu kepada kakak iparnya.

"Buka mata kamu Rafa, kakak kamu itu tidak cocok dengan lelaki seperti James!." Tegas mamanya.

"Rafa kecewa sama mama." Ucap Rafa lirih kemudian pergi meninggalkan mama dan papa nya yang berada di ruang keluarga.

Papa nya Net memijat pelipisnya, dia benar benar tidak tahu harus bagaimana sekarang ini dan dia juga tidak tahu harus berbuat apa jika Net mengetahui penyebab celaka istrinya adalah ulah mama nya sendiri.

"Coba jika papa telat untuk mematikan CCTV, bisa bisa mama habis ditangan Net."

Ya, memang papa nya Net lah yang mematikan kamera pengintai tersebut. Awalnya papa nya Net tidak mengira jika istrinya akan melakukan hal se jahat itu, namun ketika dia melihat gerak gerik istrinya yang mencurigakan, dengan cepat dia mematikan kamera pengintai tersebut dan menghapus data bahkan satu jam dari sebelum kejadian. Papa nya Net melakukan itu agar Net tidak curiga dan juga agar tidak ada tanda tanda jika mama nya lah yang melakukan itu.

"Kalau Net sampai tahu, mama tanggung semuanya sendiri, papa tidak mau ikut campur." Ucap papa nya Net kemudian dia meninggalkan istrinya sendirian diruang keluarga.

Disisi lain James baru saja terbangun dari tidurnya, dia melihat Net duduk disampingnya dengan laptop yang berada dipangkuannya. James mencubit paha Net untuk menyadarkan Net jika dirinya sudah bangun. Net terkejut ketika pahanya terasa dicubit, kemudian dia menoleh kearah James yang ternyata sudah bangun dan kini Net melihat James dengan senyuman yang menampakkan deretan giginya yang sangat rapih.

"Sudah bangun, ada yang sakit tidak?." Tanya Net khawatir seraya mengelus tangan James.

"Tidak ada, walaupun memang ada yang sakit seharusnya kamu elusin kaki aku bukan tangan aku." Protes James dengan gurauan.

"Reflek saja sih." Ucap Net seraya cengengesan.

"Oh iya, kamu punya hutang penjelasan sama aku." Ucap Net menagih janji yang James katakan di pesan mereka tadi siang.

James menghela nafasnya berat ketika mendengar Net meminta penjelasan darinya. James bingung harus menjelaskan apa, dia juga bingung apakah dia harus berbohong untuk mengindari keributan keluarga atau dia harus tetap jujur agar Net tahu kelakuan busuk mama nya. James kembali menghela nafasnya sebelum dia mulai menjelaskan.

"Tapi janji ya kamu jangan marah." Ucap James.

"Ya karena apa dulu."

"Ya pokoknya jangan marah dan dengarkan aku sampai selesai." Ucap James kemudian di angguki oleh Net.

"Sebenarnya aku bukan tergelincir dari tangga." Ucap James lirih.

"Lho, terus kenapa bisa seperti ini?." Tanya Net bingung.

"Dengarkan aku dulu sampai selesai, jangan di potong." Kesal James.

"Iya maaf, lanjutkan."

"Sebenarnya aku tidak tergelincir, awalnya waktu siang itu aku haus tapi air di kamar kita haus dan tidak mau aku harus turun buat minum, tetapi waktu aku turun baru beberapa anak tangga mama dorong aku." Jelas James yang semakin lirih di penghujung kata.

"Sayang, kamu lagi gak bercanda kan." Tanya Net meyakinkan bahwa dia tidak salah dengar.

"Nggak sayang, aku berani sumpah." Ucap James yakin seraya mengacungkan dua jari nya.

"Tapi untuk apa mama melakukan itu James." Ucap Net yang masih kurang percaya dengan apa yang James katakan.

"Percaya atau tidak nya itu bagaimana kamu Net, tapi setidaknya aku sudah jujur ke kamu dan tidak ada yang aku tutup tutupi dari kamu." Ucap James.

"Aku percaya sama kamu, tetapi ini semua terdengar tidak nyata James."

"Aku bukannya menuduh, tetapi seperti yang kamu tahu, mama kamu seperti tidak menyukai aku jadi sangat wajar kalau dia melakukan itu Net." Ucap James lirih.

"Aku masih membutuhkan bukti James." Lirih Net.

James menghela nafasnya berat ketika dia mendengar bahwa Net terlihat tidak yakin dan tidak mempercayai dirinya bahwa mama nya lah yang melakukannya, namun James juga tidak ingin memaksa Net untuk percaya kepadanya, karena setidaknya James sudah jujur kepada Net dan masalah Net parcaya atau tidak nya itu biarlah jadi urusannya.

Suasana kamar tiba tiba menjadi hening, tidak ada yang membuka suara lagi diantara mereka berdua, James yang tidak ingin memperpanjang masalah dan Net yang masih bergulat dengan isi pikirannya sendiri tentang masalah ini. Namun disela sela keheningan di antara mereka berdua, James kembali membuka suaranya.

"Walaupun kamu tidak percaya kepadaku, aku hanya meminta satu hal kepada kamu, tidak perlu menanyakan hal ini kepada mama ataupun papa, aku tidak mempermasalahkan hal ini, luka akan sembuh dalam janga waktu yang cepat, aku juga sudah memaafkan masalah ini, jadi tidak perlu diperpanjang karena setidaknya aku sudah memberitahu kamu penyebabnya." Jelas James.

James bangkit dari tidurnya, dia ingin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Net yang melihat James akan turun dari kasur dengan cepat dia menghampiri James dan membantunya untuk ke kamar mandi.

"Mau aku temani atau mau sendiri?." Tanya Net ketika sudah mengantarkan James masuk kedalam kamar mandi.

"Tolong bukain celana saja, selebihnya aku bisa sendiri, paling nanti kamu bantu pakaikan celana lagi." Jelas James.

"Yasudah."

Net membantu membuka kan celana James dan juga baju James lalu setelah itu dia meninggalkan James untuk mandi. Sekitar kurang lebih sepuluh menit Net mendengar James memanggilnya dari dalam kamar mandi dan dengan cepat Net masuk kedalam kamar mandi untuk membantu James memakai baju dan juga celananya.



MAS DUDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang