MD 47

348 24 2
                                    

MD 47

James menunggu Net seraya ikut menonton dengan mamah dan juga papanya Net, tak lama terdengar pintu terbuka dan menampakkan sosok Net disana dengan tangan yang membawa nampan berisikan buah buahan yang sudah di potong potong dan juga empat gelas soda.

Net duduk di samping James setelah meletakkan nampan tersebut di atas meja. "Kamu gak kenapa kenapa kan?." Tanya Net berbisik kepada James. James menganggukkan kepalanya.

"Terus kenapa wajah mama masam sekali?." Tanya Net lagi.

James tidak menjawab pertanyaan Net, dia hanya tersenyum lalu setelahnya langsung fokus kembali menonton. Bukan tak ingin menjawab, hanya saja James tak mau ada keributan lagi diantara mereka termasuk keluarga mereka.

Sekitar tiga puluh menit mereka menonton, akhirnya film tersebut telah selesai. Mama nya Net jauh lebih dulu beranjak dari kursi dan keluar dari dalam ruangan cinema.

Bisa Net dan James lihat jika papanya menghela  napas dengan berat, "Pa." Panggil Net. Papanya meliriknya sekilas kemudian dia menghembuskan napasnya berat.

"Papa tahu apa yang akan kamu tanyakan Net." Ucap papanya yang sudah tahu dengan pertanyaan yang akan dilontarkannya.

"Seperti yang sudah kita tahu, mamah kamu bukan orang yang gampang berdamai dengan seseorang." Ucap papanya.

"Lalu kita harus bagaimana pa?." Tanya James, terdengar helaan napas dari ayah mertuanya itu.

"Kalau mamah masih gak bisa menerima sebuah kenyataan, maka biarkanlah dia habiskan hidupnya dengan ke egois nya." Saut Net.

"Net papa tahu jika kamu benar benar sulit untuk menerima semunya, tapi papa minta sama kamu untuk memaafkan mama kamu. Jika tidak untuk mama kamu, setidaknya kamu lakukan itu demi papa." Ucap papanya.

James mengelus punggung lebar suaminya itu, dia tahu jika Net membutuhkan sebuah penenang karena kini tangannya tampak mengepal dengan sorot mata yang dingin.

"Gak harus sekarang sayang." Bisik James pelan seraya terus tangannya mengelus punggung dan juga lengan Net.

"Mengapa papa sangat bersi keras membela mama, padahal dia sudah menghancurkan banyak sekali dalam kehidupan kita." Ucap Net dengan dingin.

"Papa tahu kalau kamu merasa sakit hati atas apa yang dia lakukan, papa juga tahu bukan cuma kamu yang merasa sakit hati, tetapi James juga. Apalagi mama sudah melukai ibu dan juga adik dari James dan hal itu pasti membuat James maupun keluarganya sakit hati, apalagi mama mengungkit masalalau dan bahkan mengarang beberapa cerita." Jelas papanya ter jeda.

Papanya nampak mengambil napas dengan berat sebelum melanjutkan kembali penjelasannya. "Papa tahu ini pasti berat, tetapi seperti yang dikatakan oleh James, tidak perlu sekarang tetapi pelan pelan saja. Papa juga tidak akan diam, papa akan berusaha untuk membuat mama sadar akan apa yang dilakukannya itu benar benar salah." Lanjutnya.

"Iya pa, papa tenang saja. Net tidak akan masalah kok, dia juga harus berpikiran luas. Sebab jika dia haya fokus kepada kesalahannya saja, dia gak akan pernah merasa jika hidupnya tenang dan merasakan apa itu bahagia." Saut James yang mencoba untuk membantu menjawab, karena dia tahu jika Net yang menjawabnya akan muncul lagi masalah baru dan James tak mau itu terjadi, cukup masalah ini yang menjadi masalah besar bagi mereka.

"Iya James terima kasih telah mengerti kan situasi dan masalah kali ini." Ucap papanya.

"Masih baik papa mendaptkan menantu yang tak rese dan tak jahat seperti istri papa." Ketus Net, James langsung mencubit lengan Net ketika dia mendengar ucapan Net, "Pa, kayanya kami mau pulang saja." Ucap James dan di anggukki oleh papa mertuanya itu.

MAS DUDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang