MD 25
Saat ini waktu menunjukkan pukul sebelas malam, James kini tengah mondar mandir tidak karuan, sudah lima jam lamanya dia menunggu kabar dari Net, tetapi dia tak kunjung mendapatkan kabar dari Net.
Lima jam yang lalu Net telah berangkat ke luar kota untuk urusan pekerjaan, sedangkan jam terbang hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam tetapi sudah lima jam Net tak kunjung memberi kabar kepada James.
James terus menerus membuka ponselnya berharap ada kabar dari Net, tetapi hasilnya nihil. Yim menghela napasnya berat ketika dia melihat papa sambung nya itu terus berjalan kesana kemari.
"Sudah pa, duduk dulu saja sih." Tegur Yim.
"Palingan dady langsung ada pekerjaan mangkanya tidak memberikan kabar." Lanjut Yim.
"Tapikan sesibuk sibuknya dady kamu, dia akan tetap mengabari papa Yim."
"Ya mungkin kali ini dady benar benar gak sempat pa."
James menghela nafasnya berat, "Yaudahlah." Ucap James kemudian dia masuk kedalam kamarnya.
Yim yang melihat James masuk kedalam kamarnya hanya menghela nafasnya berat, sebenarnya dia juga khawatir, tetapi ketika dia melihat James benar benar panik karena khawatir jadi dia memutuskan untuk tetap tenang karena takutnya jika dia ikut memperlihatkan kekhawatirannya maka James akan semakin stres.
Yim masuk kedalam kamarnya kemudian dia membuka ponselnya, dia mencoba untuk menelpon Tutor karena Tutor ikut bersama Net yang memang Tutor adalah sekretaris Net, jadi dia akan terus ikut bersama Net kemanapun itu.
Di dering ketiga telpon tersebut tersambung dan Yim mendengar suara Tutor, setelah mendengar suara Tutor, Yim langsung menghela napasnya lega.
"Halo." Ucap Tutor dari sebrang sana.
"Kamu sudah sampai?." Tanya Yim.
"Sudah dari satu jam yang lalu sayang." Jawab Tutor.
"Kenapa gak kabarin aku, aku khawatir tau gak, kamu itu memang gak mementingkan perasaan aku banget ya!." Omel Yim.
Terdengar suara kekehan dari sebrang sana,"Iya sayang maaf ya soalnya handphone aku baterai nya habis." Jelas Tutor.
"Dady sama kamu?." Tanya Yim.
"Nggak, dady kamu sejak turun dari pesawat sudah langsung pergi." Jawab Tutor.
"Pergi kemana, sama siapa?." Tanya Yim penasaran.
"Gak tahu, dia bilang sih sama temannya."
"Teman?." Tanya Yim bingung.
"Iya temannya, katanya teman lamanya. Aku sudah ke penginapan duluan." Jelas Tutor.
"Kenapa memangnya?." Tanya Tutor.
"Dady gak ada kabarin papa, sedari tadi papa mondar mandri khawatir takut dady kenapa kenapa." Jelas Yim.
"Gak terjadi apa apa kok, syukurnya. Semuanya berjalan lancar."
"Apa dady meeting?." Tebak Yim.
"Gak ada sayang, meeting adanya besok siang."
"Yasudah, kamu istirahat ya sekarang. Sudah malam kamu besok harus meeting." Ucap Yim.
"Yasudah, aku tutup telponnya ya. Kamu baik baik disana, jaga kesehatan, aku sayang kamu." Ucap Tutor.
"Kamu juga selamat melepas penat, jangan ganjen, aku sayang kamu juga." Jawab Yim.
Setelah itu sambungan telponnya terputus, Yim masih berpikir keras kemana dady nya pergi, bersama siapa dan temannya yang mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DUDA [END]
RomanceJames seorang office boy disalah satu kantor besar, dan James jatuh hati kepada pemilik perusahaan tersebut yang status nya adalah duda dengan anak dua. Namun kisah cinta James tidak semulus itu, walaupun James dan pemilik perusahaan saling mencinta...