MD 23
Kini waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, Net sudah berangkat ke acara yang dia maksud semalam dan saat ini James dan Yim tengah berada didalam mobil menuju rumah sakit dengan Tutor yang mengatakan mereka.
Posisi saat ini adalah Tutor yang sedang menyetir dan Yim yang berada di kursi depan yang berarti disamping Tutor, sedangkan James duduk di kursi belakangnya. James terkekeh ketika melihat Tutor dan Yim terlihat sangat canggung, bahkan beberapa kali James memergoki Tutor diam diam menggenggam tangan Yim. James membuka ponselnya kemudian mengirimkan pesan kepada Net dan melaporkan tingkah lucu anak nya itu, James semakin terkekeh ketika melihat balasan pesan dari Net.
Sekitar hampir satu jam berkendara akhirnya mereka sampai di rumah sakit, James turun dari dalam mobil dibantu oleh Yim dan juga Tutor. James langsung masuk kedalam ruangan dokter karena dia sudah membuat janji dengan dokter dari kemarin, jadi dia tidak perlu mengantri lagi.
James berbaring diatas kasur dan dokter membuka perbannya untuk di ganti oleh perban yang baru, selama James ditangani Yim dan Tutor menamni James di dalam ruangan, Yim memotret James kemudian dia mengirimkannya kepada Net.
Sekitar hampir dua puluh menit akhirnya James telah selesai diperiksa dan sudah boleh pulang.Disisi lain Net kini tengah mengobrol dengan rekan kerjanya, namun kegiatannya terhentikan ketika merasakan ponselnya bergetar, Net merogoh saku celananya kemudian membuka ponselnya dan melihat Yim mengirimkan pesan kepadanya dan dengan cepat Net membuka pesan tersebut. Ketika Net membuka pesan yang dikirimkan oleh Yim dia meringis tidak tega, dia melihat foto James yang terlihat seperti kesakitan.
Sekitar pukul satu acara baru selesai dan dengan cepat Net bergegas pulang, karena dia sudah di kirimkan pesan oleh James agar cepat pulang. Tidak biasanya James manja kepadanya, jadi Net tidak ingin menyia nyiakan kesempatan itu, jadi dia dengan cepat langsung keluar dari ruangan acara dan bergegas pulang.
Sekitar hampir satu jam akhirnya Net tiba dirumah, dia langsung bergegas masuk kedalam kamarnya dan saat dia membuka pintu kamarnya dia melihat James yang tengah berbaring seraya memainkan ponselnya. Net menghampiri James kemudian memeluk James seraya menciumi pipi James, entah mengapa baru saja mereka berpisah beberapa jam namun dia sangat merindukan istrinya itu.
"Tumben banget kamu nyuruh aku cepat pulang kerja." Ucap Net yang masih terus menciumi pipi James.
"Gak tahu kenapa aku pengen deket sama kamu terus." Jawab James dengan manja.
"Aku suka banget kamu yang manja seperti ini." Bisik Net kemudian menggigit telinga James.
James yang sudah tahu arah nya kemana dengan cepat dia mendorong Net agar pelukan mereka terlepasnya, James tidak bisa melayani Net untuk beberapa wakatu kedepan karena kaki nya yang masih tidak bisa leluasa untuk di gerakkan.
"Kita sudah bicarakan ini ya Net." Ingat James kepada Net, namun Net kini malah memanyunkan bibirnya pertanda dia sedih ataupun kecewa.
"Kamu diam saja gak apa apa." Ucap Net menawar.
"Nggak Net." Tolak James dengan lembut
"Sayang." Panggil Net dengan nada yang manja.
"Nggak Net, memang nya kamu mau kalau aku kenapa kenapa?."
"Nggak." Jawab Net dengan ekspresi sedihnya.
"Yasudah kalau begitu harus bersabar dulu, kaki sembuh nya cepat kok." Ucap James dan disangguki oleh Net.
Disela sela mereka sedang saling mengobrol, mereka mendengar suara bell berbunyi, Net bangkit dari tidurnya kemudian berjalan kedepan untuk membuka kan gerbang. Net melihat Mama nya dan Rafa lah yang datang berkunjung kerumahnya, ketika Net melihat mama nya ada rasa emosi yang memuncak, dia masih merasa marah kepada mamanya karena telah melukai James, namun dia selalu ingat perkataan James yang tidak boleh membahas ataupun menanyakan masalah itu.
"Masuk." Ucap Net dingin seraya berjalan terlebih dahulu dan meninggal mamanya dan juga adik nya.
Mereka masuk kedalam dan duduk di ruang keluarga, Net hanya terdiam dengan wajahnya yang dingin, sebenarnya dia sangat malas untuk melihat mama nya karena dia masih belum bisa memaafkan kesalahan yang sudah diperbuat mama nya itu, namun dia harus memendam amarah itu demi James.
Rafa melihat suasana terasa menegangkan, dia menjadi bingung apakah dia harus membuka pembicaraan atau pergi meninggalkan mama dan kakak nya untuk memberi mereka ruang agar bisa mengobrol dan menjelaskan tentang masalah yang sedang terjadi. Namun Rafa takut jika kakak nya hilang kendali karena emosi nya yang sudah pasti sangat menggebu gebu. Rafa mengela nafasnya berat kemudian dia mencob untuk membuka suara dan memecahkan keheningan diruangan itu.
"Kak James mana kak?." Tanya Rafa dengan hati hati, dia takut jika Net terusik dengan yang berhubungan dengan James.
"Ada di kamar, lagi istirahat." Jawab Net dingin.
"Kaki nya sudah membaik?." Tanya Rafa lagi.
"Kata dokter sudah mendingan, luka nya juga sudah mau mulai kering, untung saja gak sampe terkilir." Ucap Net dengan penekanan di kata terakhir, karena dia berniat menyindir mamanya.
"Semoga cepat sembuh ya buat kak James, biar leluasa beraktivitas seperti sebelumnya." Ucap Rafa.
"Kamu ke kamar Yim dulu, kakak mau bicara sama mama." Ucap Net dingin dan di angguki oleh Rafa.
Sepeninggalan Rafa, Net langsung menatap mamanya dengan tatapan dingin, mamanya yang ditatap seperti itu oleh Net menelan salivanya dengan susah payah, dia tahu jika Net marah akan seperti apa jadinya.
"Mama tahu kan apa kesalahan yang sudah mama lakukan." Ucap Net dingin.
"Mama tidak melakukan apa apa kok." Ucap mamanya gelagapan.
"Ma, aku gak nyangka ya mama melakukannya hal sejahat itu. Mama itu sudah tua, harusnya mama tahu sebahaya apa kalau mama mendorong seseorang dari atas tangga!." Ucap Net dengan menahan emosinya.
"Biarkan saja, toh dia memang tidak pantas ada di keluarga kita kok." Jawab mamanya seraya memalingkan wajahnya.
"Kenapa mama jadi jahat seperti ini sih, aku gak nyangka mama seperti ini, bahkan mama tega melukai menantu mama sendiri."
"Si sialan itu mengadu ya ke kamu, ck dasar pengadu." Ucap mamanya dengan ketus.
"Wajar kalau dia mengadu, karena memang ini sudah keterlaluan!." Ucap Net yang suaranya mulai meninggi.
"KAMU YA, SEMENJAK KENAL SAMA DIA ITU KAMU JADI ANAK YANG DURHAKA TAU GAK!." Bentak mamanya.
"DAN KAMU JUGA JADI LUPA SAMA KELUARGA! JAMES ITU MEMANG BERENGSY! DIA MENGHANCURKAN KELUARGA HARMONIS KITA!." Bentak mamanya lagi yang emosinya sudah semakin memuncak.
Net mengepalkan tangannya ketika mendengar mamanya mengatakan jika James adalah orang yang berengsek. Net bangkit dari duduknya kemudian meninggalkan mamanya sendirian di ruang keluarga. Net tahu, jika dia terus berada disana dan menjawab semua perkataan mamanya maka dia akan tersulut emosi juga, dia tidak mau jika harus membentak mamanya, karena mau sejahat apapun mamanya, dia tetap adalah sosok yang sudah melahirkan dirinya.
"Awas saja kamu James, akan aku hempasakan kamu dari kehidupan anakku." Ucap mamanya seraya tersenyum licik kemudian dia pergi dari rumah Net.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DUDA [END]
RomanceJames seorang office boy disalah satu kantor besar, dan James jatuh hati kepada pemilik perusahaan tersebut yang status nya adalah duda dengan anak dua. Namun kisah cinta James tidak semulus itu, walaupun James dan pemilik perusahaan saling mencinta...