MD 41

897 45 17
                                    

MD 41

Kini waktu menunjukkan pukul tiga sore, James saat tengah di obati oleh Tutor, karena pergelangan tangan dan juga kaki nya masih terluka dan cukup parah.

James terus meringis ketika alkohol bersentuhan dengan lukanya, "Kenapa bisa lu sampai di culik sama Jake?." Tanya Tutor disela sela dia tengah mengobati luka James.

James menghela napasnya berat sebelum menjawab pertanyaan Tutor, "Gua mau menenangkan diri ke taman, tapi pas gua lagi jalan ada yang bius gua dari belakang." Jelas James.

"Kenapa dia sampai culik gua?." Tanya James menatap Tutor.

"Net bilang selagi dia di Jepang Jake selalu berusaha untuk bersama Net dan selalu mengatas namakan membahas pekerjaan, Net juga mengatakan jika Jake mengungkapkan perasaanya kepada Net dan detik itu juga Net menolak perasaan Jake." Jelas Tutor.

"Dan dari situ Jake mungkin menjadikan lu sebagai objek dia untuk melampiaskan kemarahannya kepada Net." Lanjut Tutor.

James terkejut ketika mendengar penjelasan dari Tutor, "Kok Net gak bilang ke gua."

"Dia gak bodoh James, istrinya keadaannya sedang seperti ini, suami mana yang tega mengatakan hal yang sudah pasti membuat istrinya marah." Ucap Tutor.

"Tapikan setidaknya dia bilang sama gua Tor." Kesal James.

"Dia pasti bilang, tapi mungkin dia merasa belum ada waktu yang tepat." Ucap Tutor.

"Dan apalagi sekarang perusahaan lagi dalam masalah karena Net memutus kerjaan dengan Jake." Lanjut Tutor.

"Kenapa bisa dalam masalah?." Tanya James bingung.

"Jake itu salah satu pemilik perusahaan besar yang sangat licik dan kini dia meminta uangnya kembali tetapi dengan bunga yang berkali kali lipat." Jelas Tutor.

James semakin terkejut ketika mendengar bahwa Jake meminta uangnya kembali dengan bunga yang berlipat lipat.

"Terus gimana dong?." Tanya James khawatir.

"Sedang di urus, gua harap lu bisa mengerti situasi Net saat ini dan lu jangan ngambek terus sama Net." Ucap Tutor.

James terdiam, dia merasa bersalah ketika mendengar penjelasan dari Tutor, "Net pasti cape banget, sudah ngurus gua yang sedikit sedikit marah, mengurus perusahaan yang juga sebentar sebentar memiliki masalah." Gumam James.

"Iya, maka dari itu lu jangan tantrum terus jadi istri." Ucap Tutor.

"Bacot lu." Ketus James.

Tutor tak menjawab, dia kini membereskan kotak obat tersebut karena sudah selesai mengobati James, "Yim terus menanyakan kalian." Ucap Tutor di sela sela keheningan mereka.

James menghela napasnya berat, dia sampai lupa jika sudah memiliki seorang anak, "Lu jawab apa?." Tanya James.

"Gua bilang saja kalian lagi honeymoon." Ucap Tutor.

"Terus dia percaya?." Tanya James lagi.

"Awalnya gak percaya soalnya lu waktu itu menghilang mendadak dan semua orang rumah juga mencari lu, tapi gua terus memutar otak gua biar dia percaya." Jelas Tutor.

James memghela napasnya lega, setidaknya Tutor bisa menangani Yim.

"Yasudah, karena sudah selesai gua mau balik ke kantor, gua harus bantuin Net biar masalah cepat selesai." Ucap Tutor kemudian dia berjalan keluar kamar.

"Tutor!." Panggil James.

Tutor menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap James, "Apa?." Tanya Tutor.

MAS DUDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang