MD 42

624 37 2
                                    

MD 42

Hari demi hari terus berjalan, sejak Net mengetahui jika James sering di kirim pesan pesan aneh oleh Jake, sejak saat itu juga Net selalu memantau isi pesan James dengan menautkan akun Line James ke ponselnya.

Ketika Net mengetahui ada pesan masuk yang tidak tidak ke Line James, Net dengan cepat selalu menghapusnya. James yang sudah kembali kerumah mereka dan dia tidak terlalu banyak memegang ponsel karena Net yang membatasinya, dan dengan seperti itu James tidak mengetahui jika Net sudah menghapus pesan dari Jake.

Hari ini Net sudah memiliki niat menemui Jake, dia ingin membereskan semua urusannya dengan Jake, termasuk ingin membicarakan tentang mengapa dia menjadi mengusik James.

Net kini tengah berada di salah satu cafe, dia menunggu Jake disana karena mereka sudah membuat janji akan bertemu hari ini.

Sekitar lima belas menit Net menunggu akhirnya dia melihat Jake masuk kedalam cafe. Net menatap Jake malas ketika dia melihat Jake kini sudah duduk dihadapannya.

"Long time no see Net." Ucap Jake seraya duduk di kursi yang bersebrangan dengan Net.

Net menegakan duduknya, "Langsung ke intinya saja." Ucap Net dingin.

Jake menghela napasnya berat, "Gak biarkan gua napas dulu?." Keluh Jake.

"Dengan lu napas saja sudah salah." Ucap Net dingin.

"Masih gak bisa memaafkan gua ya?." Tanya Jake lirih.

"Gak ada kata maaf untuk seseorang yang sudah menyakitkan seseorang yang gua sayang." Ucap Net tajam.

Jake terkekeh, "Mau sejauh apapun gua bertindak, ternyata lu tetap dengan pendirian lu ya." Ucap Jake.

"Jake." Panggil Net serius.

Jake yang awalnya terkekeh kini dia terdiam dan menatap Net dengan tatapan datar, "Oke, oke. Silahkan mau bicara apa." Ucap Jake.

"Ini terakhir kalinya untuk gua ingatkan dan tegur lu, ini juga pertama dan terakhir kalinya gua memohon sama lu. Gua mohon berhenti mengusik keluarga kecil gua, gua mohon jangan kirimkan pesan pesan yang tidak tidak kepada James. Gua diam bukan berarti gua gak tahu Jake, jadi gua mohon berhenti sampai disini." Jelas Net.

Jake menghela napasnya berat, dia mengalihkan pandangannya kearah luar cafe. "Sejujurnya gua sudah gak melakukan hal bodoh itu semua Net, bahkan sejak lu terakhir bertemu gua disaat gua sekap James dan detik itu juga gua gak ganggu James lagi, karena gua bisa melihat sorot mata lu yang benar benar mencintai James dan tidak ada ruang sekecilpun untuk gua." Jelas Jake tanpa menatap Net.

Net mengerutkan keningnya bingung, "Maksud lu?." Tanya Net.

"Se cinta cintanya gua sama seseorang, kalau gua sudab tahu seseorang itu sangat mencintai pasangannya, gua akan berhenti detik itu juga." Jelas Jake lagi.

"Kalau bukan lu, lalu siapa?." Tanya Net yang masih kebingungan.

"Sepertinya tanpa gua sebutkan pun, lu sudah tahu siapa dalang dibalik ini semua." Ucap Jake kemudian dia menghela napasnya berat.

"Maksud lu?." Ucap Net seraya menatap Jake.

Jake menganggukkan kepalanya, "Sulit untuk menerimanya bukan?." Lirih Jake.

"Tapi dari awal?."

"Gua memang suka sama lu, tetapi gua gak akan se berani itu Net. Kalau waktu itu gua gak di ancam video seks gua sama sekretaris gua, gua gak akan mungkin melakukan hal sebejad itu ke James." Jelas Jake.

"Kenapa lu gak bilang ke gua?." Tanya Net yang masih tak habis pikir dengan fakta yang dia ketahui.

"Lu pikir mudah?, nggak ya bangsat!." Bentak Jake.

"Bahkan disaat gua sudah melakukan itu kepada James, dia masih tetap menyebarkan video tersebut." Lirih Jake.

"Shit!." Umpat Net.

"Berhenti menyalahkan gua, gua juga mau hidup damai." Ucap Jake kepada Net.

"Tetapi dengan lu seperti itu, lu juga salah Jake." Ucap Net.

"I know, mangkanya gua mau minta maaf sama lu." Ucap Jake.

Jake menghela napasnya berat sebelum kembali berbicara, "Maaf karena telah melakukan kejahatan kepada James, maaf sudah membuat lu dan James seperti ini. Gua benar benar minta maaf atas apa yang sudah gua lakukan, gua Jake dengan tulus meminta maaf atas segala kesalahan yang gua buat." Ucap Jake seraya berlutut di kaki Net.

Net menghela napasnya berat kemudian menarik Jake agar kembali duduk di kursinya. Net menatap Jake dengan lekat kemudian tersenyum hangat, "Gua terima permintaan maaf lu, tetapi bukan berarti gua bisa menerima semua apa yang sudah lu lakuin kepada James, walaupun itu bukan benar benar karena lu." Jelas Net.

Jake menganggukkan kepalanya, "Iya gua faham kok, sekali lagi gua minta maaf dan cukup sampai disini hubungan kita. Satu lagi, gua harap kita gak bertemu lagi." Ucap Jake.

Jake bangkit dari duduknya kemudian menatap Net dengan sendu, "Terimakasih sudah memaafkan gua, mari kita akhiri semuanya sampai disini dan jangan sampai kita bertemu lagi. Bahagia terus untuk lu dan James." Ucapnya kemudia langsung pergi dan keluar dari cafe tanpa mendengar jawaban dari Net.

Net menghela napasnya lega, dia lega karena urusannya dengan Jake sudah selesai. Dia tidak menyangka selama ini semuanya telah salah paham.
Setelah Jake pergi, Net juga memutuskan untuk kembali ke kantor.

Disisi lain kini James tengah menonton televisi karena ponselnya yang sudah di kunci otomatis oleh Net. Semenjak James sembuh dari luka luka tersebut, James benar benar dipantau oleh Net.

James menghela napasnya berat, dia benar benar bosan karena hanya bisa menonton televisi. "ARGH!, KENAPA SIH CUMA BOLEH MAIN PONSEL SELAMA SATU JAM!." Teriak James.

James melihat jam yang berada di atas televisi yang menunjukkan pukul dua belas siang, "Biasanya jam segini gua chatan sama Net, tapi ponselnya sudah kekunci." Keluh James.

James terus memutar otaknya agar mendapatkan ide supaya dia tidak bosan, James berpikir seraya matanya terus menatap ke segala arah dan sampai kini matanya fokus kepada ponsel lama Net yang berada diatas nakas.

James berlari kearah nakas dan meraih ponsel tersebut, James mencoba menyalakannya dan ternyata itu masih berfungsi.

James tersenyum dengan semangat, "Lu pikir gua bego ya Net." Semirik James licik.

James memasukkan kata sandi wifi rumah mereka kemudia memasukkan akun Line miliknya ke ponsel tersebut, setelah berhasil masuk James langsung mengirimkan pesan kepada Net.

"Haha, pasti dia kebingungannya." Kekeh James.

Setelah bertukar pesan dengan Net, suasana hati James kini malah menjadi buruk. "Bisa bisanya dia belain lontay itu." Omel James dengan kesal.

Ding... Dong...

Disela sela James mengomel, terdengar suara bel berbunyi. James dengan suasana hati yang buruk, dia berjalan kearah luar rumah untuk membukakan pagar dan melihat siapa yang datang.

Setibanya James didepan gerbang, dia membuka gerbang dan betapa terkejutnya James ketika melihat ibunya dan juga Nunew dengan tangan yang di ikat kebelakang.

"Nu, ibu?!." Sentak James terkejut.

"James please tolong kami." Ucap Nunew meringis.

"KALIAN SIAPA SIH BANGSAT!." Teriak James ketika melihat peria bertubuh besar tengah memegangi tangan Nunew dan ibunya.

"Bawa mereka masuk." Ucap seseorang yang baru saja turun dari dalam mobil.

"Yim?." Lirih James ketika melihat Yim yang baru turun dari dalam mobil itu juga.

Yim menatap James dengan sendu, James masih berusaha untuk menyerap apa yang terjadi dihadapannya sekarang ini.

"Anak ini setelah bersamamu, menjadi lupa siapa yang sudah membesarkannya." Ucap mamahnya Net seraya mendorong kepala Yim dengan tas nya.

MAS DUDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang