"Donghyuck-ie anak eomma yang lucu dan tampan~"
Lee Donghyuck kecil terkekeh pelan ketika mendengar pujian dari ibu cantiknya itu. Tangan mungilnya mengenggam erat tangan hangat ibunya karena mereka berdua berada di keramaian.
Donghyuck sangat bahagia ketika sang ibu membawanya ke taman bermain yang sejak dulu sangat ingin Donghyuck datangi. Dia selalu meminta kepada ibunya untuk datang ke taman bermain itu. Dan hari itu pun tiba, tepat di hari ulang tahun Donghyuck yang ke lima tahun.
Bagi Donghyuck, pergi ke taman bermain hari ini adalah hadiah terindah yang ia dapatkan dari ibunya. Walaupun sang ibu mengatakan, hadiah untuk Donghyuck bukanlah pergi ke taman bermain. Ibu cantiknya telah menyiapkan hadiah untuk Donghyuck dan akan si kecil itu terima setelah mereka tiba di rumah.
"Donghyuck-ah, eomma pergi ke sana sebentar ya? Tunggu di sini, eomma hanya pergi sebentar."
Donghyuck kecil selalu mendengarkan ucapan ibunya dengan baik. Dia setia menunggu sang ibu di sana. Namun, karena terlalu lama, Donghyuck berusaha menyusul ibunya. Tetapi, Donghyuck tidak menemukan ibunya.
Ibunya pergi meninggalkan Donghyuck kecil yang hanya bisa menangis karena tidak menemukan sosok ibunya.
***
"Hei, Lee Haechan!"
Donghyuck mengerjapkan matanya, dia menoleh dan mendapati Na Jaemin menatapnya dengan tajam. Pria yang seumuran dengan Donghyuck itu menghela nafas lalu mengarahkan dagunya ke depan membuat Donghyuck menolehkan kepalanya sesuai dengan arah dagu Jaemin.
"Kita sudah sampai."
Ah, benar juga. Hari ini Donghyuck menemani Jaemin untuk melihat pameran lukisan di Gangnam. Donghyuck melihat bangunan dengan desain unik itu terlihat ramai oleh orang-orang peminat lukisan. Tempat parkir mereka saja telah dipenuhi oleh mobil dengan berbagai macam merek.
"Kau dari tadi melamun, apa sih yang kau lamunkan?" gerutu Jaemin sambil melepas sabuk pengamannya.
Donghyuck berdecak pelan dan juga ikut melepas sabuk pengamannya.
"Ck, memikirkan hutang" celetuk Donghyuck asal tetapi Jaemin menanggapinya dengan serius.
"Berapa hutangmu, aku yang akan membayarnya" ucapnya dan Donghyuck menatapnya tidak percaya.
"Aku hanya bercanda!"
"Walau bukan candaan pun, aku akan tetap membayarnya."
Donghyuck mendengus, dia turun dari mobil begitu pun dengan Jaemin. Pria itu sebenarnya tidak pernah membayangkan kalau Na Jaemin tertarik dengan lukisan. Seingat Donghyuck, Jaemin itu selalu mengernyitkan alis jika melihat lukisan. Apa lagi lukisan abstrak.
Dia selalu berkata kalau dia tidak mengerti dengan jalan pikiran seniman. Energinya selalu tersedot habis jika melihat sebuah lukisan dan berusaha memahami makna dari lukisan itu.
"Hobimu ini sangat aneh. Aku tidak pernah menyangka kalau pada akhirnya kau akan termakan omonganmu sendiri" ucap Donghyuck dan Jaemin hanya mengedikkan bahunya tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] EVEN IF
FanfictionHal pertama yang dia ketahui ketika dia tersadar dari tidur panjangnya adalah, persahabatan mereka telah hancur. Dia tidak tahu kesalahan apa yang menyebabkan persahabatan mereka retak seperti ini dan tidak bisa dia perbaiki lagi. Persahabatan yang...