16. Tutor

312 45 0
                                    

Lee Jeno tahu ke mana perginya Lee Minhyung ketika laki-laki itu tidak berhasil menemukan Lee Minhyung di lingkungan sekolah. Gedung tidak terpakai di dekat laboratorium biologi adalah tempat yang nyaman untuk menenangkan diri. Banyak beberapa murid yang bolos memilih pergi ke gedung tidak terpakai ini. Para guru jarang sekali datang kemari walaupun mereka tahu banyak murid yang membolos ke sana. Selain karena tempatnya yang dikelilingi rumput nan tinggi, jarak gedung dari ruang guru juga cukup jauh menyebabkan guru-guru itu malas pergi ke sana.

Lee Jeno harus menaiki beberapa anak tangga untuk menemui Lee Minhyung yang suka sekali menyendiri di lantai teratas gedung ini. Dia melihat sosok Minhyung membelakanginya sehingga Jeno hanya melihat bahu sempit Lee Minhyung. Rambut hitamnya ia biarkan diterbangkan angin bersamaan dengan asap rokok.

Jeno menghembuskan nafas lelah lalu berjalan mendekati Minhyung dan berdiri tepat di sampingnya.

"Sebentar lagi kau itu naik ke kelas 12, Minhyung, tidak seharusnya kau membolos seperti ini" ucap Jeno lalu meraih rokok yang terselip di jemari Minhyung lalu menyesapnya.

Minhyung mendengus geli mendengar ucapan Jeno, "Lihatlah siapa yang berbicara" ucapnya dan melirik Jeno yang menghembuskan asap rokok itu dan ia biarkan asap tersebut dibawa angin.

"Aku izin ke guru tahu, bukan seperti kau yang pergi entah ke mana sampai-sampai ditulis alpa di buku absensi" gerutu Jeno dan Minhyung menanggapinya dengan kekehan.

"Iya, izin pergi ke kamar mandi tapi tidak kembali lagi, itu kan izin versimu?"

Terdengar suara tawa kedua remaja yang memiliki selera humor yang sama. Mereka terkekeh pelan hanya karena ucapan yang terlontar dari bibir Minhyung. Mereka berdua sama-sama memandangi langit super cerah dengan sinar matahari yang cukup terik. Namun, hembusan angin mampu mengurangi teriknya sinar matahari siang itu.

"Setelah lulus nanti, apa yang akan kau lakukan?" tanya Jeno sambil mengembalikan rokok milik Minhyung.

Minhyung menatap hampa langit biru di matanya. "Entahlah, mungkin aku menjadi penjahat saja" kekeh Minhyung dan tawanya semakin keras karena Jeno memukul lengannya.

"Setidaknya jadilah manusia yang berguna!" seru Jeno jengkel.

"Penjahat itu ada gunanya tahu, kalau tidak ada mereka, dunia ini terlalu damai dan akan menjadi membosankan" jelas Minhyung dan Jeno yang hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Bagaimana denganmu? Setelah lulus nanti apa yang akan kau lakukan?" tanya Minhyung tidak sekali pun mengalihkan pandangannya dari langit biru nan cantik.

Jeno tersenyum, "Berusaha menjadi manusia sempurna impian ayah."

***

Lee Donghyuck merasa kalau hidupnya tidak jauh dari kata sial.

Bagaimana bisa dia terlibat hal serumit ini dengan Na Jaemin? Iya, bagi Donghyuck menjadi tutor belajar Na Jaemin adalah hal yang sangat rumit. Padahal, hal tersebut memudahkan jalan Donghyuck untuk semakin akrab dengan Na Jaemin, bukan? Toh, mereka nanti akan menjadi sahabat.

Hari ini, Donghyuck memutuskan untuk memulai sesi belajar mereka, dia tidak peduli kalau Na Jaemin akan menolak ajakan belajar bersamanya hari ini. Paling tidak dia bisa memberikan laporan ke wali kelasnya mengenai proses belajar bersama mereka.

Donghyuck cukup beruntung karena hari ini Na Jaemin mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga dia bisa dengan mudah menemui Jaemin untuk membahas kegiatan belajar bersama mereka nanti sepulang sekolah.

[FF NCT DREAM] EVEN IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang