38. Bukannya Itu Aku?

314 40 0
                                    

"Kau suka sekali terlambat, hyung! Itu artinya kau yang akan membayar semua makanan ini!"

Seruan dari Chenle itu Donghyuck abaikan. Dia berdecak lalu memberikan sentilan kecil di kening putih Chenle yang berteriak kesakitan walaupun dia melakukannya dengan sedikit dramatis.

"Hyung, kau mengenakan kalung?" tanya Jisung yang menyadari ada sesuatu menghiasi leher Donghyuck.

Sebuah kalung dengan bentuk seperti tetesan air itu menarik perhatian mereka semua. Tidak biasanya Donghyuck mengenakan kalung yang kalau dilihat lebih cocok digunakan oleh perempuan.

"Dari pacarmu?" tanya Jeno dan memancing kehebohan yang lain apalagi Minhyung dan Chenle.

"Manusia tidak berguna sepertimu memiliki pacar? Siapa wanita kurang beruntung itu?" ucap Minhyung dengan kurang ajarnya dan Donghyuck tanpa segan memberikan pukulan di belakang kepala sahabatnya yang setahun lebih tua darinya itu.

Donghyuck bahkan belum duduk tetapi dia sudah merasa lelah saja berkumpul bersama para sahabatnya. Pria itu duduk di kursinya sambil berdecak kesal.

"Ini pemberian seseorang yang aku kagumi" jelas Donghyuck, entah kenapa dia sulit mengatakan kalau Kim Yeri adalah seseorang yang ia suka.

Entahlah, Donghyuck hanya merasa dia tidak pantas menjadikan Kim Yeri sebagai sosok yang ia sukai dalam artian menjadikan Kim Yeri sebagai wanita yang dicintainya. Walaupun dia mengagumi kecantikan Yeri dan sempat tersipu hanya karena diberi senyuman manis oleh Kim Yeri, ketika dia mendengarkan wanita itu berbicara dan bagaimana cara dia mengusap kepala Donghyuck tadi, membuat pria itu teringat seseorang yang seharusnya tidak perlu ia ingat.

Sentuhan Yeri dan cara dia berbicara mengingatkan Donghyuck pada ibunya.

"Kagumi? Hmm, aku baru tahu kalau kata lain dari suka adalah mengagumi" celetuk Jaemin dan Donghyuck menyerah memberi penjelasan pada para sahabatnya itu.

"Sepertinya, Donghyuck mengalami cinta bertepuk sebelah tangan dan kalung itu hadiah perpisahan" ucap Minhyung dan Chenle menganggukkan kepalanya dengan dramatis, dia menatap Donghyuck iba.

"Hyung  yang malang."

"Ck, terserah kalian!" gerutu Donghyuck dan mereka semua tertawa menanggapi kekesalan Donghyuck.

Pria 27 tahun itu perlahan tersenyum ketika melihat para sahabatnya saling melontarkan candaan dan perlahan membahas event musik yang Minhyung ikuti lalu beralih menggoda Jisung mengenai pacar barunya.

"Kenapa kau tersenyum seperti orang gila?" ucap Jaemin membuat Donghyuck mendelik kepada pria yang saat ini menjadi CEO di perusahaan milik ayahnya.

"Memangnya aku tidak boleh tersenyum karena mendengar candaan mereka?" gerutu Donghyuck.

Jaemin terkekeh pelan. Donghyuck mendengus kesal lalu kembali memperhatikan para sahabatnya yang semakin gencar saja menggoda Jisung.

Hampa.

Rasanya sangat hampa sampai-sampai Donghyuck merasakan ada suatu rasa bergejolak di hatinya namun dia memilih untuk mengubur rasa itu setiap dia berkumpul bersama para sahabatnya.

Perasaan sedih.

***

Donghyuck tidak mengerti, kenapa dia kembali mengingat kecelakaan yang nyaris saja ia dapatkan ketika dia berusia 18 tahun.

Saat itu, Donghyuck menunggu lampu penyeberangan jalan berubah menjadi hijau. Di sampingnya terdapat Na Jaemin yang Donghyuck seret ikut dengannya untuk belajar bersama.

[FF NCT DREAM] EVEN IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang