Sebenarnya, tempat ini bukanlah tempat yang boleh dikunjungi oleh anak di bawah umur. Namun, Lee Minhyung bukanlah seseorang yang peduli akan hal itu ketika dia berada di fase tertekan karena hidupnya yang terlalu menyebalkan.
Minhyung mengenal dekat si pemilik klub malam. Namanya adalah Jung Jaehyun dan dia merupakan rekan bisnis ayah Minhyung. Walaupun si pria 32 tahun nan tampan itu memiliki hubungan yang bagus dengan ayahnya, tetapi Jung Jaehyun tidak pernah melaporkan kenakalan tidak masuk akal yang Minhyung lakukan ketika kegelapan merangkak menggantikan matahari di langit.
Biasanya, Minhyung pergi ketika semua manusia terlelap. Namun, untuk malam ini, dia sudah duduk dengan segelas minuman beralkohol pada pukul 8 malam. Terlalu dini untuk mabuk kalau kata Jaehyun ketika melihat anak dari temannya itu datang dengan wajah kacau.
"Kenapa lagi kau dengan ayahmu?" ucap si pria yang memiliki wajah tampan itu, senyuman manisnya terlukis begitu saja sambil meletakkan minuman beralkohol pesanan Minhyung ke atas meja.
Minhyung berdecak, "Kenapa kau bisa tahu, hyung?" ucap Minhyung dan Jaehyun terkekeh pelan.
"Siapa lagi yang bisa membuatmu pergi ke tempatku kalau bukan ayahmu?" jelasnya dan dia mencicip sedikit minuman yang ia racik untuk Minhyung.
"Woah, ternyata aku memang hebat, minuman yang luar biasa!" seru Jaehyun dan memasang wajah pongah setelah mencicipi minumannya sendiri.
Minhyung mendengus, "Ini punyaku, tahu!" serunya dan menggeser gelas berisikan alkohol itu menjauh dari Jaehyun yang duduk di sebelahnya.
Jaehyun kembali terkekeh, selera humornya memang rendah sekali sehingga semua hal ia tertawakan, padahal sudah jelas Minhyung kesal padanya bukan sedang menghiburnya.
"Yeah, selesaikan saja semua masalahmu di sini, paling kalau kau mabuk, akan aku tendang kau keluar dan tidur di pinggir jalan bersama pemabuk yang lain" ucap Jaehyun, menepuk pelan pundak Minhyung sebelum akhirnya beranjak dari sana.
"Dasar brengsek."
Minhyung meminum minumannya sedikit terburu-buru, seketika rasa pening menghantam kepalanya. Tetapi, Minhyung cukup puas dengan sensasi yang ia rasakan ketika minuman beralkohol itu melewati kerongkongannya.
Minhyung menghembuskan nafas kuat-kuat. Dia pikir, hidup sebagai anak dari seorang pengusaha kaya akan membuatnya bahagia karena kakayaan yang melimpah. Waktu kecil, Minhyung selalu mendapatkan apa yang ia mau. Sebagai anak satu-satunya, kedua orang tuanya selalu memenuhi semua kebutuhan Minhyung bahkan semua permintaannya.
Namun, semua kebaikan hati dari orang tuanya itu harus ia balas ketika Minhyung baru saja menginjak usia 15 tahun.
Penerus.
Minhyung harus meneruskan semua bisnis yang dikelola oleh kedua orang tuanya. Walaupun mereka tahu bahwa anak mereka tidak terlalu tertarik dengan dunia bisnis dan memiliki ketertarikan di dunia musik, mereka berdua tidak peduli dan terus menekan Minhyung untuk mewujudkan keinginan mereka.
Keinginan mengenai Minhyung yang akan menduduki jabatan ayahnya setelah dia dewasa nanti.
Minhyung tidak suka dipaksa, dia benci sekali ketika dia telah memiliki jalan untuk hidupnya tiba-tiba saja ada orang lain membuatkan jalan baru lalu menyuruh Minhyung untuk melewati jalan itu dengan alasan demi kebaikan Minhyung sendiri.
Dan semua kekesalan Minhyung semakin menjadi ketika kedua orang tuanya meminta Minhyung untuk menjadi yang terbaik di sekolahnya. Selalu mendapatkan nilai sempurna, mengikuti organisasi, bersikap santun, dan harus terlihat sempurna. Orang tuanya bahkan ingin menjodohkan Minhyung dengan anak rekan bisnis mereka padahal anak itu hanyalah seorang remaja 16 tahun saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] EVEN IF
FanficHal pertama yang dia ketahui ketika dia tersadar dari tidur panjangnya adalah, persahabatan mereka telah hancur. Dia tidak tahu kesalahan apa yang menyebabkan persahabatan mereka retak seperti ini dan tidak bisa dia perbaiki lagi. Persahabatan yang...