35. Selesai

346 52 0
                                    

Jadi, inikah rasanya memiliki sahabat?

Lee Donghyuck tidak pernah memikirkan adanya seseorang yang akan menjadi sahabat di dalam hidupnya.

Selama ini, Donghyuck hanya memikirkan bagaimana caranya dia bertahan di dunia ini setelah dia merasakan betapa tersiksanya dia tinggal dengan iblis yang merupakan pamannya sendiri.

Ketika Donghyuck memiliki Jae sebagai temannya. Donghyuck begitu senang. Dia memiliki tujuan ketika Jae menjadi bagian di dalam kisah hidupnya yang menyedihkan.

Jae adalah anak yang periang. Dia selalu berusaha mencari sesuatu yang bisa mereka bicarakan demi menghancurkan rasa sepi di antara mereka. Dia terkadang usil dan akan tertawa ketika melihat raut kesal Donghyuck. Dia selalu mengajari Donghyuck bagaimana caranya tersenyum dan tertawa bahagia di balik rasa sakit yang kita rasakan.

Jae mengajarkan semuanya.

Dan Donghyuck kehilangan arah ketika berpisah dengan Jae. Mereka saling berjanji untuk bertemu di taman dekat panti asuhan ketika Donghyuck dijemput oleh pamannya. Donghyuck ingat bagaimana wajah yang biasanya tersenyum itu telah dipenuhi air mata serta isakan pilunya karena akan jarang bertemu dengan Donghyuck.

Janji itu pun terucap.

"Ayo, kita saling bertemu di taman ini setiap akhir pekan!"

Tapi kenyataannya, Jae tidak datang dan Donghyuck pun juga tidak bisa datang setelahnya karena sang paman yang selalu berusaha mengurung Donghyuck di rumah kecil itu.

Mereka tidak pernah bertemu lagi, hanya kenangan sedikit tersamarkan yang tertinggal di antara mereka.

Setelahnya, Donghyuck tidak memiliki seseorang untuk ia jadikan teman bahkan sahabat. Donghyuck tahu, orang-orang tersebut hanya memanfaatkan kepintaran Donghyuck dan mereka tidak peduli jika Donghyuck berada dalam masalah atau berada di titik terendah di dalam hidupnya.

Maka dari itu, ketika Donghyuck mengetahui bahwa dia memiliki sahabat di masa depan. Dan sekarang mereka telah bertemu, membuat Donghyuck berpikir, tidak ada salahnya jika dia memperjuangkan hubungan ini.

Yang perlu Donghyuck lakukan adalah menghindari pemicu dari pecahnya persahabatan mereka.

***

"Hai, Donghyuck!"

Sapaan yang biasa Donghyuck terima setiap dia berjalan menuju kelasnya itu selalu ia dapatkan dari Minhyung. Remaja yang berjanji akan memperbaiki dirinya dan fokus dengan ujian kelulusan serta ujian perguruan tinggi itu, selalu berdiri di dekat mading dan akan menyapa Donghyuck jika mereka bertemu.

Lalu, di samping Minhyung selalu ada Jeno yang hanya menyapa dengan senyuman tipisnya. Terkadang, Jeno tidak  ada di samping Minhyung kalau Minhyung datang terlalu siang.

"Jadi, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Minhyung yang terdengar seperti basa-basi di telinga orang lain namun tidak bagi Donghyuck.

Dia tentu mengerti maksud dari pertanyaan Minhyung.

"Aku harus merasa baik demi menjaga kewarasanku" jawab Donghyuck sambil tersenyum lebar dan dia mengaduh ketika Minhyung menepuk pundaknya beberapa kali.

"Benar sekali! Kalau kau gila, kami yang akan repot!"

Donghyuck berdecak, dia menatap Jeno yang seperti biasa hanya menjadi pendengar ketika para sahabatnya berbicara.

Minhyung naik tangga menuju kelasnya, Jeno pun pamit ke kelasnya yang berada di ujung. Donghyuck pun masuk ke dalam kelasnya sendiri dan sedikit terkejut melihat Na Jaemin sudah ada di dalam kelas dan duduk manis di bangkunya.

[FF NCT DREAM] EVEN IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang