20. Akhirnya

287 37 0
                                    

Sempurna.

Lee Jeno tidak mengerti kenapa satu kata itu harus ada di dunia ini.

Satu kata yang membuat Jeno kerepotan dan tidak tahu harus melakukan apa karena kedua orang tuanya ingin sekali kata tersebut tersemat pada diri Jeno.

Lee Jeno terlahir dari keluarga berpendidikan. Kedua orang tuanya adalah seorang pengajar. Mereka seorang guru besar di kampus tempat mereka mengajar. Mereka beberapa kali menjadi narasumber untuk acara seminar dan mengeluarkan beberapa jurnal yang luar biasa. Di dalam dunia pendidikan, tidak ada yang tidak mengenal orang tua Jeno.

Dan hal itu sedikit membebaninya.

Mengingat kedua orang tuanya adalah seorang dosen yang begitu dihormati oleh orang-orang membuat Lee Jeno harus mengikuti jejak kedua orang tuanya. Dia bahkan tidak ingin menjadi seorang pengajar. Jeno memiliki impiannya sendiri dan orang tuanya tidak setuju akan hal itu. Mereka merasa, keinginan Jeno sebagai seorang fotograger bukanlah sesuatu yang akan mencerahkan masa depan anak mereka.

Kedua orang tuanya sudah berkoar-koar ke seluruh dunia kalau anak mereka akan menjadi dosen seperti mereka. Ayahnya pun juga mengatakan kalau Jeno setelah lulus SMA nanti akan mendaftar ke Seoul Nasional University dan mengambil Jurusan Teknik Kimia seperti sang ayah.

Itu bukanlah impian Jeno.

Itu impian ayahnya.

Itulah kenapa, Lee Jeno semudah itu akrab dengan Lee Minhyung.

Mereka berdua bernasib sama.

Mereka memiliki tuntutan yang tidak bisa mereka hindari.

***

"Kau ini benar-benar tidak punya otak! Bagaimana bisa kau tidak mengerti materi dasar seperti ini setelah aku menjelaskannya padamu sebanyak 10 kali, Na Jaemin!" seru Donghyuck tertahan, dia tidak mau kelepasan karena mereka berada di perpustakaan sekarang.

Baru sehari mengajari Na Jaemin, dia sudah merasa lelah dan ingin menyerah saja. Kalau bisa, besok dia akan pergi ke ruang guru dan memohon kepada wali kelasnya supaya Jaemin itu dikeluarkan saja dari sekolah.

Guru saja tidak sanggup mengajarinya apa lagi seorang murid seperti Lee Donghyuck?

"Ck, kau saja yang tidak becus mengajariku. Kau itu guru yang buruk" jawab Jaemin dan tanpa belas kasihan, Donghyuck menendang tulang kering Jaemin.

"Jangan menyalahkanku, kau saja yang memang bodoh sampai kebodohan itu mengalir di darahmu!" kesalnya, mengabaikan rintihan kesakitan Jaemin karena tendangan maut darinya.

"Baiklah, ini penjelasan terakhir, kalau kau tidak mengerti juga, aku sarankan lebih baik kau berhenti saja sekolah karena kebodohanmu merepotkan semua orang."

"Sialan. Ternyata ucapanmu pedas juga ya? Kau bahkan tidak perlu pisau untuk membunuh orang. Kata-kata darimu memiliki potensi untuk membunuh orang."

Ucapan Jaemin tidak terlalu Donghyuck gubris, dia kembali menjelaskan materi fisika yang kalau kata Jaemin pelajaran itu yang paling sering membuatnya sakit kepala.

Padahal menurut Donghyuck matematika adalah masternya dalam hal membuat sakit kepala.

"Wah wah, guru kita yang satu ini sangat gigih dalam mengajari muridnya ya."

Donghyuck mendongak dan mendapati Minhyung dan Jeno sudah duduk di depan mereka. Minhyung tersenyum-senyum sendiri melihat Donghyuck bekerja keras mengajari Jaemin yang terlihat tidak berminat mengikuti acara belajar mengajar ini.

[FF NCT DREAM] EVEN IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang