Mata Malaikat

45 4 0
                                    

4 Tahun berlalu

Terlihat Jerome berjalan membawa sebuah selimut, hingga mata Jerome melihat sosok perempuan cantik yang melukis dengan kaca mata yang membingkai mata indahnya itu.

Perempuan itu adalah Hoya, Hoya duduk santai sambil melukis di teras rumah yang sangat damai. Setelah itu Jerome menutup tubuh Hoya dengan selimut yang dia bawah tadi.

"Nona muda, sebaiknya anda beristirahat sekarang." Ucap Jerome.

"Jerome? Kemana Rey? Aku mencarinya dari tadi, aku ingin minta buatkan kopi panas dengannya." Ucap Hoya sambil melepaskan kacamatanya.

"Nona muda, apa anda lupa lagi? Bukankah anda meminta Rey untuk membeli cat lukis beberapa waktu yang lalu." Ujar Jerome dan seketika tubuh Hoya menegang.

"Benarkah? Kenapa aku rasa, aku semakin mudah lupa. Apa ini efek samping pengobatan yang ku jalani selama ini?" 

"Nona muda hanya kelelahan saja, nona muda tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Keadaan anda sudah sangat stabil sekarang."

"Aku ingin cepat sembuh dan menemui mamah dan Lavon. Aku sangat merindukan mereka." Hoya menundukkan kepalanya.

Jerome pun merasa bersalah karena menyembunyikan kebenaran tentang keadaan Hoya yang sebenarnya. Kebenaran Hoya yang selalu mudah lupa adalah efek samping obat penenang yang di konsumsi oleh Hoya.

Melihat Hoya yang sedih, Jerome merasa iba. Jerome bersimpuh sambil memegang tangan Hoya lembut. Hoya pun menatap Jerome dengan wajah yang sedih.

"Nona muda, jangan bersedih. Karena sebentar lagi anda akan pulang menemui mereka. Percayalah bahwa semua orang menyanyangi anda dengan tulus." Ucap Jerome.

"Ini hadiah dari tuan muda untuk anda." Jerome mengeluarkan kotak kecil dari saku jasnya.

Kemudian Jerome memberikan kotak kecil itu pada Hoya. Hoya pun terdiam dan mengambil kotak kecil itu. Hoya dengan pelan membuka kotak kecil itu dan seketika mata Hoya berkaca-kaca.

"Lavon...ini sangat kekanak-kanakan..." Ucap Hoya pelan saat melihat jepit rambut berbentuk bunga mawar.

"Nona muda, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada anda." Ucap Jerome dengan wajah yang serius.

"Ada apa Jerome?"

"Nona muda, sepertinya Rena dan Helena akan segera bergerak dalam rapat saham tahun ini."

"Sepertinya mereka berhasil mengambil alih properti milik papah yang ada di Bandung."

"Itu benar nona, tuan Darrel memberikan semua hak properti yang di Bandung pada Rena."

"Baiklah, sepertinya aku harus kembali lebih cepat dari jadwal yang sudah diatur oleh Lavon." Hoya merasa bahwa posisi Lavon akan terancam.

Karena Hoya sangat mengenal siapa sosok Rena dan Helena melebihi siapapun. Hoya tidak akan membiarkan siapapun yang bisa menggoyangkan posisi Lavon.

Bagi Hoya, Lavon adalah pewaris yang sebenarnya karena itu Lavon harus berada di singgasana tanpa ada gangguan apapun. Hoya bangun dari tempat duduk dan menatap langit malam dengan wajah yang datar.

"Jerome, apa sampai sekarang papah tidak melakukan apapun pada teman-temanku?" Tanya Hoya.

"Mereka semua baik-baik saja nona muda. Nona Athena sibuk dengan jam praktek di rumah sakit. Nona Luciana sedang menyiapkan produk baru di butik perhiasannya." Jelas Lavon.

"Bagaimana dengan DEVIL?"

"Tuan muda Leonid dan tuan muda Marcel mereka bekerjasama mendirikan sebuah cafe, sedang tuan Jojo masih dalam pengawasan tuan muda Lavon."

Rose War (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang