Kembalinya Putri

40 1 0
                                    

Terlihat di bandara nampak Hoya mengenakan setelan jas berwarna marron dengan model celana pendek. Hoya yang mengenakan kacamata hitam pun melepaskan seraya melihat sosok Jerome yang berjalan ke arahnya.

"Nona muda mobilnya sudah siap. Apa perlu saya hubungi Harry untuk menjemput anda?" Tanya Jerome.

"Tidak perlu, aku akan pergi ke suatu tempat sendirian. Kamu pergi jemput Lavon, hari ini Sera keluar dari rumah sakit. Jadi bawa Lavon dan Sera bersamaan." Ucap Hoya sembari mengambil kunci mobil dari tangan Jerome.

"Baiklah nona muda." Ucap Jerome dengan isyarat mata ke arah kanan dan Hoya pun mengikuti arah mata Jerome.

"Berhati-hatilah nona muda." Bisik Jerome dan berjalan pergi meninggalkan Hoya sendirian.

Setelah Jerome pergi, Hoya berjalan ke arah tembok yang tidak jauh darinya. Hoya menyilang kedua tangannya dengan menatap Amir yang berdiri sembunyi di balik tembok itu.

"Lo sangat payah untuk sembunyi dari gue Amir." Ucap Hoya datar.

"Aahh bagaimana bisa lo tau gue di sini. Sangat mengagumkan Hoya." Puji Amir dengan wajah pucat karena merasa hawa intimidasi dari Hoya.

"Apa lo disuruh oleh bokap gue?"

"Ya. Seperti biasa lo selalu bisa menebak rencana gue."

"Gue akan pergi dengan mobil gue sendiri." Hoya pun berjalan dan Amir tersenyum renyah melihat Hoya yang selalu dingin padanya.

Amir mengikuti Hoya di belakang. Kemudian Hoya masuk ke dalam mobilnya yang sudah disiapkan oleh Jerome untuknya. Sedangkan Amir menaiki motornya yang terparkir tidak jauh dari mobil Hoya.

Di waktu bersamaan Leonid membuka pintu sebuah apartemen. Leonid berjalan ke arah jendela yang luas yang bisa melihat pemandangan di bawah dengan sempurna.

"Ini cukup bagus." Ucap Leonid santai.

"Apa lo sudah gila? Ini apartemen mewah bangsat! Lo hampir kehilangan semua duit yang sudah lo kumpul selama ini." Ujar Marcel yang marah.

"Gue nggak butuh itu semua. Gue punya bokap nyokap sama saudara laki-laki gue itu sudah melebihi duit yang lo ributkan itu Marcel."

"Lo bisa nggak lebih serius? Lo tau apa maksud ucapan gue itu Leo. Rencana lo yang sebenarnya belum sepenuhnya terlaksanakan. Bagaimana jika Darrel tau kelemahan lo? Semua rencana lo akan gagal semuanya Leo."

"Untuk apa gue takut? Bukankah tali kekangannya ada di tangan gue?" Leonid mengatakan itu dengan wajah datarnya.

Semenjak kepergian Hoya darinya, perasaan takut pun juga menghilang darinya. Karena satu-satunya rasa ketakutannya adalah Hoya. Karena itu Leonid ingin mengakhiri semuanya dengan tangannya sendiri.

"Leo!" Bentak Marcel.

Marcel sangat lelah dengan sikap Leonid yang begitu berani melawan Darrel. Meski Marcel tau sekarang Leonid adalah orang yang berbeda bahkan Darrel akan terkejut jika mengetahuinya.

"Marcel, lo juga tau bahwa hanya kita berdua yang mengetahui apa yang terjadi pada Darrel dalam dua tahun terakhir. Karena itu dia tidak akan bergerak tanpa gue sendiri yang menggerakkannya." Leonid menatap pemandangan di bawah dengan tatapan hina.

"Leo, obsesi lo sama Hoya itu sangat berbahaya. Lo bisa aja nyakitin Hoya kalau lo seperti ini Leo." Ucap Marcel yang khawatir pada Leonid.

"Hanya gue yang tau apa yang buruk untuk gue. Tapi jika itu melibatkan keluarga gue atau cewek yang gue suka, maka gue bisa mengotorkan tangan gue untuk menyucikan mereka." Ucap Leonid penuh penekanan.

Rose War (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang