#3 ~ Pertemuan 'Pertama' Yang Mendebarkan

563 14 0
                                    

Los Angeles - California

Kaiden Alexander Lee tampak tampan dan memukau seperti biasanya. Badan tinggi tegapnya dibalut stelan jas berwarna dark gray, keluaran salah satu brand fashion terkenal di dunia. Dengan wajah dingin tanpa ekspresi dia berdiri di dekat kolam renang besar yang ada di belakang rumah indah yang mewah ini.

Ini bukan kediaman yang sama tempat keluarga Levine dulu tinggal, saat mereka bertetangga belasan tahun lalu. Bisnis keluarga Levine maju dengan sangat pesat dan membuat mereka masuk ke dalam golongan kelas atas di negara itu. Wajar saja kalau kini mereka bertempat tinggal di mansion luas nan megah, di kawasan elit yang begitu nyaman.

Udara di Los Angeles siang ini terasa agak dingin, atau mungkin ini hanya perasaannya saja. Dia menatap kedua orang tuanya yang tampak berbincang-bincang akrab dengan Tuan dan Nyonya Levine, sang pemilik rumah. Sebagai sahabat lama yang sudah lama tak bertemu muka, tampaknya mereka punya segudang cerita untuk dibagikan.

Kaiden hanya menghela nafas pelan. Dia tidak dapat percaya kalau dia ada di tempat ini, berdiri menunggu untuk diperkenalkan pada seorang wanita.

This is so silly, desahnya dalam hati. Ketika dia menyesali keberadaannya di tempat itu, ekor matanya menangkap sesosok wanita muda melenggang dengan anggun dari arah sudut kanan.Makhluk cantik itu memiliki tubuh tinggi semampai, wajah menawannya hanya disapu make up tipis yang memberikan kesan segar dan natural. Rambut coklat panjang tergerai menyentuh pinggangnya yang ramping, ujung rambutnya yang halus tampak melambai ditiup semilir angin. Badannya yang sintal dibalut dengan gaun hitam yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya yang sempurna, membuat Kaiden menahan nafasnya seketika. Dia benar-benar wanita cantik yang sexy tapi juga anggun dan berkelas.

Untuk sesaat dia merasa dunia berhenti berputar dan hanya ada wanita muda itu di matanya. Walaupun begitu Kaiden tetap memperlihatkan ekspresi wajahnya yang datar. Tidak mengherankan kenapa teman-temannya menjuluki dia lelaki yang dingin dan cuek.

"Ah, itu dia! Sofia sayang, ayo ke sini!" Ucapan Sarah menyadarkan Kaiden dari keterpukauannya. Tapi laki-laki itu tidak menghentikan pengamatannya pada si cantik Sofia.

Sofia berjalan mendekat. Sekarang Kaiden dapat melihat wajahnya dengan jelas. Tidak ada kacamata tebal atau kawat gigi seperti dulu. Yang ada hanya sepasang mata bulat berwarna coklat yang indah dan begitu bening. Alisnya rapih tanpa bentuk yang direkayasa berlebihan, hidungnya mancung, pipi halusnya bersemu merah, dan bibirnya... merah, tipis dan penuh.

Kaiden mengerang dalam hati.

"Sofia, kenalkan ini Kaiden Alexander Lee." kata Sarah sambil tersenyum pada putrinya. "Kai, kamu masih ingat anak tante kan? Namanya Sofia Ann Levine."

Sofia menatap lelaki tinggi bertubuh gagah, menjulang di hadapannya. Laki-laki tampan itu juga tengah menatapnya tanpa berkedip.

Ya Tuhan, ini dia... desah Sofia dalam hatinya, berusaha untuk tak menghiraukan getaran aneh yang tiba-tiba timbul tanpa diundang. Dia mengulurkan tangan halusnya dan segera disambut oleh tangan besar Kaiden yang hangat.

"Hai."

"Hai."

Kaiden seperti tersihir, Oh, God. Dia cantik sekali. Dalam hati Kaiden mengakui, ibunya memang tidak melebih-lebihkan waktu dia menceritakan soal penampilan Sofia.

"Dia seperti bidadari kan, Kai?" ucap Sharon menggoda putranya.

Kaiden hanya berdehem tanpa mengatakan apapun. Wajah tampannya tetap datar seperti biasa. Sementara itu para orang tua tampak tertawa sambil terus menggodai pasangan muda itu. Dan sama seperti Kaiden, Sofia juga hanya diam dan tetap tenang.

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang