#46 ~ Dad's Warning!

191 2 3
                                    

"Hi, Dad." Sapa Kaiden sambil memeluk Terence saat ayahnya itu mendekat.

"Hm. Dad perlu bicara dengan kamu." Terence memberi kode pada Kaiden untuk mengikutinya berjalan menuju ruang kerja.

Kaiden tahu persis kalau dia pasti akan dapat teguran keras dari ayahnya perihal Sofia yang tinggal di Villa selama seminggu belakangan ini.

Sesampainya di ruang kerja yang luas dan nyaman miliknya, Terence menunjuk pada berkas - berkas yang ada di meja.

"Coba kamu lihat itu, Kai."

Kaiden duduk di depan meja kerja ayahnya dan meraih beberapa lembar kertas yang ada di sana. Kening Kaiden berkerut saat melihat kalau itu adalah salinan dari surat perjanjian perceraian, surat yang sama yang Sofia berikan padanya dengan penuh emosi seminggu yang lalu.

Kaiden merasa heran, bagaimana ayahnya bisa mendapatkan berkas - berkas ini?

"Ini... Dari mana Dad dapatkan ini?"

"Itu tidak penting. Pertanyaannya sekarang, apa itu, Kai? Kenapa sampai bisa ada surat perjanjian seperti itu?" Suara Terence terdengar sangat serius, matanya menatap tajam.

Kaiden tahu persis sifat ayahnya, Terence hanya akan menjadi seperti ini kalau dia merasa marah dan terganggu.

"Dad, I can explain..."

"No, listen to me first. Kenapa Sofia bisa datang menemui lawyer untuk buat surat perjanjian cerai seperti ini? Kamu buat salah apa sama Sofia? Kaiden, selama ini Dad dan Mom berusaha untuk ikuti kemauan kamu. Walaupun kadang kami tidak mengerti alasan kamu melakukan hal itu. Kami berusaha menghargai pilihan yang kamu buat karena kamu sudah dewasa dan punya pemikiran sendiri. Tapi kalau sampai Sofia berbuat seperti ini, berarti kamu memang bermasalah." Terence tetap terlihat tenang walaupun Kaiden tahu kalau ayahnya itu pasti merasa kecewa saat ini.

"Iya, Dad. Ini semua aku yang salah. Tapi ini hanya salah paham dan aku sudah jelaskan semua ke Sofia. Waktu itu Sofia sedang marah, Dad. She had a wrong idea about me and my ex. Sofia ga salah di sini, karena aku yang sudah buat Sofia berpikir yang tidak - tidak dan jadi punya keinginan untuk bercerai."

"Jadi sekarang masalah di antara kalian berdua sudah clear?"

"Yes, Dad. Kami sudah selesaikan."

Terence mengangguk, istrinya juga sudah menceritakan semua masalah yang dihadapi pasutri baru itu. Sebenarnya ini bukan hal yang aneh karena pasangan muda ini memang sedang dalam masa beradaptasi dan masih harus belajar banyak untuk bisa memahami satu sama lain.

"Hm. Kamu tau lawyer yang Sofia hubungi untuk membuat surat perjanjian ini?"

Kaiden menggelengkan kepala. "Sofia bilang dia hanya mencari lawyer secara random aja, Dad. Sebelumnya dia mau minta tolong Claudia, istri Ethan, untuk dicarikan lawyer tapi dia membatalkan niatnya itu. Karena Sofia pikir Claudia pasti ga akan bantu dia."

"Dad curiga pada lawyer yang Sofia hubungi itu."

Kaiden menatap ayahnya. "Maksud Dad, lawyer itu yang kasih berkas ini sama Dad?"

"No, bukan. Lawyer keluarga kita yang berikan ini pada Dad. Dia dapat berkas - berkas ini dari seseorang, tadinya dia pikir ini fake. Tapi tetap dia laporkan sama Dad."

"Siapa orang itu? Apa yang dia mau?"

"Surat - surat ini diantar ke kantor lawyer keluarga kita secara anonim. Sepertinya ada orang yang entah bagaimana caranya mendapatkan salinan surat ini dan ingin memanfaatkan situasi untuk menjatuhkan kamu dan keluarga kita. Atau dia mau mengambil keuntungan setelah tau kalau Sofia itu adalah menantu keluarga Lee. Istri dari kamu, pewaris T&K. Dan saat ini Sofia sedang memproses perceraian dengan kamu. Publik bahkan tidak tau kalau kamu sudah menikah. Kamu bisa bayangkan kalau berita seperti ini bocor ke media? Pasti akan menjadi berita besar yang menghebohkan dan bisa digoreng untuk menggiring opini ke arah yang salah. Tentunya ini akan sangat tidak baik untuk reputasi kamu, reputasi keluarga kita dan bisnis kita."

Kaiden terdiam untuk beberapa saat. Tidak menyangka kalau masalahnya bisa sampai melebar seperti ini.

"Dad tau siapa di belakang semua ini?"

"Dad sedang selidiki. Kita memang merasa tidak punya musuh, tapi belum tentu itu benar. Akan selalu ada orang - orang yang menganggap kita musuh mereka karena satu atau lain hal. Dan kamu juga tau kalau kita punya beberapa saingan bisnis yang menanti kesempatan untuk menjatuhkan kita. People play dirty some times to get what they want."

Kaiden menghela nafas. "Apa tidak ada informasi apa - apa dari orang yang mengirim surat - surat itu?"

"Belum ada. Dia tidak memberikan ancaman ataupun meminta uang."

Kaiden tampak berpikir keras. "Masalahnya kalau sampai ini bocor ke media..."

"Don't worry. I can stop this from leaking to the media. Dad juga bisa cari tau orang di belakang semua ini. Hanya tinggal menunggu waktu, kita akan segera tau."

"Okay, Dad." Kaiden percaya penuh pada ayahnya. Sebagai pengusaha besar yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis, Terence sudah biasa menghadapi hal - hal seperti ini.

"You have a good reputation, son. It's not something you get easily, I know how hard you worked on it. Sebagai pewaris bisnis T&K, kamu memang tidak bisa hidup bebas sesuka hati seperti orang lain. Mom and Dad sangat berterima kasih dan bersyukur karena kamu mengerti posisi kamu dan sangat bisa diandalkan. Jangan sampai hal - hal yang insignificant seperti ini merusak apa yang sudah kamu capai dengan kerja keras. You must live up to your reputation, Kaiden."

"I know, Dad. I'm really sorry for causing this problem."

"Okay, enough about that. Ada baiknya juga seminggu ini Sofia tinggal di Villa, karena ada beberapa pihak yang sedang mencari tau keberadaan istri kamu itu untuk diangkat beritanya. Tadi Mom bilang Sofia akan tinggal di sini ya? That's good, biarkan istri kamu tinggal di sini dulu dengan Mom and Dad. Security and privacy di sini lebih terjamin."

"Tapi Dad, masa Sofia ga tinggal sama aku?" Kaiden protes dengan wajah tidak senang.

"Ya salah kamu sendiri. Kenapa buat masalah seperti ini? Sebaiknya kamu juga pindah dari tempatmu sekarang ke penthouse yang kamu tinggali sebelumnya."

"Okay, Dad. Memang rencananya mau pindah."

"Apa kamu sudah ada plan untuk resepsi pernikahan kalian?"

"Aku sebenarnya udah mempersiapkan pesta resepsi pernikahan kami, Dad. Hanya ada beberapa details yang perlu dibicarakan dengan Sofia untuk mengikuti selera dan keinginan dia."

"That's good. Lebih baik mempublikasikan pernikahan kalian dengan mengadakan pesta resepsi secepatnya. Gara - gara kamu menunda - nunda terus, Dad sampai bingung mau bilang apa sama orang tua Sofia." Terence menggelengkan kepala melihat anak yang duduk di depannya.

"Sorry, Dad..."

"Istri kamu itu baik dan setia, Kai. Kamu itu beruntung bisa dapatkan dia. Kamu harus percaya sama dia dan jaga dia baik - baik. Bukannya dibikin susah, dibikin sengsara, dibikin cemburu."

"Iya, Dad. Iyaa. Aku tau. Hal seperti ini ga akan terjadi lagi, aku janji."

Terence mengangguk. "Dad percaya sama kamu."

"Thanks, Dad."


*****


Thanks for Reading yaaa

Kalau teman - teman suka dengan ceritanya, please support author ya (comment, vote, add and follow) It means a lot.....


The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang