#38 ~ Tamparan Keras Untuk Kaiden

190 4 0
                                    

Ready to read?

Here we go....


*****

Kaiden sedikit terkejut ketika mendapati ibunya ada di Villa peristirahatan mereka. Ternyata wanita yang tetap cantik di usia yang sudah lewat dari setengah baya itu juga punya tujuan yang sama, membawa Sofia untuk pulang bersamanya.

Jadilah Kaiden harus terlebih dulu mendengarkan omelan panjang lebar dari Sang Nyonya besar. Padahal dia sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan istrinya. Tapi sebagai anak yang sayang keluarga, dia tidak banyak membantah perkataan ibunya. Dan Sharon yang benar-benar kesal, tidak mau melepaskan putranya begitu saja.

"Kamu ini ya, nikah baru berapa bulan tapi kok udah pisah ranjang sama istrimu kayak gini? Kenapa ga kasih tau Mom dan Dad kalau ada masalah? Kok bisa Sofia tinggal sendirian di sini selama seminggu? Ya, ampun. Bener-benar kamu ya, Kai..."

"Mom, ini cuman salah paham aja. Aku bisa selesaikan sendiri dengan Sofia."

"Mom dan Dad bingung melihat kalian berdua. Sebenarnya ada masalah apa? Kamu gimana sih, Kai? Kasihan Sofia..."

"Ini kemauan dia sendiri, Mom." Kaiden membela dirinya.

"Sofia bilang kamu masih berhubungan dengan mantan pacar kamu. Benar?"

Kaiden mendesah. "Engga, Mom. Itu hanya pikiran Sofia sendiri dan dia salah paham. Mom sudah lama di sini? Dimana Sofia?"

"Mom sampai sini sekitar satu jam yang lalu. Tadi Mom sempat bertemu dan bicara dengan Sofia. Dia sekarang sedang berkuda ke dekat sungai dengan temannya."

"Teman?" Kaiden mengerutkan kening. "Teman siapa?"

"Iya, temannya Sofia. Dia seorang laki - laki yang tampan dan gagah. Waktu dia datang tadi, Mom sempat dikenalkan." Sharon menjawab dengan tenang, tidak memperhatikan ekspresi wajah anaknya yang sudah berubah. "Namanya Anthony Newman. Penjaga Villa bilang hampir tiap hari laki - laki itu datang ke sini untuk menemui Sofia."

"WHAT??!!" Kaiden merasa darahnya naik ke ubun-ubun begitu mendengar ucapan ibunya. 

Wajah putih Kaiden berubah jadi merah dan badannya gemetar karena dia menahan amarah. "Anthony Newman?! Gosh!! Mom tau siapa dia? Dia itu tunangan Sofia dulu! Pantas saja Sofia tidak ingat pulang, rupanya dia bersenang - senang di sini." Kata Kaiden penuh geram.

"Hahhh... Kamu mulai lagi dengan kecemburuan bodohmu." Sharon menggelengka kepala.

Kaiden menatap ibunya tak percaya. "Mom?!"

"Kaikai... Calm down. Sofia sudah cerita semuanya sama Mom. Apa yang kamu harapkan dari si cantik yang malang itu? Kamu membuatnya bingung, kenapa sih kamu seperti itu? Kadang kamu baik sekali sama dia, kadang kamu dingin dan ga perduli sama sekali."

"What? Mom, aku juga ga tau apa yang dia mau dari aku."

"Kamu bisa katakan kalau kamu cinta sama dia kan?"

"Ah, Mom..." Sahut Kaiden enggan.

"Look at me, Kaikai." Sharon memegang pundak tinggi anaknya. "Kamu pikir Sofia harus bagaimana? Dia itu type wanita yang setia. Kamu sudah tau tentang masa lalu dia kan? Itu adalah rahasia terdalam yang ingin dia pendam selamanya dan dia ga mau untuk membicarakan hal itu lagi. Tapi dia sudah cerita kan sama kamu? Jadi kamu pasti sudah tau kisah cinta Sofia sebelum dia ketemu kamu. Dulu dia itu amat setia sama tunangannya, Kai. Dan sekarang dia berusaha untuk setia sama kamu, tapi apa yang kamu lakukan padanya? Kamu malah bikin dia kecewa dengan sikap kamu, belum lagi urusan mantan pacar kamu itu. Jadi jangan salahkan Sofia kalau sekarang dia goyah."

Kaiden terduduk lemas mendengar kata – kata ibunya.

"Mereka pernah saling mencintai, Kaikai. Anthony itu cinta pertamanya Sofia dan mereka pernah tunangan sampai hampir menikah. Kamu tau kan kalau Sofia pernah berniat untuk mengakhiri hidupnya ketika dia mengira kalau tunangannya itu meninggal? Itu benar-benar sebuah mimpi buruk yang membuat Sofia terguncang. Dan sekarang kamu masih tega membuat dia menderita lagi dalam pernikahannya dengan kamu?" Sharon menatap anaknya dalam – dalam.

Kaiden hanya terdiam.

"Mom juga tau kalau laki-laki itu datang jauh - jauh ke sini untuk mendapatkan Sofia kembali. Dia itu laki – laki baik, Kai. Dan dia masih sangat mencintai Sofia. Mom yakin dia pasti akan berjuang mati – matian untuk meraih hati Sofia lagi. And what about you, my dear... kamu bukannya mempertahankan Sofia atau bersikap baik atau bikin dia jatuh cinta sama kamu, tapi malah bikin dia menderita."

Sharon menghela nafas sebelum dia melanjutkan.

"Kamu terus menunda pesta resepsi pernikahan kalian di sini, sampai Sofia mengira kalau kamu memang sengaja menyembunyikan status pernikahan kalian demi wanita lain. Memang kamu ga pikirkan perasaan Sofia? Kamu juga bawa dia tinggal di apartment itu padahal kamu sangat mampu untuk kasih dia tempat tinggal yang jauh lebih baik. Kamu minta dia melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari, suruh dia berhemat. Seakan kamu ga mampu kasih dia kehidupan yang nyaman seperti waktu dia tinggal sama orang tuanya. Apa itu namanya Kai, kalau bukan sengaja membuat menderita? Kamu itu seperti sengaja membiarkan dia pergi. No, kamu itu malah seperti mendorong supaya dia itu pergi."


Kaiden masih terus terdiam, matanya memerah.

"Mengatakan kalau kamu cinta sama dia aja, kamu ga mau. Mengakui kalau kamu butuh dia juga ga pernah. Jadi kalau sudah begini, kamu pikir Sofia akan memilih siapa? Laki-laki itu atau kamu?"

Kaiden tertegun. Kata-kata ibunya itu seakan menampar keras pipinya bulak balik. Dia tau dia banyak berbuat salah pada Sofia dan memperlakukan Sofia dengan tidak baik. Tapi semua ada alasannya dan dia tidak pernah berniat dengan sengaja membuat istrinya menderita. Semua emosi bercampur aduk dan akhirnya siap meledak ketika dia terus didesak oleh ibunya.

"Mom pikir aku harus bagaimana? Jelas – jelas Sofia mengkhianati aku dengan laki-laki itu! Mereka bercinta di belakangku, Mom!" Wajah tampan Kaiden merah menahan amarah. Di depan ibunya dia tidak sanggup lagi untuk menyembunyikan kecemburuan dan emosinya. "Aku bisa gila! Rasanya seperti aku mau mati! It's killing me, Mom!"

Sharon terhenyak, "Oh my God, Kai..."

"Mom ga ngerti perasaanku selama ini. Iya, aku salah. Tapi dia juga salah karena sudah selingkuh dengan mantan tunangannya itu!"

"Bukan seperti itu, Kai..."

"Kenapa Mom selalu bela dia?"

"Karena Mom tau Sofia itu seperti apa orangnya. Dia ga mungkin selingkuh, Kaikai. Listen to me."

"No. Aku ga mau dengar lagi, Mom. Sekarang aku akan mencari mereka berdua dan akan aku bunuh laki-laki itu!" Kaiden yang kalut mengacak rambutnya kasar lalu segera berlari keluar.

"Kaiden!! Kai!!" Sharon berlari mengejar putranya. "Tenangkan dirimu, sayang! Kai!"

Tapi Kaiden sudah melompat ke dalam sport car nya dan segera melaju dengan kecepatan tinggi. Satu minggu ini Kaiden meredam semua rindu dan gairahnya sementara di sini Sofia dan Anthony... Mereka bermesraan dan berasyik masyuk berdua... Ah, gila!! Sungguh gila! Pikiran itu benar-benar bisa membuatnya gila.



***** 


Sabar ya, Maz Kai... Sebenarnya aku ingin menyiksamu lebih lama... wkwkwkkw 

Next part sepertinya bakal ada pertumpahan darah? *rolling eyes*

Next? Tolong berikan semangat untuk aku yang moody ini ya, readersku yang baik *kiss kiss*


The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang