Let's continue... <3
*****
Bella menatap Kaiden dengan sedih. "Tapi itu semua karena aku ingin perhatianmu. Kamu selalu sibuk dan sibuk sepanjang waktu. Aku juga ingin mendapat lebih banyak waktu dan perhatian darimu."
"Ah, sudahlah..." Kaiden menyandarkan punggungnya di sofa. "Ga ada gunanya membicarakan hal ini sekarang. Kita sudah selesai."
Bella menatap Kaiden lekat-lekat. Dia benar-benar tidak ingin kehilangan lelaki yang dicintainya itu. Dia tidak bisa menerima kenyataan pahit kalau Kaiden sudah menikah dengan wanita lain.
Dalam hati dia membulatkan tekad untuk mendapatkan Kaiden kembali, bagaimanapun caranya.
Perlahan Bella bergeser mendekati Kaiden.
"Kai..." katanya sambil memegang tangan Kaiden.
"Stop it." Lelaki itu menarik tangannya dengan dingin.
"Apakah kamu benar-benar menikahi wanita itu? Lalu bagaimana denganku? Aku masih sangat mencintaimu. Kenapa kamu melakukan ini padaku..." Bella menangis lagi, kali ini dengan lebih menyedihkan.
Dia tahu kalau Kaiden paling tidak tahan melihat tangisan wanita. Selama ini Bella selalu menyesal tiap putus dengan Kaiden. Dan dia selalu meminta agar mereka kembali berpacaran dengan wajah yang banjir dengan airmata. Kaiden selalu luluh melihat airmatanya. Dan Bella berharap kali inipun akan sama.
"Oh, God. Tolong berhentilah menangis." Kaiden merasa tidak nyaman melihat seorang wanita menangis tersedu-sedu seperti itu.
"Kamu harus menceraikan wanita itu. Okay? Kai? Pleasee... aku mohon." Bella memelas dengan wajah penuh air mata.
"Ah, kenapa kamu seperti ini? Bella, hentikan. Kita udah ga ada hubungan apa-apa lagi. Kamu harus melanjutkan hidupmu sendiri."
"Ga. Aku ga mau." Dia menggelengkan kepalanya keras. "Aku ga akan menyerah padamu. Aku hanya mau dengan kamu. Please, Kai..." Bella terus berusaha memeluk Kaiden.
Kaiden terus menghindar. "Bisakah kamu tenang? Kamu harus mengendalikan dirimu."
Bella masih terus menangis, membuat Kaiden merasa tidak nyaman.
"Kai, kamu tau kan kalau aku mencintaimu setengah mati. Aku ga bisa hidup tanpamu, sayang... Please..." Bella terus memohon.
"Bella, jangan lakukan ini." Kaiden benar-benar kehabisan akal melihat wanita itu.
Tiba-tiba saja Bella memeluk tubuh Kaiden dengan erat, membuat lelaki tinggi itu terkejut hingga tubuhnya terdorong ke sandaran sofa.
Lalu Bella berteriak sambil terus terisak, dia tidak memberi kesempatan untuk Kaiden bereaksi.
"Sayang, maafkan aku yang selalu emosional dan ingin menyerah pada cinta kita. Itu karena orang tuamu ga menerima hubungan ini. Tapi sebenarnya aku ga bisa melupakanmu. Aku tau kamu selalu mencintaiku dan kamu selalu sabar denganku. Sayang, maafkan aku... Aku mencintaimu. Aku ga akan menyerah lagi. Aku akan berjuang demi cinta kita." cerocos Bella. Diam - diam matanya melirik ke arah pintu.
"Bella? Apa-apaan ini?"
Kaiden masih terkejut dengan tindakan agresif Bella yang tiba-tiba, dia benar-benar kebingungan.
Tapi sedetik kemudian mata pria itu melebar ketika dia melihat Sofia berdiri di depan pintu yang terbuka. Menatapnya dengan wajah pucat seolah melihat hantu.
"Sofia..." gumam Kaiden pelan, nyaris tak terdengar. Dia hendak bergerak tetapi lengan Bella menahannya lebih erat.
"Lepaskan aku." gumannya pada Bella tapi wanita itu malah semakin erat memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
RomanceAda sebuah rahasia yang meliputi hubungan yang terjalin antara seorang CEO muda dan tampan yang berada dalam puncak hidupnya, dengan seorang gadis cantik yang menjalani hidupnya dengan hampa dan tanpa gairah. Apakah rahasia itu akan terungkap dalam...