#26 ~ Jangan Temui Dia Lagi

211 3 0
                                    

Hi... Happy Reading!


_______*****________


Kaiden tidak menghiraukan kata-kata Sofia, dia menarik selimut itu hingga jatuh menumpuk di pinggang ramping Sofia. Dan seperti biasa dia terpesona menatap tubuh indah istrinya.

"Maaf..." Kaiden berbisik, tangannya mengusap tanda-tanda merah yang dia hadiahkan di kulit halus istrinya beberapa saat yang lalu.

"Aku terkadang lepas kendali saat bersama denganmu. Apa ini terasa sangat sakit?"

Sofia menggeleng pelan. Wanita itu tergetar merasakan perlakuan Kaiden yang manis.

Kemudian Kaiden merundukkan kepala, mencium jejak-jejak merah itu dengan lembut.

Sofia memejamkan matanya. Tangannya mengelus rambut lebat Kaiden.

"Kai..."

"Sshhh... Jangan khawatir. Aku hanya ingin mencium dan memelukmu." ucap Kaiden seakan tahu apa yang akan Sofia katakan.

Lalu Kaiden merengkuh tubuh Sofia dalam dekapannya. Untuk beberapa saat mereka hanya berpelukan dan menikmati kehangatan yang tercipta di antara mereka.

Rasanya kesedihan Sofia sedikit terobati oleh perilaku Kaiden yang manis. Tanpa disadari seulas senyum menghiasi bibir tipis Sofia.

Sofia membaringkan kepalanya di dada bidang Kaiden dan memejamkan matanya. Hidung wanita muda itu menyesap harum tubuh Kaiden yang begitu manly dan segar. Telinganya mendengarkan detak jantung Kaiden yang teratur. Permukaan kulitnya merasakan kulit hangat lelaki itu. Entah kenapa itu semua membuat Sofia menjadi tenang.

Setelah beberapa saat lelaki tampan itu menghujani wajah Sofia dengan ciuman. Seakan dia tidak akan pernah puas untuk melakukan itu.

"Kamu harus tidur sekarang." katanya setelah memberikan sebuah ciuman yang panjang di bibir Sofia.

Sofia hanya mengangguk. Dia diam saja ketika Kaiden menggendong tubuhnya kembali ke tempat tidur.

Kaiden membaringkan Sofia dengan hati-hati lalu dia menutup tubuh istrinya dengan selimut tebal.

"Aku harap kamu merasa lebih baik sekarang." bisik Kaiden terdengar.

Lelaki itu merasa tidak berdaya saat melihat betapa pilunya Sofia menangis di hadapannya tadi. Dan yang membuatnya semakin tak berdaya adalah kenyataan kalau tidak ada yang bisa dia lakukannya untuk menghapus kesedihan yang istrinya rasakan.

Sofia menggangguk, "Aku udah merasa lebih baik. Terima kasih." Sofia mengelus tangan Kaiden.

"Jangan menangis lagi."

"Iya."

Kaiden menatap Sofia untuk beberapa saat. Pikirannya berkecamuk. Dia ingin mengatakan sesuatu tetapi dia ragu. Apakah dia boleh mengatakan permintaannya itu pada Sofia? Tapi dia juga tidak tahan kalau tidak mengatakannya.

"Fia."

"Hm?"

"Aku tidak ingin kamu menemui pria itu lagi." kata Kaiden sambil mengelus pipi lembut Sofia dengan jarinya.

"Hm? Siapa? Maksudmu Anthony?"

"Iya. Lelaki itu." katanya dengan nada yang menunjukkan ketidaksukaan.

Sofia tertengun. "Tapi kenapa? Aku ga pernah melarangmu bertemu dengan siapapun. Termasuk dengan pacarmu."

Pria tinggi bertelanjang dada itu bangkit dan berdiri di dekat tempat tidur sambil berkacak pinggang.

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang