Helooowww....
Mari kita bikin ribut *evil laugh* LOL
Happy reading....
*****
Sofia berdiri di dalam kantor Kaiden, sementara pemilik kantor itu berdiri di samping meja kerjanya. Keduanya saling memandang dengan tatapan tajam. Sangat jelas sekali kalau Sofia begitu marah pada Kaiden tapi pria itu hanya memasang wajah datar dan dingin seperti biasanya.
Sofia tidak akan pernah tahu bagaimana perasaan Kaiden saat ini. Lelaki gagah itu seperti terkena serangan jantung ketika tiba-tiba saja istrinya datang ke perusahaan dan memberinya beberapa berkas surat.
Surat-surat yang tidak pernah dia lihat seumur hidupnya. Dia bahkan berharap tidak akan pernah melihat surat-surat itu selamanya.
Tapi tetap saja, Kaiden adalah seorang yang dingin dan tidak gampang terbawa perasaan. Dia dapat mengontrol ekspresi wajahnya dengan sangat baik. Seakan-akan kedatangan Sofia dan surat-surat yang dibawanya tidak berpengaruh apa-apa baginya.
Di balik wajah datar dan dinginnya, hanya Kaiden yang tahu bagaimana dia tidak bisa mengendalikan hatinya. Hatinya terasa hancur berkeping-keping dan tiba-tiba dia merasakan sakit yang menghujam begitu dalam di dadanya.
"Jadi kamu datang ke sini untuk memberiku ini?" Kaiden menunjuk kertas-kertas di atas meja kerjanya.
"Iya. Aku sudah menandatanganinya, kamu harus menandatanganinya juga."
Kaiden mengangguk kecil. "Okay, aku akan menandatanganinya nanti."
"Tandatangani sekarang!" Sofia membelalakkan mata coklatnya yang besar, menatap dengan penuh marah ke mata Kaiden.
Jantung Kaiden terasa seakan jatuh ke lantai, melihat kebulatan hati yang terpancar di mata Sofia.
Ah, tidak. Itu pasti hanya emosi sesaat saja. Sofia pasti hanya sedang marah karena dia tidak pulang ke rumah dua hari ini. Sofia melakukan ini hanya karena emosi. Kalau Sofia sudah lebih tenang, dia pasti akan melupakan semua ini. Kaiden berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
"Aku harus memberikan surat-surat ini pada pengacaraku terlebih dulu supaya dia dapat memeriksanya. Nanti aku akan mengembalikannya kepadamu." katanya mencari alasan.
Walaupun Kaiden tahu kalau alasannya terdengar menggelikan. Tapi dia harus mengulur waktu kalau dia tidak mau kehilangan Sofia.
"Apa? Ga ada hal yang begitu penting di dalam dokumen itu. Demi Tuhan, tanda tangani aja sekarang supaya kita bisa segera menyelesaikan semua ini." Sofia terlihat begitu ngotot.
"Damn! Ga penting katamu?" Mata Kaiden membesar.
"Iya. Itu hanya surat perjanjian perceraian. Jadi please, kamu tinggal tandatangani aja sekarang."
"Kenapa? Kenapa harus sekarang? Kamu ingin segera menikah dengan mantan tunanganmu itu?" Wajah Kaiden memerah menahan emosi.
Tiba-tiba saja dia merasa marah, memikirkan kemungkinan penyebab kenapa Sofia tiba-tiba datang siang ini dengan membawa surat perceraian.
"Iya! Iya, itu benar sekali!" Wajah Sofia juga memerah.
Kaiden berjalan cepat mendekati istrinya dan sekarang mereka berdiri berhadap-hadapan dalam jarak dekat.
Sofia bisa merasakan napas hangat pria itu di wajahnya dan wangi parfum Kaiden yang segar dan maskulin. Diam-diam Sofia merinding. Kaiden selalu saja bisa menggetarkan hati dan tubuhnya tanpa dia sadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
RomanceAda sebuah rahasia yang meliputi hubungan yang terjalin antara seorang CEO muda dan tampan yang berada dalam puncak hidupnya, dengan seorang gadis cantik yang menjalani hidupnya dengan hampa dan tanpa gairah. Apakah rahasia itu akan terungkap dalam...