#44 ~ Pernyataan Cinta

228 3 0
                                    

Hi... Enjoy the story <3


*****

"Danny, apa kamu sudah menemukan Kaikai?" Tanya Sharon dengan khawatir pada salah satu pekerja di Villanya.

"Tuan muda Kaiden? Sudah, Nyonya. Beberapa waktu yang lalu Tuan muda sudah pulang. Tadi langsung naik ke kamar atas sambil menggendong Nyonya muda Sofia."

"Oh? Datang dengan Sofia ya? Ke kamar atas?"

 Wajah Sharon langsung menjadi cerah.

"Iya, Nyonya."

"Hmm..." Sharon berpikir sejenak, "Let me check them."

"Tapi Nyonya, tadi Tuan muda bilang mereka tidak mau diganggu." ujar Danny sambil senyum – senyum. "Tuan muda ke sini untuk berbulan madu lagi ya, Nyonya?"

"Hush. Ini sudah gelap, ayo cepat selesaikan pekerjaan kamu. Nanti minta driver untuk siap – siap ya. Saya mau pulang sebentar lagi."

"Baik, Nyonya." Danny segera melaksanakan perintah Nyonya besarnya.

Kemudian Sharon berjalan naik ke lantai atas. Di depan sebuah pintu kamar besar dia berhenti, mendekatkan telinganya ke daun pintu.

Suara - suara bodoh yang menggelikan kalau nalar sedang bekerja, terdengar berulang - ulang. Kadang suara Kaiden, kadang suara Sofia, bersahutan tiada henti. Ibu yang bijak itu tersenyum lalu menggelengkan kepala.

"Hahhh.. anak - anak jaman sekarang. Sebentar berantem, sebentar minta cerai, sebentar pisah ranjang. Eh sekarang malah nempel ga bisa lepas." bisiknya pada diri sendiri sambil tersenyum kecil. "They must be love each other, no need to worry." Diapun berjalan menjauh, "Mereka akan baik - baik aja..."


*****


Percintaan panas dan panjang, itu yang Kaiden and Sofia lakukan di dalam kamar semalaman. Dari mulai matahari terbenam sampai benda langit itu akan kembali terbit dalam beberapa saat lagi.

Sofia masih berbaring di ranjang besar yang nyaman, dia diam tak bergerak. Kecupan - kecupan hangat terasa di lehernya. Wanita muda itu memejamkan mata, menikmati perlakuan mesra dan intim suaminya.

Sofia masih tak percaya ketika mendengar pernyataan cinta suaminya. Apa betul Kaiden jatuh cinta padanya? Kenyataan itu terlalu indah hingga rasanya bagai mimpi. Walaupun hatinya merasa bahagia tapi sampai detik ini dia masih belum bisa sepenuhnya yakin dengan ketulusan perasaan Kaiden.

Mungkin saja Kaiden mengatakan itu hanya untuk mencegahnya meninggalkan lelaki itu. Kaiden pasti akan mendapatkan masalah besar dengan orang tuanya kalau sampai Sofia benar – benar mengajukan gugatan cerai.

"Aku suka leher kamu yang jenjang..." Tangan besar kaiden melingkari pinggang Sofia yang ramping, bibirnya masih bermain – main di leher istrinya yang dia kagumi.

Sofia rolled her eyes. 'Sebelumnya dia bilang dia suka rambutku, bibirku, buah da-daku, kemudian betisku... Kesimpulannya dia suka semua bagian tubuhku. Dia gila.' pikir Sofia dalam hatinya.

"I love your stomach... I love your thighs... I love those hips. God, your hips were made for me to hold on to while I make love to you, baby..."

"Whaaat?" Sofia tertawa geli melihat kelakuan suaminya itu. "Geli ah. You're crazy..."

"Hey. Aku serius, sayang. I love every inch of you. I love you."

"Why..." Sofia tidak melanjutkan kalimatnya.

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang