#31 ~ Pillow Talk

180 3 0
                                    

Hello! Thanks for reading this story :)


*****


"Ahhh..." Kaiden merebahkan diri di samping Sofia. "Happy now?" Dengan handsome smirk yang menghiasi wajah tampannya, Kaiden melirik pada Sofia.

Si cantik itu tidak menjawab pertanyaan iseng Kaiden, wajahnya sudah benar-benar merah. Dia berpura-pura sibuk menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

Hawa panas mulai menyejuk. Tubuh sepasang manusia itu mulai mengalami pendinginan secara perlahan setelah beberapa kali dipacu sampai ke puncak.

"Aku ga bercinta dengan Anthony." ucap Sofia tiba-tiba.

Kaiden menoleh, "Hanya kamu, dia dan Tuhan yang tau."

"Aku ga bohong." Sofia membalikkan badannya menghadap pada Kaiden.

"I don't know if I can trust you. Kamu bohong waktu kamu bilang padaku, kalau kamu ga akan menemui mantan tunanganmu itu lagi. Bukan cuman sekali aja tapi kamu melakukannya lagi hari ini."

"Kami ga sengaja bertemu. I mean, aku bukan sengaja pergi untuk menemuinya."

Kaiden hanya menggeleng.

"Kamu benar-benar berpikir kalau aku sanggup melakukan hal memalukan itu di belakangmu?"

Kaiden tidak menjawab, ekspresi wajahnya tetap datar seperti biasa.

"Bagaimana mungkin kamu berpikir aku bercinta dengan Anthony? Kenapa aku harus melakukan itu? Dulu saat kami bersama, saat semua begitu indah, kami ga melakukannya. Dan sekarang menurutmu aku akan melakukannya?"

"Mungkin aja. Siapa yang tau." Kaiden menanggapi dengan dingin.

Dia benci setiap kali Sofia mengatakan kata 'kami' untuk mewakili dirinya dan Anthony. Seolah-olah tidak ada Kaiden dalam kehidupan Sofia. Dan Sofia juga mengenang saat kebersamaannya dengan Anthony sebagai sesuatu yang begitu indah. Dada Kaiden sesak mendengarnya, membuatnya jadi semakin kesal.

"You enjoy sex so much. Maybe you want to have it with him."

Wajah Sofia memerah, "Apa maksud kata-katamu? Aku bukan wanita seperti itu! Kamu mau merendahkan aku?" Suaranya bergetar karena emosi.

"Bukan. Bukan begitu maksudku. Hanya saja... Kalian saling mencintai, iya kan?" Suara Kaiden terdengar parau.

Sofia tertengun.

"Dia mengejarmu. Dari Los Angeles ke London, lelaki itu mengejarmu seperti orang gila. Bahkan ketika dia tau kalau kamu sudah menjadi istri dari lelaki lain, dia ga mundur selangkahpun." 

Kaiden menatap Sofia dengan tajam.

Wanita cantik itu hanya terdiam, menatap balik Kaiden.

"Okay, aku mengerti. Siapa yang rela kehilangan wanita seperti kamu? Dan aku yakin, lelaki itu ga akan menyerah. Jadi katakan padaku, apa aku harus berbagi dengan lelaki itu?" tanya Kaiden dengan suara yang sedingin es.

Mata Sofia memanas dan berkaca-kaca mendengar ucapan suaminya yang menusuk tajam hatinya.

"Kamu ga bisa terus-menerus membuatku ga bahagia seperti ini, Kai."

"Ga bahagia? Jangan katakan beberapa waktu yang lalu, ketika kita berhubungan sex, kamu ga bahagia! Sofia?" Kaiden menatap istrinya lekat-lekat. "Itu kan yang kamu mau? Great sex!"

"Tapi sex aja ga cukup!" Sofia membalikkan tubuhnya membelakangi Kaiden.

"Lalu apa?"

Cinta! Cinta! Cinta!!! Sofia berteriak, tapi hanya di dalam hatinya saja. Tidak berani untuk mengeluarkan kata itu dari mulutnya karena dia tidak siap untuk kecewa.

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang