2. Perjodohan

1.8K 130 0
                                    

##vote gaisss 🤌🏻##
Author ny pusing gegara abis ke pasar liat org banyak banget🥴, kek bau matahari sana sini, jadi malah mabok orang 🤮🤢






Lanjotttt------------------------------->>>

















"Mah... Mamah becanda ya...?? Ga lucu loh mah..." Ucap Marsha

"Mamah seriusan sha..." Jawab anin

Malam itu Anin mengatakan yang sejujurnya bahwa ia akan menjodohkan Marsha dengan anak sahabatnya yang telah lama tak berjumpa dan baru berjumpa kemarin.

"Mamah pikir aku barang apa maen ngasih-ngasih aja ke orang.. mamah ga sayang sama aku ya??" Ucap Marsha

"Sha... Ini mamah tanya kamu dulu loh sha.. mamah sayang sama kamu, makanya mikirin masa depan kamu.. mamah miris tiap hari liat kamu harus bantu mamah dagang.. coba aja papah kamu ga kena kasus korupsi sha.. kita ga mungkin kaya gini sekarang" jawab anin menundukkan kepalanya, ia merasa gagal menjadi orang tua untuk anak-anaknya.

Mengingat suami Anin sudah setahun mendekam di penjara, atas kasus korupsi dan semua aset yang ia miliki harus di jarah pihak berwajib.

Dengan terpaksa Anin dan anak-anaknya harus menelan pahit atas perbuatan ayahnya.

"Mamah maafin Marsha ya.. Marsha malah bikin mamah sedih ya..." Ucap Marsha

"Mamah yang minta maaf sama kamu sama adek kamu juga sha.. mamah malah bawa kamu ke situasi sulit ini. Maafin mamah ya ga bisa nyukupin kebutuhan kalian..." Jawab anin dengan mata yang sudah basah.

"Tapi mah Marsha pengen kuliah bukan pengen nikah... Marsha gamau di jodohin.. Marsha belum mau nikah mah..." Ucap Marsha

"Sha... Dengerin mamah, setelah menikah kamu bisa kuliah sha... Kamu ga perlu bantuin mamah dagang, dengan kamu ikut perjodohan ini Ade km pun bisa lanjut ke SMA, mamah juga bisa terjamin hidupnya. Hutang kita akan terbayar ke sekolahan maupun ke tetangga sha..." Ungkap Anin

"Tapi mah... Aku belum siap nikah, aku belum ngerti caranya jadi istri itu gimana.. aku belum siap punya anak.. aku masih pengen main sama temen-temen aku belum pengen terikat sama siapapun..." Ujar Marsha

"Iya mamah tau sha.. kalau kamu belum siap punya anak ya kamu bisa atur semua itu. Kamu bisa tunda dulu.. semua jalan keluar ada di tangan kamu sha" ucap Anin

"Mamah emang kenal siapa yang mau di nikahin sama aku?? Tau sikapnya kaya gimana?? Orangnya kaya apa?? Ini malah kaya beli kucing' dalam karung ga sih mah??!!" Kata Marsha

"Mamah tau sha... Tenang aja, ini bukan kaya film² yang kamu tonton waktu kecil yang di jodohin sama aki-aki yang tinggal nunggu matinya aja.. enggak sha.. mamah ga mungkin setega itu juga jodohin kamu kaya gitu, mamah jodohin kamu sama anak muda anaknya temen mamah sha.. dia ganteng, mapan, punya usaha banyak. Cukup buat menghidupi kamu dan bayar kuliah kamu lebih dari itu pun dia pasti sanggup sha..." Ungkap Anin

"Tapi mah... Kalau ternyata aku masih gamau gimana???" Tanya Marsha

"Kamu gamau ketemu dulu sha..???" Tanya Anin masih mencoba merayu putrinya

"Enggak...." Jawab Marsha

Anin menghela nafas, badannya seketika loyo mendengar Jawaban Marsha

"Mamah tiap hari pusing mikirin hidup kita kedepannya kaya gimana sha.. hutang ke sekolahan udah numpuk.. sekolahan kamu.. sekolahan Trisha.. belum lagi hutang kita ke tetangga.. jualan doang ga bisa nutup kebutuhan hidup kita yang besar sha.. kalau kamu bersikukuh gamau Nerima perjodohan ini.. kamu juga harus Nerima kenyataan kamu ga bisa kuliah, kamu harus kerja bantuin mamah, dan Trisha juga ga bisa lanjutin sekolahnya ke SMA" ujar Anin melangkah meninggalkan Marsha di kamarnya sendiri.

Sepanjang malam Marsha memikirkan apa yang di katakan mamahnya, ia bingung harus bagaimana sekarang.

Bagaimana pun dia adalah anak sulung dan satu-satunya cara merubah merubah memperbaiki hidup mereka kini hanya ada pada keputusannya.

Benar kata anin, selama setahun ini ia sudah melakukan segala cara..
Ia sudah membantu ibunya berdagang agar keuangan keluarga bisa membaik.

Selamat setahun ini pula ia mengerahkan seluruh kemampuannya, ia jarang sekali jajan di sekolahnya, dan lebih memilih memanfaatkan waktu istirahat nya untuk berdagang.

Beruntungnya gurunya mengijinkannya untuk membawa dagangan nya ke sekolahan, dan terkadang untuk menghemat ia juga lebih memilih berjalan kaki untuk pulang ketimbang naik angkutan umum namun tetap saja itu semua tak berpengaruh pada keuangan keluarganya.

Ia tetap memiliki tunggakan di sekolahnya, begitu pun Trisha, dan ibunya tetap memiliki hutang pada tetangganya.

Apa ia harus mengalah pada mimpinya?? Bukankah mamahnya bilang ia tetap bisa kuliah meski sudah menikah nantinya?? Itu artinya ia masih bisa menikmati masa remaja nya kan??

Apa ia harus menurunkan egonya dan menurut pada apa yang ibunya bilang??? Bagiamana ini adalah kesempatan untuk menyelamatkan keluarganya dalam zona kemiskinan.

Meskipun menolak tetap saja ia tak bisa membantu keluarga ini agar tak terlilit hutang, ia hanya bisa membantu sedikit-sedikit tanpa bisa membantu sepenuhnya kebutuhan dan melunasi hutang-hutang yang ada.

Sekalipun ia mau membantu keluarga ini dengan bekerja artinya ia harus rela menggugurkan mimpinya untuk kuliah.




__________







Marsha tak bisa tidur malam ini, pikirannya tak henti-henti memikirkan apa yang harus ia lakukan dan akhirnya ia telah mengambil keputusan apa yang akan ia lakukan nantinya.

Marsha melihat jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya.

Jam menunjukkan pukul 05.00 wib pagi, artinya sebentar lagi ia harus pergi sekolah, sambil menenteng dagangannya agar anak-anak yang lain bisa membelikan uang mereka untuk jajan padanya.

Ia berjalan ke arah dapur mamahnya yang biasanya sudah berisik dengan beberapa dagangan tak terlihat sedikitpun, dapur terlihat bersih dan rapi seolah tak ada bekas kegiatan apapun disana.

Marsha berjalan ke arah kamar mamahnya, terlihat mamahnya duduk di pinggir kasur.

"Mah.. mamah ga jualan??" Tanya Marsha

"Engga sha.. mamah ga enak badan.." jawab anin

"Mamah pasti mikirin yang semalam ya mah?? Mah aku udah putusin kok....."

Belum juga Marsha selesai bicara mamahnya sudah memotong omongan nya.

"Sudah sha.. ini salah mamah, kamu sama Trisha tanggung jawab mamah. Maafin mamah ya karena menawarkan hal yang ga seharusnya buat kamu... Kalau situasi kita ga kaya gini mamah juga ga akan minta kamu kaya gitu... Maffin mamah ya.. mamah ga bakal maksa kamu apapun lagi.. mamah akan tetep berjuang biar kamu sama adek kamu bisa lanjutin pendidikan" jawab anin memeluk putri sulungnya nya itu.

"Mah.. mamah yakin?? Mamah bisa?? Mamah mau lakuin apa?? Kita lagi kelilit hutang loh mah.." ucap Marsha

Seketika nampak lesu, ia yang awalnya antusias untuk memperjuangkan anak-anaknya bingung apa yang akan ia kerjakan agar bisa menjamin kehidupan anak-anaknya.

"Mah.. aku udah putusin aku mau kok melakukan perjodohan ini tapi aku mau ketemu dulu orangnya kaya apa. Kalau ternyata dia tua aku gamau ya mah..." Ujar Marsha menampilkan senyum di sudut bibirnya

"Kamu beneran mau sha??? Serius kamu sayang???" Tanya Anin tercengang tak menyangka Marsha yang semalam bersikeras menolak tiba-tiba sekarang menerima nya dengan suka rela

"Iya mah.. aku mau kok.." jawab Marsha

Anin memeluk putrinya itu dengan erat, air matanya yang menggenang kini berlinang mendarat di pelupuk matanya begitu pula Marsha, ia mengeratkan pelukan hangat dari ibunya entah masa depan akan seperti apa ia hanya pasrah menerima takdir yang telah tuhan tulis kan untuknya, jika ini adalah pilihan terbaik maka ia lakukan suka rela

Aturan Anti Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang