###___vote bang___###
Marsha terbangun dari tidurnya, ia melihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 04.00 dan Revaldo malah ketiduran di mejanya.
Marsha membuang nafas pelan, pikirannya terlalu takut dengan apa yang belum terjadi sampai-sampai ia terbangun jam segini.
Marsha memutuskan untuk menutup matanya kembali dan menghapus kecemasannya yang terus menghantuinya.
Tidur mengantarkannya pada mimpi indah, gadis itu bermimpi berada di taman yang di penuhi bunga.
Harumnya semerbak tercium oleh hidungnya, taman itu memiliki semua jenis bunga yang ada, semua keindahan terlihat olehnya, ada pula pohon bunga mawar yang di bentuk menjadi bentuk love yang besar, berlari kesana kemari menikmati keindahan yang ada.
Namun entah kenapa ia justru malah tertarik dengan satu bunga mawar merah di luar pagar, padahal di dalam taman itu banyak bunga mawar merah dengan jenis yang sama namun entah kenapa ia malah tertarik pada bunga mawar merah liat yang hidup sendiri di luar gerbang.
Marsha ingin keluar gerbang itu untuk sekedar memetik bunga itu namun, baru selangkah kakinya melangkah hendak membuka gerbang tangan, kaki bahkan sekujur tubuhnya tiba-tiba terasa perih, terkena goresan duri dari mawar namun saat ia mengurungkan niatnya untuk keluar justru goresan itu menghilang dengan sendirinya.
Marsha merasa aneh dengan kejadian itu segera memegang pintu gerbang kembali hendak keluar, namun rasa perih menusuk hingga relung hatinya perih dari duri-duri mawar itu kembali terasa dan terlihat di tangan dan kakinya.
Entah kenapa hati Marsha lebih berat pada mawar merah yang berada di luar gerbang itu, meski di dalam justru menyediakan semua jenis bunga namun ia malah tak tertarik dan lebih tertarik pada satu bunga liar di luar gerbang itu.
Ia terduduk depan gerbang, dengan kedua tangan memeluk lututnya ia ingin keluar namun perih duri mawar amat sangat terasa menyakiti tubuhnya sampai-sampai air matanya menetes begitu saja.
Ia melihat mawar liar itu perlahan layu, Marsha mendobrak paksa gerbang di depannya tak memperdulikan rasa perih yang menyerang tubuhnya.
Ia berlari tanpa alas kaki, memetik bunga liar yang sangat ia inginkan itu.
Bunga itu kembali merekah segar ketika ia memetiknya, namun kini dari badannya penuh luka beberapa luka mengeluarkan darah bersamaan rasa perih yang menusuk hatinya, ia menoleh ke belakang taman yang ia tinggalkan perlahan layu serempak, dari ujung terlihat ada percikan api kecil yang merambat membuat taman itu terbakar sedikit demi sedikit hingga akhir membuat api itu membesar membakar seluruh taman.
Ia terkejut melihat api yang membara saking terkejutnya hingga ia terbangun dan langsung membuka matanya dengan nafas tersengal-sengal.Marsha melihat ke langit-langit kamarnya, menenangkan dirinya sendiri.
Ah... ternyata hanya mimpi. batin Marsha
KAMU SEDANG MEMBACA
Aturan Anti Cinta
Fiksi PenggemarMarsha anak yang sangat pintar di sekolahnya, dengan prestasi yang ia dapat ia lolos ke perguruan tinggi negeri yang ia mau selama ini. Namun, masalah datang ketika ia baru saja lulus SMA. Sang ayah tiba-tiba saja di tangkap polisi di karena terliba...