20. kepulangan Trisha dan Anin

1K 113 3
                                    

###___vote bang___###















Sudah 2 Minggu Anin dan Trisha tinggal di Jakarta tepatnya di kediaman Rhita dan hari ini saatnya mereka untuk kembali pulang ke bandung, selain itu juga Trisha harus mempersiapkan beberapa hal untuk dirinya memasuki jenjang SMA.

"Jaga diri baik-baik ya sayang... Jangan nakal, harus nurut sama suami kamu, sama mertua kamu, inget mamah sama Trisha selalu doain yang terbaik buat kamu..." Ucap Anin memeluk marsha erat kemudian mengecup keningnya, air matanya berlinang mengenang ketidak mampuannya untuk menjadi ibu yang mencukupi anaknya.

Dalam lubuk hatinya yang paling dalam ada rasa sakit tersendiri karena dia harus meninggalkan anak sulungnya di jaga oleh orang lain.

Tapi bagaimanapun Anin tak punya jalan lain selain menikah kan anak sulungnya itu meski begitu, walaupun  anin menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya sendiri yang tak tahu anak itu tumbuh seperti apa, kepribadiannya bagaimana.. namun, sekarang ia yakin pria yang menikahi anaknya adalah pria yang baik.

Meskipun menjodohkan anaknya demi harta, setiap hari Anin selalu mengawasi suami Marsha itu.

Ia ingin tak ada penyesalan dalam hatinya menikahkan anaknya dengan pria yang belum ia kenal ia kenal sebelumnya.

Tinggal 2 Minggu di rumah ini membuat Anin bisa melihat bagaimana karakter dan kepribadian suami dari anaknya itu.

Dan ia yakin bahwa Revaldo pria yang tepat untuk anaknya.

Namun Anin ragu dengan anaknya sendiri yang menerima perjodohan atas dasar keterpaksaan, apakah ia bisa menjalani semua itu atau tidak.

"Iiiihhhhh mamah jangan nangis.. kan Marsha jadi ikut nangis..!!" Rengek marsha memprotes mamahnya yang menangis.

"Mamah nangis haru sha.. mamah pasti kangen kamu yang tiap subuh bangun.. bantuin mamah di dapur sekarang udah engga lagi..." Ucap Anin yang menangis tersedu-sedu

"Marsha juga pasti kangen sama mamah loh..!! Kata siapa Marsha ga bakal kangen sama mamah..." Rengek marsha kembali merengguh tubuh mamah Anin

Trisha yang berdiri di samping Anin, ikut menangis tanpa suara. Bibirnya tertarik ke bawah dengan tetesan air mata yang menghiasi pipinya.

"Jagain mamah dek.. bantuin ya.." ucap Marsha melepaskan pelukan mamahnya lalu memeluk adiknya, mengelus pelan puncuk rambutnya.

"Ah.. ga bisa di andelin Trisha mah.. di bangunin buat berangkat sekolah aja susah.. gantian udah telat ngomel-ngomel.." Gerutu Anin di sela-sela tangisan nya membuat mereka yang menyaksikan ikut tertawa

"Rhit.. jaga anak gue ya.." ucap Anin memeluk sahabatnya

"Anak gue.. anak gue.. anak Lo tuh 2 Minggu yang lalu udah jadi anak gue juga.. masa iya gue ga jagain anak gue sendiri..!!" Ucap Rhita membuat Anin ikut senang dengan ungkapannya.

"Aldo... Jagain Marsha ya.. Marsha emang keras kepala maklum anak sulung.. kalo kamu udah bilangin dia tapi dia ga mau dengerin bilang ke mamah aja, biar nanti mamah marahin" ucap Anin di susul tawanya.

"Iya mah.. Aldo pasti jagain Marsha kok. Aldo janji ga akan bikin Marsha nangis.. bakal berusaha bikin Marsha seneng..." Ucap Revaldo

"Beneran ya janji??" Tanya Anin mengasongkan jari kelingkingnya seperti anak kecil yang berjanji

"Janji mah janji...!!" Revaldo menautkan kelingking tanda deal.

"Bohong mah semalem aja dia ngeselin bikin aku marah...!! Masa buah-buahan aku di jillll......"

Belum selesai bicara bibir Marsha di bungkam oleh lengan revaldo agar tak melanjutkan kata-katanya.

"Engga kok mah.. Aldo cuma iseng itu hehehehe..." Ucap Revaldo melanjutkan pembicaraan istrinya yang sempat ia potong.

Aturan Anti Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang