7. Mickey Minnie

1K 100 2
                                    

###___vote bang___###
















Sudah beberapa hari lalu Marsha mendapatkan kabar pelulusan di sekolahannya, artinya sisa hari-harinya sebagai siswi SMA hanya tinggal menunggu ijazah itu turun saja.

Anin sengaja menyuruh Marsha tinggal di Jakarta selama masa bebas belajarnya itu, sambil menunggu ijazahnya turun.

Bukan tanpa alasan Marsha di suruh tinggal di Jakarta agar Marsha belajar beradaptasi disana, dan mencoba menyesuaikan harinya bersama Revaldo.

Seorang supir telah di utus untuk menjemput Marsha, sebenernya Trisha ingin ikut namun mamahnya melarangnya.

Sesampainya di rumah mamah Revaldo, ia di antar ke kamar tamu kamar yang bersebelahan dengan kamar Revaldo.

Kata mamahnya pria itu belum pulang bekerja, biasanya sore baru pulang.

Sama halnya seperti anaknya, Rhita jg seorang ibu-ibu sosialita yang memiliki kesibukannya sendiri.

Dari pagi Marsha hanya berkeliling rumah.

Ia merasa kesepian, rumah semegah ini namun tak ada isinya, hanya ada beberapa pekerja rumah yang berseliweran.

Menunggu itu sesuatu yang sangat menyebalkan bagi siapapun termasuk bagi Marsha.

Namun, gadis itu hanya bisa sabar dan terus bersabar menanti kepulangan calon suami pilihan mamahnya itu.

Bagaimanapun ia tak kenal siapapun selain Revaldo dan mamahnya.

Ia hanya orang asing yang hendak masuk kedalam keluarga ini.

Karena rasa bosannya akhirnya Marsha memutuskan untuk berjalan ke luar rumah.

Rumah yang memiliki halaman yang begitu luas beberapa tanaman bunga di tanami di pinggir pembatas.

Ia duduk di rerumputan, sedangkan tangannya memegang kelopak bunga Kamboja yang ia petik di pinggir pembatas.

Ia ingat teman-teman sering bilang bahwa bunga ini adalah bunga kematian karena di TPU sering sekali ada pohon Kamboja, sangat di sayangkan kenapa bunga secantik ini malah justru di nobatkan sebagai bunga kematian. Padahal bentuk dan warnanya Indah sempurna tak ada kesan mistisnya.

Ia membuang nafas lalu menatap langit sore, ia juga menyayangkan nasib nya kenapa bisa sampai seperti ini, ia harus menukar dirinya demi kesejahteraan keluarganya.

Ssssuuutttt

Siulan seseorang dari celah pembatas membuat Marsha beralih melihat ke sumber suara.

Terlihat Seorang pria memakai jaket jeans, duduk di atas motor pespa berwarna putih tersenyum Marsha dari celah-celah pagar pembatas yang ada.

"Kenapa kak?? Boring ya?? Sama saya juga..."

Pria itu Menegak air mineral yang ada di dasbor motornya.

"Eh.. kak tau rumah mbak Rini yang mana?? Mamah saya nyuruh nganterin makanan ke rumah mbak Rini" lanjut pria itu.

"Mmm... Saya bukan warga asli sini kak, jadi gatau.. maaf ya, soalnya saya cuma tamu..." Ucap Marsha

"Oh, gitu..."

Pria itu merogoh sakunya, mengambil kunci motor yang sempat ia kantongi.

Mata Marsha mengikuti pergerakan tangan pria itu, pria itu tersadar dari tatapan Marsha.

"Lucu ya...??"

Pria itu menunjukkan gantungan kunci berbentuk Mickey mouse yang menjuntai di sakunya.

"Iya lucu..." Jawab Marsha dengan bibir membentuk senyuman saat tangannya memegang gantungan kunci Mickey mouse itu

"Saya punya satu lagi kok...."

Pria itu mencari sesuatu di dalam tas nya

"Ini..... Minnie mouse buat kamu....."

Pria itu memberikan gantungan Minnie mouse

"Mereka ini pasangan ya???" Tanya Marsha mengambil gantungan Minnie mouse dari tangan pria itu.

"Iya... Jadi kalo kita ketemu lagi artinya kita juga harus jadi pasangan ya..." Ucap pria itu tertawa kecil.

"Saya pulang dulu ya.... Ada kesibukan lain soalnya.." pamit pria itu

"Loh nyari rumah mbak Rini nya gimana?? Ga jadi??" Tanya Marsha

"Udah biarin lah.. saya pergi dulu ya... Dadah Minnie mouse..." Ucap pria itu sambil mengangkat gantungan Mickey mouse nya lalu menggerak-gerakkan gantung Mickey mouse itu yang membuat Marsha reflek ikut mengangkat gantungan Minnie mouse di tangannya.

Tak lama pria itu pergi begitu meninggalkan tempat itu dengan mengendarai pespa putih nya

"Marsha......!!!!"

Suara teriakan memanggil nama gadis itu dari belakang.

Marsha menoleh ke sumber suara, terlihat Revaldo yang masih lengkap dengan pakaian kerjanya berlari menghampiri Marsha.

"Lagi ngapain kamu sendirian disini??" Tanya Revaldo setengah ngos-ngosan dengan kedua tangan di lututnya





Aturan Anti Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang