Hai. Maafin baru update, baru dapet sinyal di kampung halaman guys🥹
Selamat Idulfitri buat temen-temen, maaf lahir batin yaaa🙌
Makasih banyak udah ngikutin cerita ini. Panjang banget tapi kalian setia ih. Terharu🥹😭 Next story tungguin aja yaa, mungkin mingdep (kalo covernya udah jadi). Seperti biasa nanti di prolog ceritaku yang baru, akan aku DM untuk yang komen pertama dan menarik di sana buat dapet gift perpisahan dari Ed-Zia biar bisa move on ke sana. Stay tuned😍
🧚🏻🧚🏻
Zia
Udah caw belum kak?Zia meletakkan ponsel di meja rias dalam keadaan menyala dan nggak keluar dari room chat. Pesannya udah dibaca Edward. Sembari menunggu, Zia meraih setting spray dan mengguncangnya beberapa kali sebelum menyemprotkan ke wajah untuk langkah terakhir make up.
Saat memejam, Zia keinget sesuatu. Jangan-jangan Edward nggak tau maksud chat-nya apa, lagi. Dia membuka mata dan meraih ponsel di meja. Hampir diketikkannya pesan baru tapi urung saat melihat Edward typing.
Kak Ed❤️
Caw sayang. Aku cawZia mengernyit, disusul kekehan. Dia masih ragu Edward sepaham soal ini. Kalo salah persepsi bisa bahaya berkepanjangan.
Zia
Apatuh caw?Beberapa detik kemudian Edward mengiriminya screenshot halaman browser yang menunjukkan sederet tulisan 'Arti Kata Gaul Caw', sesuai keyword yang Edward masukkan. Kekehan Zia nggak tanggung-tanggung berubah jadi tawa. Jadi itu alasan Edward balesnya lama? Searching dulu?
Kak Ed❤️
Isn't it?Zia
IyaaaaKak Ed❤️
Okey babyKak Ed❤️ mengirimkan foto
Ini pap-nya, Princess.Zia mengulum senyum. Edward cuma kirim foto tangan di setir mobil aja dia udah seneng banget. Ternyata efeknya masih sama seperti dulu. Zia masih ingat pertama kalinya Edward mengirim pose foto yang sama persis begini.
Zia juga nggak nyangka LDR terasa sangat menyenangkan. Satu setengah tahun dijalani, Zia justru melihat sisi lain dari Edward. Lelaki itu kerap mengirim foto sedang di mana, lagi ngerjain apa, banyak hal. Galeri Zia sampai penuh foto-foto dari Edward.
Keduanya tau pentingnya komunikasi saat kehadiran fisik belum mampu membuat mereka ada di tempat yang sama. Tapi perhatian yang Edward beri justru berkali lipat. Lelaki itu selalu memesankan sesuatu tiap weekend, entah bunga, cokelat, makanan, juga terkadang uang dengan nominal yang membuat Zia tak enak hati. Ada aja alasan Edward biar Zia nggak nolak; buat jajan lah, buat traktir April kalo lagi ke Melbourne lah, bahkan waktu Zia bilang mau giliran terbang ke Sidney, Edward mengiriminya tiga kali lipat untuk pegangan katanya.
Yang paling mengejutkan dari semua gift yaitu ... Edward memberinya kado mobil di ulang tahun ke-21. Apa nggak gila jadi Zia? Berbulan-bulan dia nolak, nangis-nangis berharap Edward ganti aja sama yang lain. Tas kek, tablet, sketch, lainnya kecuali mobil. Tapi Edward terus meyakinkan bahwa Zia nggak perlu menolak. Sampai Zia akhirnya menyerah dan menerima.
Zia pernah takut kalau hubungan mereka gagal nanti semua yang Edward beri untuknya akan ditarik kembali. Tapi mengingat ke belakang, nyatanya Edward nggak pernah bahas apa yang sudah lelaki itu beri saat mereka sempat putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lop Yu, Om!
Teen Fiction"Om? Kamu panggil saya 'Om'?" Edward Neil Soediro selalu pilih pacar yang lebih dewasa biar nggak perlu susah-susah ngabarin tiap detik. Selain dewasa secara pemikiran, juga HARUS yang umurnya lebih di atasnya. Tapi di 30 tahun Edward hidup, dia jus...