bab.20 [Camer?]

8.6K 424 6
                                    

Bab.20 [Camer?]

°°°°°°°°

1 minggu kemudian..

Sudah satu minggu berlalu, kini Zian tengah asik mengaduk susu coklat kegemarannya didapur, yakali dihati mu.

"Zian? Ian? An??"Panggil seseorang ntah dari mana yang membuat Zian kesal.

"Budeg lama-lama telinga gua sih.."gumam Zian.

"Zian? Ian--oh disana rupanya.."ucap Mahen sambil nyegir.

"Ngapa?"tanya datar Zian.

"Oh itu, Aku mau pamit kekantor bentar, ada meating mendadak. Jangan kemana-mana, diem terus dimansion okey."ujur Mahen

"Ya-ya-ya-ya, udah sana. Gangguin ketenangan gua aja lu"ujur Sinis Zian.

"Oh ehehehe. Yaudah aku berangkat dulu ya sayangkuh, bye baby."

Zian hanya mengroll matanya, malas menanggapi sikap alay Mahen, sejak kapan manusia dingin ini menjadi alay?

Jika orang kantornya tau, pasti tidak akan ada yang percaya jika seorang Mahendra sangat alay melebihi orang puber diluar sana.

Cup

Cup

Mahen mengecup kening Zian lalu turun mengecup perut Zian yang mulai menonjol itu.

"Yaudah bye sayang, bye baby~"

Mahen berjalan pergi meninggalkan Zian yang asik meneguk susu coklatnya, enak bet susu coklat.

Kini Zian bosan seharusnya dia kekampus bertemu teman-teman dajjalnya, tapi tadi pagi dosennya mengabari bahwa ada halangan dan kelas hari ini dibatalkan.

Kelasnya dibatalkan dan sekarang Mahen menyuruhnya agar jangan kemana-mana. Ah sial.

Sedang gabut-gabutnya Zian tiduran disofa lalu mengangkat kakinya keatas saking gabutnya.

"Bosan anying. Ni para kecebong juga mana lagi pergi? Huaa gua ditinggal sendirian.."gumam Zian.

Kedua balita itu sedang pergi diajak jalan-jalan sama Andra  tumben-tumbennya Andra mau ngajak tuh balita jalan-jalan.

Sedang asik-asiknya ngelamun, bel ditekan membuat Zian menoleh lalu terduduk. Zian bergumam sebentar berpikir siapa yang datang di Jam segini?

"Siapa?"gumam zian.

Zian berjalan menuju pintu, lalu membuka pintu besar itu secara perlahan takutnya ada penjahat atau gimanakan bahaya. Eh Zian lupa dimansion inikan banyak bodyguard.

//Klek.

Saat pintu dibuka dengan raut wajah Zian yang mulai binggung dengan dua orang paruh baya dihadapannya.

Zian menatap kedua orang itu secara bergantian muka mereka seperti tidak asing dan Sedang asiknya berpikir suara seseorang mengejudkan Zian.

"Hei sayang, apa kamu tidak akan mengijinkan buna masuk?"ucap wanita paruh baya itu, tapi wanita itu terlihat seperti masih muda.

OM DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang