bab.23 [Ngambek!]

7.7K 427 7
                                    

Bab.23 [Ngambek!]

°°°°°°°°°°

Setelah beberapa menit mengelilingi kompleks perumahan itu, Zian berhenti disebuah stan makanan..

"Astaga rujak.."Gumam Zian.

Zian menatap buah-buahan itu dengan mata berbinar, dia mau rujak itu.

"Ais.. gua gak bawa dompet ama hp lagi.."Kesal Zian.

Zian ingin berjalan pergi, mengurung niatnya membeli rujak itu, tapi nihil, ia mau makanan itu sekarang.

Zian menghampiri kang penjualan rujak.

"Astaga nak... kamu baru bangun tidur apa gimana? Masih make piyama?"ucap Kang rujaknya

"Udah dari tadi pak, cuman males ganti... pak boleh gak pinjam ponselnya, buat nelpon orang... soalnya aku gak bawa hp ama dompet..."ucap zian

"Hahah.. baiklah dek..."kang rujak itu memberikan Zian ponselnya, lalu dengan cepat Zian mengetik no seseorang.

(Jam 07.10)

Tut.

"Ada apa tuan muda?"

"Tolong bawa dompet ku ke stan rujak dekat kompleks perumahan blok C!"

"Baik tuan muda"

Tut.

Butuh waktu 15 menit, akhirnya mobil hitam datang menghampiri Zian, lalu sang bodyguard turun, lalu menunduk hormat ke Zian.

"Ini dompetnya tuan.."

"Makasih... kamu bisa pergi, entar saya jalan kaki saja.."

"Baik tuan"

Setelah kepergian bodyguard itu, Zian langsung memakan rujak sepuasnya disana, seketika senyum manis terukir dibibirnya.

Bagaimana tidak, rasanya ia ingin terbang saat keinginannya tercapai.

"Gimana rujak buatan saya?"Ucap Kang rujak itu.

"Ewnak kang... ewnak banget!"

"Hahaha... kamu ini bisa ajah..."ucap kang rujak itu.

Hampir setengah jam Zian memakan rujaknya, akhirnya selesai, astaga enak sekali kata Zian.

Setelah selesai membayar, Zian langsung berjalan kembali ke mansion karna hari sudah mulai terang.

°°°°°°°°

Klek.

Dibukanya pintu besar itu, Zian terkejud dengan kedua balita itu tengah menangis sesegukan disofa dengan Salah satu maid menenangkan mereka.

"Tuan muda, udah jangan nangis, mommy kalian cuman pergi sebentar"

"Hiks... tata bohong, mommy cudah lama pelginya... huaaa mommy!"tangis Kenza

"Heum... mommy lama pelginya.."sahut Kenzo dengan sesegukan.

"Kenapa kalian menangis?"sahut Zian membuat kedua balita itu menoleh.

OM DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang