bab.46 [Ngebujuk...]

5.4K 308 1
                                    

Bab.46[Ngebujuk...]

°°°°°°°°

Keesokan harinya, Zian terbangun sekitar jam 5 pagi, entah mengapa dia bangun jam segitu, padahal tadi malam tidur sekitar jam setengah satu dini hari.

Zian terduduk lalu menguap panjang, matanya menangkup seseorang yang masih tertidur pulas, wajah teduhnya membuat hati Zian ikut teduh.

Zian turun perlahan dari bangkar, lalu di dorong tiang Infus itu ke arah Sofa.

Zian berjongkok dengan perlahan sambil memegang pinggangnya. Bisa dilihat wajah Teduh mahen saat tertidur itu sangat menenangkan.

"Debay... lihat daddy mu lagi bobo... pas bobo mukanya teduh bet, beda lagi kalo dah bangun..." batin Zian.

Tangan putih nan mulus itu bergerak mengelus pipi dan rahang tegas itu dengan lembut. Walau kondisi tangannya sedang di infus. "Punya Suami spek Manhwa itu saingannya dimana-mana... untung saja tetap gua pemenangnya!"

Setelah selesai mengelus rahang tegas itu, Zian perlahan berdiri sambil memegang pinggangnya, salah gerak dikit, bisa-bisa pinggangnya encok!

Saat Zian ingin bangkit, tangannya dicekal membuat keseimbangan Zian runtuh dan malah terjatuh ke Sofa, untung tidak ke lantai, jika tidak, Zian berjanji akan menedang Mahen dari jendela.

"ASTAJIM, KAMPRET.. kalo tadi jatuh gimana?" Ucap Zian.

Mahen mengerjapkan matanya, lalu terduduk. Kini jarak keduanya hanya 2 jengkal. Zian hanya memperhatikan apa yang selanjutnya dilakukan pria berbadan bongsor ini.

Cup

Seketika mata Zian terbaklakan, Mengapa tidak, tiba-tiba benda kenyal itu tiba-tiba bertubrukan dengan dengan Bibirnya.

Zian yang masih ngelag, hanya terdiam, sedangkan Mahen mulai melumatkan Bibir merah muda itu.

Mahen mengigit bibir bawah Zian, agar sang empu membuka mulut.

"Enh...

Saat mulut Zian terbuka, lidah Mahen langsung melesat masuk, mengabsen setiap inci mulut Zian.

Kini kedua saliva saling bertautan dan bertukar, cukup lama membuat Zian merasa sesak.

"Enhh.... s-stop"

Zian memukul pelan lengan Mahen agar melepaskan tautan mereka, Mahen yang mengerti langsung melepaskan ciuman itu.

Zian rasa bibir rada-rada bengkak, agak perih juga saat mahen mengigit bibirnya.

Dengan grecep, Mahen mengelap sisa saliva Zian yang menetes, membuat Zian tiba-tiba blushing saat sadar bahwa ia sedang berciuman.

Zian langsung membuang muka, belum  1 menit, tangan Seseorang melingkar di pinggangnya, Zian menoleh sekilas ke pinggangnya lalu menoleh ke Mahen.

Mahen langsung memeluk Zian, dan menenggelamkan Wajahnya di ceruk leher Zian, Membuat Zian ngelag kedua kalinya.

"Jangan..."

"Ha?"

"Jangan peduli dengan dia..."gumam Mahen yang masih memeluk Zian.

"Kesurupan setan apa? Masih pagi astaga..." batin Zian

"Aku tidak suka..."gumam Mahen

"......"

Gumaman itu masih bisa didengar Zian jelas, bahkan bayi yang ia kandung juga pasti mendengarnya. Zian memilih diam agar mahen menyelesaikan ucapannya.

OM DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang