bab.26 [Tidak....]

5.6K 354 11
                                    

Bab.26 [Tidak....]

°°°°°°°°°

Brush

Celine tiba-tiba menyiram segelas air ke wajah Zian, membuat Zian terkejud dan langsung mengerjapkan matanya.

"Dasar jalang... kamu tidur sangat lama!" Ucap Celine...

Celine masuk bersama dua bodyguardnya.

"Sebaiknya aku tak mengulur waktu lagi untuk membunuh mu... maka sekarang akan ku bunuh kau jalang!!!"sentak Celine.

Celine mengambil pintol penjaganya, di todongkan nya lobang pistol itu tepat di kepala Zian.

Sontak Zian memejamkan matanya, tubuhnya bergetar, sedangkan celine terkekeh.

"Kata-kata terakhir?"ucap Celine.

Zian hanya diam, dirasa mulutnya pilu hanya untuk berucap, karna ketakutannya pada pistol itu yang tepat dikepalanya.

"Hhahh... menyebalkan sekali... maka akan ku bunuh kau sekarang juga!"

Celine memegang pistol dan jarinya mulai mencari letak pelatuk. Saat Celine ingin menembak tiba"

Driitttt

Dritttttt

Sebuah panggilan masuk, membuat celine tersentak kesal lalu menarik kembali pistol itu dan menyorongkannya ke bodyguardnya.

"Mungkin mati, adalah jalan terbaik ku sekarang!" Batin Zian menatap dengan mata terpenjamnya...

"Kenapa ayah make nelpon sih.. padahal aku ingin membunuh jalang kecil ini..."gumam Celine

"Kau! Selamat kali ini!"ucap Celine tiba-tiba.

Celine berjalan keluar, guna mengangkat telponnya.

Sedangkan Zian membuka matanya lalu bernapas lega, dadanya naik turun karna tindakan celine..

"Maaf kan mommy mu ini sayang....jika takdirnya seperti itu....ayo pergi bersama!" Batin Zian

"Mahen ku mohon datanglah..." Batin Zian.

Sedangkan celine dan dua bodyguardnya tadi, berjalan pergi meninggalkan Zian sendiri.

°°°°°°°°

Mahen bersama andra menaiki mobil sport hitam milik mahen, disana juga mereka di ikuti 6 mobil anak buah dan bodyguard mahen.

Tentu saja mereka sudah membuat rencana yang matang dan kini hari sudah mulai gelap.

Sesampainya mereka disana..terlihat sebuah gedung, gedung yang dipakai menjadi markas oleh seseorang, karna terlihat ada beberapa penjaga berjaga diluar.

"Sesuai rencana... jangan ada yang bertindak gegabah... ikut arahan!"ucap Andra ke semua anak buah.

Mereka mengganguk paham, kemudian anak buah mahen berpencar dan akan berkomunikasi menggunkan earphone.

"Mahen.. tenangkan dirimu... jangan gegabah... karna kita belum tahu siapa pelakunya!"ucap Andra.

Hmm

Mahen mengambil sarung tangan hitam, lalu membuka koper berisi senjata pistol, beberapa peredam dan peluru.

Dimasukannya peluru dalam pistol lalu pistol itu disimpan dicelana belakang mahen lalu ditutup dengan kemeja putih Mahen

OM DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang