bab.31 [Centil]

5.9K 350 4
                                    

Bab.31 [Centil]

°°°°°°°

"Jadi ada perlu apa kalian kemari?"Tanya Datar Mahen.

"Hahaha. Maaf bertamu mendadak, cuman paman ingin menitipkan Laura disini untuk beberapa hari bisa? Soalnya kami harus melakukan perjalanan bisnis--"

"Karena laura masih kuliah makanya kami tak bisa membawanya, kakaknya juga akan melakukan perjalanan ke Canada, bisakan keponakanku?"Ucap Paman Jecob

Mahen menoleh ke Zian, Zian yang merasa dilihat, menoleh ke Mahen lalu mengganguk pelan.

"Baiklah, asalkan dia tidak mengacaukan sesuatu.."ucap Datar Mahen.

"Hahaha, tenang saja dia bukan anak kecil lagi, kalo begitu kami pergi dulu..."ucap Paman Jacob.

Ketiganya berjalan pergi diantar oleh Zian dan Mahen sampai depan pintu mansion, sedangkan Laura asik di dalam ntah apa yang ia lakukan.

"Heh bocil, kemarilah.."Panggil Laura agak berbisik.

"Heum?"

"Ais, apakah kalian tuli?"sentak laura agak pelan.

Kedua balita itu takut dan malah berlari ke Zian yang diluar Laura yang panik hanya membuka hpnya guna mengalihkan situasi.

Hug

Zian terkejud sontak terdorong sedikit karna tiba-tiba dipeluk kedua balita itu.

"Kalian kenapa?"tanya Zian

"Tatut, tia kayak nenek cihil.."ucap Kenza sambil menunjuk ke arah dalam.

Zian kebingunggan dengan ucapan Kenza dan hanya membidik bahu acuh.

°°°°°°

Hari sudah malam kini kelimanya tengah duduk dimeja makan guna makan bersama, tapi anehnya Perempuan itu malah mengambil tempat Zian disamping Mahen, Zian mah tak keberatan cuman-

"Biar aku ambilkan.."ucap Laura dengan suara diimutkannya.

Laura menyendokan makanan untuk Mahen lalu menuangkan segelas air untuk Mahen.

"Ini, silahkan dimakan.."ucap Laura

"Apakah ini wajar?"Batin Zian

Mahen hanya diam diperlakukan seperti itu, toh kalo capek dia akan diem sendiri.

Setelah selesai makan kelimanya berkumpul diruang tamu guna merilexskan tubuh sebelum beranjak tidur.

"Kak Mahen, bisa Gk besok kak mengantarku ke kampus? Aku udah pindah kekampus ini.."Ucap Laura.

"Eww.. anj nada bicaranya kek, astaga dia beneran saudara Mahen? Walau sepupu seharusnya ada kesamaan lah! Lah ini beda semua.."Batin Zian.

"Saya Sibuk."

Pfff~

Zian menahan tawanya dengan mengulum bibirnya, ingin sekali tertawa melihat muka cemberut perempuan itu.

OM DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang