•02

35.3K 1.7K 47
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

Sagita X Libra
_______________________________

-SEMUT NAKAL-

.

.

.

Ternyata tidak. Pada pagi harinya kedua kakak beradik itu kembali bertengkar seperti biasa hanya karena masalah sepele.

Libra menendang perut Sagi keras hingga kakaknya itu terjatuh dari atas kasur.

"Bangsat!" Umpatnya menahan sakit di perut dan punggungnya.

"Mas Sagi ngapain aku?!" Teriak Libra sembari tangan bocah itu menyilang menutupi dada ratanya.

"Elo yang ngapain tolol! Kenapa nendang gue?!!" Balas Sagi tak kalah keras.

"Ya gara-gara mas peluk aku! Dasar cabul!!"

Dahi Sagi mengernyit mengingat-ingat kejadian semalam.

"Tck! Gue pikir lo guling. Kalau pun gue tau itu badan lo gak bakal sudi gue peluk lo babi, najis!"

Mendengar ucapan Sagi Libra merasa sakit hati, setiap kata yang keluar dari mulut Sagita seperti tak pernah di saring oleh sang empu dan hal itu sukses membuat Libra tertusuk oleh setiap kata-kata yang terlontar darinya.

Lalu tanpa sepatah kata lagi Libra memutuskan untuk keluar dari kamar meninggalkan Sagi sendiri yang nampak acuh.

Lalu tanpa sepatah kata lagi Libra memutuskan untuk keluar dari kamar meninggalkan Sagi sendiri yang nampak acuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di meja makan kini tersedia banyak lauk pauk yang menggugah selera, masakan dari Oma memang tak ada duanya. Libra dan Sagi terlihat menikmati makanannya.

"Nanti kalian bantu Oma panen rambutan di kebun belakang." Ini bukan permintaan tapi suruhan yang wajib untuk mereka lakukan tanpa bantahan. Sagi dan Libra hanya bisa mengangguk pasrah dari pada kena pukul dengan rotan lagi.

Di belakang rumah Oma memang ada kebun yang cukup luas, ada banyak pepohonan yang dulu Kakek tanam sendiri sebelum beliau meninggal, dan sampai sekarang pohon-pohon ini masih di jaga oleh Oma.

Ada 3 pohon rambutan, 2 pohon mangga, 2 pohon nangka, dan 3 pohon durian. Dan di bulan ini memang lagi musimnya rambutan.

"Wahh banyak banget Oma." Kagum Libra.

"Di sana ada gantar buat petik rambutan, sana kalian ambil." Oma menunjuk letak bambu panjang yang memang biasa untuk mengambil buah rambutan maupun mangga. Dan setelahnya Oma pergi meninggalkan mereka berdua, membiarkan Sagi dan Libra mencari cara sendiri untuk memanen buah penuh semut itu.

Kini Sagi dan Libra sudah mengambil bambu panjang.

"Aku yang nyengget, nanti mas yang ambil rambutannya." Suruh Libra.

"Lo gak bakal kuat, sini gue aja yang pegang bambunya."

Dan jadilah Sagi yang mengarahkan bambu itu kearah rambutan dan Libra yang menunggu di bawah untuk mengambilnya.

"AAAA Aduduhh sakitt mass, semutnya merembet ke badan aku banyak bangett!" Jerit Libra sambil berlari mendekati kakaknya.

Salah sendiri rambutan yang baru jatuh dari pohon malah ia tangkap. Seharusnya di biarkan dulu di tanah sambil di ketuk ketuk untuk mengusir semutnya.

"Mass semutnya gigitin kaki aku, tolonginn." Tangan Libra tak henti mengusap kulit kaki juga tangannya agar semut yang berasal dari buah rambutan itu jatuh dari tubuhnya.

Melihat sang adik yang kepayahan bukannya menolong Sagi justru tertawa kencang.

"Ahahahhaah mampus, azab tuh jadi adek durhaka."

"Ish! Mas tolonginn sakit ini, banyak yang masuk ke baju, awh ini ada yang gigit pentil aku jugaa!!" Ucap Libra dengan mata berkaca-kaca.

"Yaudah lepas dulu baju lo." Sagi memegang ujung kaos longgar yang di kenakan Libra.

"J-jangan kalo ada yang liat gimana, malu." Pipi Libra memerah.

"Gak papa lagian lo cowok gak punya tete, udah cepetan makin banyak tuh yang masuk." Sagi dengan paksa menarik keatas kaos yang di kenakan Libra, membuat Libra top less di hadapannya.

Dan ternyata memang benar banyak semut yang merambat di perut, dada, dan punggungnya, nipple Libra juga sampai memerah karena ada semut yang bergelantungan di sana. Sagi yang melihat itu ikut membantu menarik semut yang menggigit nipple pink Libra.

"Enghh."

Sagi menatap wajah Libra horor saat mendengar lenguhan dari bibirnya.

"Ugh, j-jangan pegang pentil aku mas, geli tau!" Libra menyilangkan tangannya menutupi dadanya, wajahnya berpaling karena malu.

"Di pegang aja geli..." Sagi menampakkan wajah jahilnya.

"... Kalu ini gimana?" Sagi beralih menggelitiki pinggang Libra membuat si adik tertawa keras merasa kegelian.

"Ahahahah ahh udah mass Sagii gelii." Tangan Libra memeluk pinggang Sagi karena takut terjatuh, dan juga mencoba menghentikan tindakan kakaknya itu.

Sagita pun menghentikan gelitikannya.

"Sekarang impas ya." Ucapnya membuat Libra mendongakkan kepala menatap wajah Sagi.

"Hah?"

"Semalem gue udah peluk lo dan sekarang lo yang peluk gue." Tuturnya lagi membuat Libra segera mendorong tubuh Sagi menjauh.

"G-gak sengaja sih! Najis." Libra mengambil kaosnya lalu berlari memasuki rumah.

Sagi terkikik kecil melihat tingkah Libra. "Lucu juga." Gumamnya.

.__________.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bahaya banget udah pegang-pegang pentil T_T

Sebelum lnjut follow dulu dongg

luCigaratte

Komen
Click Vote

My Libra [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang