•07

29.1K 1.2K 22
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

Sagita X Libra
_______________________________

-SEKOLAH-

.

.

.

Sagi dan Libra sudah standby di atas motor gede milik Sagita, yang berhenti didepan halaman rumah Oma.

"Gak apa-apa telat sedikit asal di jalan kalian hati-hati dan jangan ngebut! Sagi inget kamu lagi bawa adek mu loh jangan ugal-ugalan naik motornya." Nasihat Oma.

Benar, di hari pertama ini Sagita dan Libra malah bangun kesiangan, salah mereka karena malamnya asik mengobrol dan tidur terlalu larut. Dari rencana awal ingin berangkat jam 06:00 eh malah molor jadi jam 06:40.

"Iya Oma, kita berangkat dulu ya." Sagita mengiyakan.

"Dadah Oma." Libra melambai sebelum Sagita melajukan motornya.

" Libra melambai sebelum Sagita melajukan motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini udara terasa dingin. Meski diatas motor Libra sudah mengenakan jaket tebal tapi kakinya masih saja diterpa angin sejuk. Ini pasti karena celana sekolah Libra yang pendeknya hanya sebatas paha bawahnya saja. Kulit kaki nya jadi plong-plongan tidak tertutup apapun kecuali sepatu dan kaos kaki nya yang tak begitu panjang.

Ia jadi heran kenapa desain celana SMP nya pendek tidak seperti celana SMA milik Sagi yang ukurannya panjang.

Libra sedikit mengangkat kaca helm borgo yang ia pakai, mencondongkan badannya ke depan hingga bersentuhan dengan punggung kakaknya, lalu ia meletakkan kepalanya di pundak Sagita.

"Mas kakiku dinginn." Adu Libra.

"Tahan aja dulu." Balas Sagita sedikit berteriak agar Libra mendengarnya.

"Gak kuat mas bisa beku ini betis aku."

Mendengar itu Sagi jadi kasihan, karena ia juga merasakan hawa dingin yang menusuk di pagi hari ini.

Sagi lalu berinisiatif meletakkan tangan kirinya di betis kiri Libra. Mengusapnya, keatas dan kebawah.

"Kamu usap usap aja pake tangan kamu kalo kedinginan banget." Menurut, Libra pun mengusapi betis kanannya sendiri.

"Ssh udah ah, mas Sagi pegang stang aja yang bener, nanti jatuh!" Libra mencoba menyingkirkan sapuan tangan Sagita yang perlahan naik ke pahanya.

Ya yang bener aja, masa Sagi mau mengendarai motor dengan satu tangan terus-terusan, kalau mau ngerem gimana?

Dengan terpaksa Sagi menurutinya, ia meletakkan kembali tangan kirinya di stang.




Dan tak terasa sudah 35 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di depan gerbang besar yang bertuliskan;

'SMP & SMA BASUDARA'

Tapi naasnya seperti yang Sagi perkirakan jika gerbang itu pasti sudah di tutup.

Sagi dan Libra terlambat 15 menit wajar jika gerbangnya telah ditutup rapat. Tapi mau bagaimana lagi mereka sudah sampai sini, akhirnya Sagi dan Libra memutuskan turun dari motor ingin bernegosiasi dengan satpam yang menjaga gerbang itu.

"Pak bukain dong gerbangnya, tadi mas saya gak sengaja nabrak kucing jadi harus nguburin dulu, kalo nggak di kubur bisa kena apes pak, ayolah pak bukain yaa please." Libra mencari alasan agar pak satpam mau membukakan gerbangnya. Tapi...

"Bukakan pak gerbangnya." Interupsi seseorang dari dalam sana lebih cepat dari jawaban pak satpam.

"Siap bu." Balas pak satpam pada orang itu, lalu langsung membuka pintu gerbang cukup lebar agar motor Sagi dapat masuk.

"Karena ini hari pertama sekolah ibu beri kompensasi, tapi besok-besok jangan harap kalian bisa lolos buat putari lapangan kalau sampai terlambat lagi." Ucap orang itu yang tak lain adalah Bunda Lia.

Membuat Sagi dan Libra terlihat bernafas lega.

"Siap bun eh buk." Tutur Libra dengan senyum manisnya.

.

Setelah bantuan dari bunda Lia datang bukan berarti masalah selesai. Karena sekarang Sagita dan Libra harus menjadi pusat perhatian oleh banyak orang.

Kenapa bisa?

Itu terjadi karena upacara sedang di langsungkan di lapangan yang letaknya di tengah jalan arteri, dimana saat ada seseorang yang terlambat pasti bisa di lihat oleh orang orang yang ada di lapangan. Mungkin sengaja lapangan itu di buat di tengah-tengah agar mereka-mereka yang terlambat upacara merasa malu dan enggan mengulanginya lagi.

Libra hanya bisa menoleh menyembunyikan wajahnya di belakang punggung lebar Sagita agar tidak ada yang mengenalinya. Tapi sialannya kakaknya itu justru membunyikan klakson motornya dengan santai saat menyapa teman yang tadi melambai kearahnya! Membuat semua orang semakin memusatkan atensi pada pergerakan motor mereka!

"Mas Sagi anjing!" Batin Libra.



Sampai di sini mereka belum bisa tenang, justru keadaan semakin memburuk, apalagi setelah upacara selesai Libra dan juga Sagita yang berada di kelas masing-masing langsung di serbu pertanyaan oleh banyak orang.

Teman Libra;

*Teman Sagi;

"Itu motornya kak Sagi kan?! Kok kalian bisa boncengan?!"

*"Lo boncengin bocah SMP ngapain?! Mana cowok lagi!!"

"Lo siapanya kak Sagi anying?!"

*"Dia siapa cok, gebetan baru lo ya bangsat?!"

"Lo pelet pake apaan bisa duduk di jok belakang motor kak Sagi yang udah lama keramat?!"

*"Sejak kapan lo mau boncengin orang? Udah move on lo dari si tutt?!"

Di waktu yang sama namun dalam tempat yang berbeda Sagi dan Libra memijat kepala merasa pening, memejamkan mata lelah sambil menggertakkan gigi sebelum mereka menjawab.

"Dia kakak aku!"

*"Dia adek tiri gue!"

"WHAT?!"

*"HAAHH?!"

"Kok lo gak pernah bilang?!!"

*"Kok kite gak tau sih anjing?!"

"Kok...!"

*"Kokk...!!"

KOCHELLA !!!

Sagita dan Libra sama-sama memilih keluar dari kelas dari pada mendengar pertanyaan orang-orang kepo itu.

Hah, capek juga ya jadi orang famous.

.__________.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seorang Sagita belum move on!? Sama siapa yaa?

jangan lupa vote dan komen yaa sayanggg😘

luCigaratte–

Komen
Click Vote

My Libra [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang